British International Investment Percepat Transisi Energi di Asia Tenggara

Jumat, 26 Mei 2023 19:34 WIB

INFO NASIONAL – Lembaga pembiayaan pembangunan Inggris, British International Investment (BII), mengumumkan komitmen senilai $15 juta (lebih dari Rp 200 miliar) di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Dana tersebut disediakan untuk modal investasi yang diperlukan guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang bersih dan berkelanjutan serta transisi energi hijau. Komitmen ini merupakan langkah besar terhadap dukungan Pemerintah Inggris pada Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia yang diluncurkan tahun lalu pada KTT G20 di Bali.

“Di sela KTT Pemimpin G20 di Bali tahun lalu, Perdana Menteri Rishi Sunak bergabung dengan para pemimpin dunia lainnya meluncurkan Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia. Kemitraan yang dipimpin oleh negara-negara ini tidak hanya akan membantu Indonesia mempercepat transisi energi yang adil, meninggalkan bahan bakar fosil dan menuju sumber energi terbarukan, tetapi juga akan membantu mendukung pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan baru yang terampil, pengurangan polusi, dan masa depan yang tangguh dan sejahtera bagi masyarakat Indonesia,” kata Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins.

“Saya senang melihat penawaran British International Investment yang diperluas ke kawasan Asia Tenggara karena investasi ini juga akan mendukung Indonesia dalam mempercepat transisi energinya untuk meninggalkan batu bara sebagai bagian dari komitmen negara ini terhadap target emisi nol bersih pada 2060. Inggris tetap berkomitmen untuk bermitra dengan Indonesia dalam mewujudkan janji-janji tersebut,” tambah dia.

Investasi pertama BII di kawasan ini diharapkan dapat menarik lebih banyak modal untuk mendukung Indonesia mencapai emisi nol bersih (net zero emissions) pada 2060. Komitmen ini akan dilaksanakan melalui SUSI Asia Energy Transition Fund (SAETF), pendanaan infrastruktur transisi energi yang berfokus pada Asia Tenggara yang dikelola oleh perusahaan yang berlokasi di Swiss, SUSI Partners, dengan rekam jejak yang dapat dibuktikan dalam investasi skala global di seluruh spektrum infrastruktur transisi energi.

Di Indonesia, perusahaan tersebut telah berinvestasi dalam pengembangan proyek listrik tenaga mini-hidro yang memanfaatkan aliran sungai dan proyek tenaga angin melalui usaha patungan antara SAETF dan pengembang regional, Pacific Impact. Hal ini menegaskan kembali pendekatan baru untuk berinvestasi dalam pendanaan iklim di Indonesia sebagai salah satu prioritas BII di Asia Tenggara.

Advertising
Advertising

“Kami telah berinvestasi di seluruh Asia selama lebih dari 30 tahun. SAETF adalah titik balik kembalinya BII ke Asia Tenggara dan komitmen yang jelas tentang ambisi kami untuk mendukung pendanaan iklim dan inovasi untuk menghadapi tantangan dari krisis iklim. Kami memuji ambisi iklim kawasan ini dan berharap dapat berkolaborasi dengan tim lokal SUSI untuk mengembangkan lebih jauh proyek berkelanjutan yang terukur dan menghasilkan keuntungan,” ujar Srini Nagarajan, Managing Director dan Head of Asia di BII.

Investasi tersebut menandai dimulainya realisasi ambisi BII untuk menginvestasikan dana pembiayaan iklim hingga £500 juta di kawasan Indo-Pasifik. Selanjutnya, dengan komitmen ini, BII menggandeng lembaga pembiayaan pembangunan lainnya, termasuk AIIB, FMO, Swedfund, Norfund, dan OeEB, serta investor swasta dalam mendukung SAETF. SAETF menargetkan investasi infrastruktur di seluruh spektrum transisi energi, termasuk proyek energi terbarukan, efisiensi energi, dan penyimpanan energi, serta berfokus pada negara-negara berkembang di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Pendanaan tersebut akan berkontribusi pada tujuan mitigasi iklim global dan Perjanjian Paris melalui solusi pembiayaan energi bersih, meningkatkan pasokan listrik yang dapat diandalkan dan terjangkau untuk bisnis dan konsumen, serta memungkinkan akses ke solusi energi bersih di area yang kurang terlayani.

Untuk mengatasi permintaan energi yang terus meningkat dan mengurangi ketergantungan pada pembangkit listrik bahan bakar fosil, Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai emisi nol bersih (net zero emissions) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Ambisi keberlanjutan di kawasan Asia Tenggara membutuhkan setidaknya $200 miliar investasi pada sektor energi di tahun 2030, dimana lebih dari tiga perempatnya perlu disalurkan ke energi bersih. Oleh karena itu, investasi BII juga ditujukan untuk menarik lebih banyak investor komersial untuk membuka peluang pendanaan iklim dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang hijau dan tangguh di kawasan ini termasuk Indonesia.

“Permintaan energi di Asia Tenggara tumbuh pesat sejalan dengan perkembangan ekonomi kawasan. Tujuan kami adalah untuk mengarahkan modal menuju pembangunan infrastruktur yang memungkinkan pertumbuhan ini terjadi secara berkelanjutan sambil membuktikan bahwa Asia Tenggara tidak hanya berdampak tetapi juga pasar yang sangat menarik bagi investor publik dan swasta,” kata Wymen Chan, Kepala Kawasan Asia di SUSI Partners. (*)

Berita terkait

Indonesia Pamer Infrastruktur Hijau Dalam World Water Forum ke-10, Proyek Apa yang Menonjol?

8 jam lalu

Indonesia Pamer Infrastruktur Hijau Dalam World Water Forum ke-10, Proyek Apa yang Menonjol?

Berbagai konsep dan realisasi infrastruktur energi hijau milik Pemerintah Indonesia bakal menampang di World Water Forum ke-10 di Bali.

Baca Selengkapnya

Bersiap Maju Pilkada, Bupati Petahana Buru Selatan Ambil Formulir ke Partai

8 jam lalu

Bersiap Maju Pilkada, Bupati Petahana Buru Selatan Ambil Formulir ke Partai

Pengambilan formulir ke PKB, Nasdem, hingga PSI.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Pastikan Komitmen Keberlanjutan melalui BMSG on Preference

13 jam lalu

Bank Mandiri Pastikan Komitmen Keberlanjutan melalui BMSG on Preference

Acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran, serta peran pegawai Mandiri untuk menerapkan ESG dalam operasional perseroan.

Baca Selengkapnya

Hasil RUPST: Telkom Bagikan Dividen 17,68 Triliun Rupiah

13 jam lalu

Hasil RUPST: Telkom Bagikan Dividen 17,68 Triliun Rupiah

Dividen sebesar Rp 178,50 per lembar saham tersebut akan diberikan pada 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Sosialisasi Empat Pilar MPR, Bamsoet Ingatkan Sisi Gelap Kemajuan Teknologi

14 jam lalu

Sosialisasi Empat Pilar MPR, Bamsoet Ingatkan Sisi Gelap Kemajuan Teknologi

Hasil survei Digital Civility Index oleh Microsoft tahun 2020, menempatkan Indonesia sebagai negara yang paling 'tidak sopan' di kawasan Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

16 jam lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.

Baca Selengkapnya

Paritrana Award BPJS Ketenagakerjaan Masuk Tahap Wawancara Nasional

16 jam lalu

Paritrana Award BPJS Ketenagakerjaan Masuk Tahap Wawancara Nasional

Paritrana Award merupakan apresiasi untuk mendorong terwujudnya universal coverage perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya

Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan

16 jam lalu

Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan

Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi akan berkunjung ke Kota Cilegon. Penggunaan aspal plastik dapat menjadi contoh implementasi pengolahan sampah.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi Kiprah Asia Cargo Network

17 jam lalu

Bamsoet Apresiasi Kiprah Asia Cargo Network

Di balik sukses ACN, terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi. Termasuk tingginya harga avtur di Indonesia.

Baca Selengkapnya

GBI Keluarga Allah Sumbang Dua Lukisan ke Lapas Salemba

1 hari lalu

GBI Keluarga Allah Sumbang Dua Lukisan ke Lapas Salemba

Lukisan Yesus dibuat oleh seniman Sony Wungkar.

Baca Selengkapnya