Indonesia Masih Bergantung Impor Kedelai Dari Amerika, Ini Penyebabnya

Kamis, 12 Januari 2023 11:07 WIB

Seorang pekerja mengeringkan kacang kedelai impor di Rumah Tempe Indonesia, Cilendek, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat 25 Februari 2022. Rumah Tempe Indonesia setiap harinya menghabiskan sebanyak 300 kilogram kacang kedelai impor yang diproduksi secara higienis serta ramah lingkungan untuk kemudian dipasarkan ke sejumlah supermarket di wilayah Jabodetabek dan diekspor ke Korea Selatan. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Kedelai merupakan salah satu bahan makanan penting di Indonesia, kebutuhan kedelai di Indonesia selalu tinggi. Namun produksi kedelai dalam negeri hanya memenuhi sekira 25 - 30 persen, sedangkan sisanya ditambal impor.

Indonesia dikenal sebagai negara konsumen terbanyak tahu dan tempe, namun tidak bisa menemuhi kebutuhan kedelai dalam negeri. Kondisi ini cukup mempengaruhi keadaan pasar domestik tahu dan tempe, jka kedelai sedang langka, para produsen kesulitan mendapat kedelai lokal, alhasil harga tahu dan tempe kerap naik.

Baca : 50 Ribu Ton Kedelai Impor Asal Amerika Serikat Datang Pekan Ini, Bapanas : Dibeli dari Swasta

Dilansir dari berbagai sumber, Indonesia sangat bergantung pada kedelai Amerika. Setiap tahunnya, Indonesia membutuhkan sebanyak 2 juta ton kedelai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Menanam kedelai di Indonesia sendiri tidak mudah, banyak kendala seperti cara menanam kedelai yang cenderung rumit dan akhirnya membuat sejumlah petani memilih menanam komoditas lain. Tak hanya itu, kedelai kurang mendapat intensif dari pemerintah, serta petani tidak tertarik untuk menanam kedelai karena harganya yang rendah.

Advertising
Advertising

Persoalan lain adalah upaya penambahan lahan baru untuk tanaman kedelai, namun pada akhirnya belum terealisasi. Harga kedelai membuat pemerintah dilema karena ketika harga tinggi petani menjadi lebih semangat untuk menanam kedelai, namun di sisi lain konsumen akan semakin terbebani sebab produk pangan dari kedelai akan menjadi semakin mahal.

Kedelai merupakan suatu tanaman polong - polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan seperti kecap, tahu dan tempe. Diantara komoditas kacang - kacangan lainnya, kedelai adalah salah sau komoditas yang memiliki sumber protein nabati.

Mengutip dari jurnal ekonomi dan keuangan, kedelai merupakan salah satu kebutuhan konsumsi rumah tangga sehari - hari. Digunakan sebagai bahan baku tempe dan tahu, ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap kedelai sangatlah tinggi. Sebab, dua makanan itu banyak dikonsumsi di Indonesia.

MELINDA KUSUMA NINGRUM

Baca : Harga Kedelai Masih Tinggi, Perajin Tahu dan Tempe Kurangi Produksi Hingga 50 Persen

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

4 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

5 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

5 hari lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

6 hari lalu

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyalakan listrik di sektor agrikultur wilayah Kabupaten Sragen.

Baca Selengkapnya

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

12 hari lalu

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

Tim advokasi akan menunggu pemberitahuan resmi dari MA untuk mengeluarkan dua petani Desa Pakel yang permohonan kasasinya dikabulkan.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

16 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Ungkap Warga Desa Pakel Kecewa dengan Pemda Banyuwangi, Polres, dan PT Bumisari

29 hari lalu

Komnas HAM Ungkap Warga Desa Pakel Kecewa dengan Pemda Banyuwangi, Polres, dan PT Bumisari

Komisoner Komnas HAM Anis Hidayah turun untuk meninjau lokasi dan situasi konflik lahan di Desa Pakel, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

Kasus 9 Petani Penolak Bandara IKN Digunduli Polisi, Komnas HAM Minta Diselesaikan Secara Restorative Justice

30 hari lalu

Kasus 9 Petani Penolak Bandara IKN Digunduli Polisi, Komnas HAM Minta Diselesaikan Secara Restorative Justice

Komnas HAM menemui Polda Kaltim untuk membahas kasus 9 petani yang ditangkap dan digunduli karena menolak pembangunan bandara di IKN.

Baca Selengkapnya

Husni Tanggapi Masalah Pendistribusian Pupuk

34 hari lalu

Husni Tanggapi Masalah Pendistribusian Pupuk

Anggota Komisi VI DPR RI, M. Husni, merasa miris akan permasalahan pupuk subsidi, terutama persoalan pendistribusian yang berulang setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Penyesuaian HPP Gabah Bisa Rampung Sebelum Akhir Pekan

34 hari lalu

Jokowi Sebut Penyesuaian HPP Gabah Bisa Rampung Sebelum Akhir Pekan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan saat ini kenaikan Harga Pokok Penjualan (HPP) gabah petani baru dalam perencanaan dan penghitungan.

Baca Selengkapnya