Ramai Komentar Cuitan Anies Baswedan Soal Argo Parahyangan
Reporter
Uji Sukma Medianti
Editor
Juli Hantoro
Selasa, 24 Januari 2023 23:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Anies Baswedan kembali melakukan safari politik bersama Partai NasDem yang mengusunya jadi calon presiden atau Capres 2024 sepanjang akhir pekan lalu. Adapun daerah yang dikunjunginya mulai dari Karawang hingga Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Pulang dari safari politik, mantan Gubernur DKI Jakarta itu memilih menggunakan kereta api Argo Parahyangan menuju Jakarta. Lewat akun media sosialnya, Anies memajang foto dirinya tengah berada di dalam gerbong kereta api legendaris Jakarta-Bandung itu sambil memegang segelas kopi dan buku di kedua tangannya.
“Semoga Argo Parahyangan yang menyenangkan ini tetap bisa kita naiki di tahun-tahun yang akan datang,” tulis Anies Baswedan dalam akun twitter pribadinya, Ahad, 22 Januari 2023 lalu.
Baca juga: Kabar KA Argo Parahyangan Bakal Distop Demi Kereta Cepat, KAI: Saat Ini Masih Beroperasi
Cuitan Anies itu mengundang berbagai komentar warganet. Ada yang menyebut, cuitan Anies itu adalah cara kritik yang halus terhadap spekulasi akan ditutupnya jalur kereta Argo Parahyangan setelah kereta cepat Jakarta-Bandung beroperasi.
Alih-alih menanggapi spekulasi itu, Anies kemudian mencuit lagi soal ramainya warganet yang menanggapi cuitan dia sebelumnya.
“Ternyata banyak yang terpancing emosi dan protes lihat tweet ini. Saya mohon maaf, insya Allah saya usahakan lain kali tidak pegang buku dengan cara dilipat begitu," tulis Anies di akun Twitternya.
Anies Baswedan pun sengaja tidak menggubris mengenai harapannya tentang kereta Argo Parahyangan yang bisa terus eksis di tahun-tahun mendatang. Seolah-olah, masalah warganet adalah soal fotonya membaca buku sambil memegang segelas kopi.
Selanjutnya, ada apa dengan Argo Parahyangan?
<!--more-->
Ada Apa dengan Kereta Argo Parahyangan?
KA Argo Parahyangan sebelum dikabarkan akan dihentikan operasinya apabila KA cepat Jakarta-Bandung mulai beroperasi. Padahal, KA Argo Parahyangan adalah kereta favorit masyarakat yang hendak bepergian dari Jakarta ke Bandung, maupun sebaliknya.
Selain jadwal keberangkatannya yang banyak, KA Argo Parahyangan juga berhenti di pusat kota Bandung. Hal ini amat disayangkan masyarakat apabila operasionalnya harus digantikan hanya dengan kereta cepat yang berhenti di Stasiun Padalarang.
Sebelumnya, diberitakan Tempo, Wakil Menteri BUMN Kartiko Wirjoatmodjo, menyebut pihaknya tengah membahas rencana penghentian operasional KA Argo Parahyangan.
Hal itu ia sampaikan usai rapat dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat tentang penyertaan modal negara atau PMN untuk Proyek Kereta Cepat pada, 23 November 2022, Kartiko menyebutkan rencana itu masih dibahas dengan operator, yakni PT KAI.
"Belum (diputuskan). Itu sedang kami kaji dengan Pak Didiek (Dirut KAI) dan Pak Menhub. Nanti kita lihat selama ini bagaimana. Tapi nanti kita tetap sebelum operasi akan kami lakukan survei lagi mengenai minat masyarakat dan kemampuan bayar," ujar pria yang akrab disapa Tiko tersebut.
Rencananya nanti saat dioperasikan, tiket Kereta Cepat Jakarta–Bandung dibanderol dengan harga Rp 350.000 untuk jarak terjauh dan Rp 150.000 untuk jarak terdekat. Untuk tiga tahun pertama, rencananya harga tiket sepur cepat itu ditetapkan Rp 250.000 terlebih dahulu.
Sedangkan harga tiket KA Argo Parahyangan untuk rute Jakarta - Bandung selama ini berkisar antara Rp 100.000 sampai dengan Rp 150.000.
Selanjutnya respons KAI
<!--more-->
Respons KAI
Vice President Public Relations PT KAI Joni Martinus mengatakan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan seluruh pemangkut kebijakan.
"Adapun jika nantinya diputuskan pemerintah seperti itu, KAI sebagai operator tentunya akan patuh terhadap kebijakan dan peraturan pemerintah," kata Joni ketika dihubungi pada Kamis, 1 Desember 2022.
Hingga saat ini perusahaan sepur milik negara itu masih tetap mengoperasikan KA Argo Parahyangan, rute Gambir-Bandung seperti biasa.
KAI juga masih berfokus mempersiapkan hadirnya layanan Kereta Api Cepat Jakarta Bandung beserta kereta feeder dari Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung. Feeder tersebut ditujukan untuk pelanggan Kereta Cepat yang ingin melanjutkan perjalanannya ke berbagai wilayah lainnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya memprediksi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan rampung pada pertengahan 2023. Hal itu pun ia sampaikan langsung di depan Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Joko Widodo alias Jokowi saat melakukan uji dinamis pada 16 November 2022 lalu.
Proyek itu molor dan mengalami pembengkakan biaya. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mencatat nilai cost overrun proyek itu mencapai US$ 1.449.603.071 atau Rp 21,4 triliun.
Isu penutupan KA Argo Parahyangan jika Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) beroperasi ramai diperbincangkan netizen. Perbincangan itu menyusul pernyataan yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Sejarah KA Argo Parahyangan
Diberitakan Tempo, KA Argo Parahyangan merupakan hasil peleburan KA Argo Gede dan KA Parahyangan yang beroperasi pertama kali pada 27 April 2010. KA Parahyangan tercatat telah beroperasi sejak 31 Juli 1971.
Karena tergolong sebagai rangkaian kereta tua, masyarakat jauh lebih mengenal dan akrab dengan KA Parahyangan daripada KA Argo Parahyangan.
Merespons kekecewaan tersebut, PT KAI (persero) memutuskan untuk menyambung rangkaian KA Argo Gede dan Parahyangan menjadi KA Argo Parahyangan.
Fasilitas KA Argo Parahyangan
KA Argo Parahyangan beroperasi setiap hari dengan jumlah perjalanan sebanyak 9 kali pulang dan pergi. Dengan rute sepanjang 166 kilometer, KA Argo Parahyangan diperkirakan membutuhkan waktu tempuh antara 3 jam hingga 3 jam 15 menit.
KA Argo Parahyangan menyediakan kelas ekonomi dan eksekutif bagi penggunanya. Selain itu, kedua kelas ini juga telah dilengkapi dengan pendingin udara atau AC. Yang membedakan kedua kelas ini adalah susunan atau posisi tempat duduknya.
Untuk gerbong kelas ekonomi, penumpang akan mendapatkan kursi yang saling berhadapan. Artinya, dalam satu area, penumpang setidaknya akan bertemu dengan empat orang dengan posisi lutut saling bertautan. Alhasil, saat kereta berjalan, ada penumpang yang merasakan perjalanan dengan posisi maju dan ada pula yang terasa berjalan mundur.
Sementara itu, pada kelas eksekutif, semua penumpang akan menghadap ke depan dan tidak saling berhadapan. Selain itu, kursi pada gerbong eksekutif KA Argo Parahyangan dapat diatur agar sesuai saat digunakan untuk tidur atau merebahkan badan.
AHMAD HANIF | RIANI SANUSI PUTRI