Simak 10 Aksi Nyata Orang Muda untuk Pencapaian SDGs di SAC Annual Conference 2022

Minggu, 4 Desember 2022 18:46 WIB

Ruang Circular Economy dalam SDGs Annual Conference bertema Clinic dan Mini Seminar 1: Kontribusi Ekonomi Sirkular Sehari-hari dalam Pencapaian SDGs di Hotel Sultan Jakarta pada Jumta, 2 Desember 2022. (dari kiri) Fauzal Rizki pendiri dan CEO Sampangan.Id, Rafa Jafar pendiri EWasteRJ, dan Muhammad Naufal pendiri dan CEO Carbon Addons. Dok. Youtube SDGs Indonesia

JAKARTA - SDGs Annual Conference 2022 menjadi ruang apresiasi sekaligus pembelajaran bagi siapa saja yang ingin tahu lebih jauh tentang Sustainable Development Goals atau SDGs. Di hari kedua SDGs Annual Conference 2022, ada sepuluh orang muda yang menjadi narasumber dan menyampaikan apa saja aksi nyata mereka dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui 17 pilar yang ada.

Dalam tiga ruang SDGs Annual Conference 2022, yakni Ruang Circular Economy, Ruang Youth Action, dan Ruang Inklusi, mereka berbagi gagasan dan cerita menarik tentang bagaimana memulai, mampu menjalani tapak demi tapak, hingga menjadi sebuah pencapaian yang besar saat ini. Ada pula pengumuman Duta Kampus SDGs yang terdiri atas lima kategori untuk menginspirasi mahasiswa dan mahasiswi di perguruan tinggi agar terlecut turut serta dalam aksi pembangunan berkelanjutan.

Berikut kisah inspiratif dari orang muda dalam aksi nyata pencapaian SDGs dalam acara SDGs Annual Conference 2022:

1. Rafa Jafar pendiri EWasteRJ
Dalam Ruang Circular Economy, ada pendiri EWasteRJ Rafa Jafar. Dia menceritakan awal mula tertarik pada upaya mengumpulkan sampah elektronik dari bagaimana kebiasaan diri dan keluarganya dalam menggunakan perangkat elektronik. Ketika barang elektronik itu rusak, maka akan lebih mudah dan murah membeli baru ketimbang memperbaiki yang lama.

"Bayangkan, berapa banyak orang yang melakukannya dan ini adalah gaya hidup kita sekarang," kata Rafa Jafar di Hotel Sultan Jakarta, Jumat, 2 Desember 2022. "Beli, rusak, buang. Begitu siklusnya."

Advertising
Advertising

Rafa Jafar menjelaskan, ada perbedaan mencolok antara sampah elektronik dengan sampah biasa. "Ewaste tergolong B3 atau bahan berbahaya dan beracun," katanya. Contoh, beberapa bagian telepon selular yang beracun, antara lain casing dari bahan magnesium dan karbon yang dapat memicu gangguan pernapasan. Baterai lithium cobalt oxide dan karbon yang mencemari lingkungan, serta bagian layar yang terbuat dari aluminium oksida, silikon, dan timah yang dapat memicu iritasi kulit dan gangguan pernapasan.

Kendati sudah tahu kalau barang elektronik terbuat dari bahan berbahaya, belum banyak yang tahu bagaimana cara membungnya. "Kita berlebihan dalam mengkonsumsi barang elektronik tanpa tahu mau dibuang ke mana setelah tidak terpakai," ujarnya. "Ada yang menyimpannya di gudang, membuang ke tempat sampah, atau diberikan kepada pemulung. Apapun asalkan sampah itu tidak ada di rumah."

Pada usia 11 tahun, Rafa Jafar menulis sebuah buku berjudul "Sampah Elektronik". Berangkat dari situ, muncul gerakan, komunitas, kemudian menjadi yayasan. "Pertumbuhannya begitu pesat dan kuat, fokus dalam bidang sampah elektronik," katanya. Hingga kini, EWasteRJ telah mengumpulkan lebih dari 10 ton sampah elektronik yang dikirimkan ke perusahaan bersertifikat mendaur ulang limbah elektronik.

2. Fauzal Rizki pendiri dan CEO Sampangan.Id
Ada lagi kisah inspiratif dari Fauzal Rizki, pendiri dan pemimpin Sampangan.Id. Perusahaan ini mengolah limbah menjadi bernilai melalui ekonomi sirkular. "Kami mengubah semua jenis sampah tanpa perlu dipilah untuk menjadi sumber material-material baru," katanya. Dari 70 juta ton sampah setiap tahun, menurut dia, hanya 30 persen saja yang ditampung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sisanya, 70 persen bisa jadi didaur ulang atau berada di mana saja dan mencemari lingkungan.

Fauzal yang membangun Sampangan.Id pada 2019 ini menyampaikan beberapa unsur yang masih lemah dalam pengelolaan sampah di Indonesia. Pertama, tidak ada infrastruktur yang mendukung, mulai dari pengumpulan, pemilihan sampah, hingga daur ulang. Kedua, belum ada model bisnis yang pas untuk memproses sampah. Ketiga, belum terbangun kolaborasi yang kuat di antara para pemangku kepentingan dan pihak yang berkontribusi dalam menangani sampah.

Sampangan.Id memulai aksi nyata berkelanjutan melalui teknologi. "Kami memiliki teknolologi bernama carbon technology circular systems pada The Magic Box yang menggunakan radiasi panas, bukan pembakaran," katanya. Dengan teknologi tersebut, sampah organik akan menjadi karbon aktif, sampah plastik akan menjadi crude oil, besi tetap besi, dan kaca tetap kaca, dan yang terpenting, menurut Fauzal, rendah emisi. Material yang keluar dari sampah tadi berupa karbon aktif, asap cair, dan produk lain yang digunakan di banyak industri.

Ada tiga model bisnis yang diterapkan oleh Sampangan.Id. Yakni, menjual produk hasil pemrosesan sampah, menyediakan jasa waste processing management, serta kredit karbon dan plastik. Terdapat 18 magic box yang telah beroperasi di tujuh provinsi di Indonesia. Pada Januari 2023, menurut Fauzal Rizki, teknologi Sampangan.Id akan diterapkan di Brazil dan ada pula yang dikirim ke Abu Dhabi.

3. Muhammad Naufal pendiri dan CEO Carbon Addons
Lain lagi cerita dari Muhammad Naufal dalam aksi nyata pencapaian SDGs. Pendiri yang juga CEO Carbon Addons ini mendukung pengurangan emisi karbon dari kegiatan belanja online. Naufal mengatakan, sebanyak 77 persen dari total transaksi online merupakan produk dengan rantai pasok yang panjang. Misalkan produk fashion dan aksesorinya, produk kesehatan dan kecantikan, serta gadget dan aksesorinya.

Dalam proses rantai pasok logistik yang panjang ini, Naufal menjelaskan, tentu menggunakan energi dalam proses pengiriman barang dan ada timbulan sampah dari kemasan paketnya. Total sampah yang dihasilkan dari belanja online mencapai 49,15 juta kilogram dan 3,12 miliar kilogram CO2e (ekuivalen karbon dioksida) yang tersebar di atmosfer. Lantas bagaimana cara menurunkan emisi karbon dan mengurangi sampah belanja online?

Pertama, menurut Naufal, meminimalisir penggunaan kemasan plastik dalam membungkus paket. Kedua, membali barang dalam kemasan besar dan satukan daftar belanjaan dalam satu pembelian. Ketiga, pakai kembali kemasan plastik setelah dibersihkan. Keempat, pilah sampah plastik untuk didaur ulang. Kelima, pilih jasa pengiriman yang lebih ramah lingkungan. Keenam, kurangi apa yang bisa, offset apa yang tidak bisa.

Istilah offset di sini, kata Naufal, merupakan konsep karbon offsetting, yakni upaya mendanai program-program yang mampu menurunkan emisi karbon. "Offsetting ini adalah solusi akhir. Kalau sudah mentok dan tidak bisa lagi mengurangi sampah dan emisi dari aktivitas belanja online, baru manfaatkan offsetting," ucapnya. Apabila menggunakan aplikasi Carbon Addons, maka pengguna akan mengetahui berapa banyak emisi yang dihasilkan dari belanja daring. Di situ juga tertera program pendanaan untuk menurunkan emisi karbon.

4. Rafael Nicholas Angouw pendiri Reeformer
Dalam ruang Youth Action, ada Rafael Nicholas Angouw pendiri Reeformer, organisasi yang bergerak di bidang konservasi laut. Rafael Nicholas Angouw yang kini berusia 16 tahun, menceritakan bagaimana ekosistem laut menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. "Terumbu karang itu menyerap CO2 di bumi dan produsen oksigen terbesar," kata Rafael. Itu sebabnya, menurut dia, penting untuk melestarikan ekosistem laut sekaligus membantu mereka yang menggantungkan kehidupannya di bidang kelautan, seperti nelayan, pelaut, pelatih menyelam, dan sebagainya.

Reeformer, menurut Rafael, melakukan konservasi laut melalui transplantasi terumbu karang dan menerapkan ekopariwisata. "Saya berharap lebih banyak lagi anak muda yang tertarik mengkonservasi laut karena laut adalah masa depan kita," ujarnya. "Sumber daya laut yang berlimpah ini bisa berkelanjutan, sehingga manfaatya dirasakan oleh masyarakat pesisir dan kita semua."

5. Raden Fabian Mochamad Hasanudin, wakil dari perguruan tinggi, Duta Kampus SDGs Universitas Padjadjaran
Mahasiswa Universitas Padjadjaran Raden Fabian Mochamad Hasanudin mengatakan empat hal yang dilakukan sebagai duta kampus SDGs. Pertama, all for one and one for all. Program ini, menurut Fabian, berhubungan dengan kualitas pendidikan di mana tak seorang pun tertinggal. Kedua, we are here to hear. Program ini berhubungan dengan kesehatan mental. "Ini penting untuk dipelajari, terutama di kampus yang hampir semua mahasiswanya mengalami quarter life crisis. Bisa jadi stres karena dunia perkuliahan atau persoalan lainnya," kata dia.

Ketiga, action for pollution. Dalam program ini, Fabian mengatakan, duta kampus SDGs ingin menciptakan lingkungan kampus Universitas Padjadjaran yang aman, nyaman, tentram, dan sejuk. "Kami ingin melestarikan kawasan Jatinangor yang masih sejuk," ucapnya. Keempat, honor above humanity yang menyasar pencegahan kekerasan seksual.

Selanjutnya: Virus Cinta Lingkungan, Definisi Green Jobs, dan DUTA KAMPUS SDGs
<!--more-->
6. Ni Kadek Putri Adnyaningsih, wakil perguruan tinggi yang juga pegiat lingkungan dan pendidikan berkelanjutan
Sementara Ni Kadek Putri Adnyaningsih, pendiri Teens Go Green Indonesia adalah pegiat lingkungan dan pendidikan berkelanjutan. "Kami menyebarkan virus cinta lingkungan," katanya. Beberapa upaya yang dilakukan melalui sekolah bijak plastik, kampanye, edukasi lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat.

Salah satu aksi Teens Go Green Indonesia adalah "Styrofoam? No, Thanks!". Ini merupakan kampanye untuk mengurangi pemakaian wadah styrofoam, terutama sebagai wadah makanan yang berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan. Menutip data Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebanyak 59 persen sampah yang mencemari Teluk Jakarta adalah sampah plastik yang didominasi styrofoam.

7. Tirza Listiarani, Direktur Program 2030 Youth Force Indonesia
Direktur Program 2030 Youth Force Indonesia Tirza Listiarani mengatakan, organisasinya berfokus pada menghentikan perkawinan anak, terutama di tiga wilayah, yakni Lombok, Nusa Tenggara Barat; Jember, Jawa Timur; dan Garut, Jawa Barat. "Kami berupaya sekuat tenaga menyetop perkawinan anak dan kekerasan terhadap perempuan," katanya.

Tiza yang biasa disapa Sasa ini menceritakan bagaimana perempuan di berbagai daerah masih mengalami kawin paksa. Di usia muda, saat para perempuan itu seharusnya masih mengenyam pendidikan dan ingin mengembangkan potensinya, ternyata harus dijodohkan, membina rumah tangga, dan menjalankan fungsi reproduksi. "Saat mereka masih mengenali tubuhnya, mereka juga harus mengambil tanggung jawab sebagai seorang ibu," ucapnya.

Tirza Listiarani melanjutkan, target SDGs begitu banyak dan sulit tercapai apabila dilakukan secara parsial atau dari satu kelompok saja. "Maka kita semua harus terlibat, termasuk aku," katanya. "Berangkat dari pertanyaan, apakah mungkin mewujudkan pencapaian SDGs yang begitu tinggi? Itulah yang menginspirasi aku untuk ambil bagian dalam SDGs."

Ruang Inklusi dalam SDGs Annual Conference bertema Clinic dan Mini Seminar 3: Menyiapkan Orang Muda untuk Transisi Ekonomi yang Inklusif Menuju Ekonomi Hijau di Hotel Sultan Jakarta pada Jumta, 2 Desember 2022. (dari kiri) Yasmin Sekar Arum, pemenang Smarter World Innovation Challenge; Irma Chantilly , partner konstelasi accelerator Supernova Ecosystem Koalisi Ekonomi Membumi; dan Adhitya Herwin Dwiputra, pendiri Aku Petani Indonesia. Dok. Youtube SDGs Indonesia

8. Yasmin Sekar Arum, pemenang Smarter World Innovation Challenge
Yasmin menunjukkan aksi nyata dengan menyambungkan setrum ke daerah-daerah tertinggal, terpencil, dan terluar (3T). Lebih dari 8.000 desa di Indonesia belum terjangkau listrik dari PLN. Padahal riset menunjukkan, masyarakat yang memiliki akses listrik mampu meningkatkan penghasilan mereka. "Semakin mudah akses ke listrik, maka aktivitas bisa semakin tinggi dan efisien," kata Yasmin.

Hanya saja, dia melanjutkan, kalaupun suatu desa mendapatkan pasokan listrik, jangan bayangkan akses dan upaya menikmatinya begitu mudah. Pada umumnya, kendala setrum di daerah terpencil, terluar, dan tertinggal adalah keterbatasan durasi sambungan listrik yang hanya sekitar 6-12 sehari, ongkos membangun infrastruktur listrik mahal, persoalan regulasi, hingga terbatasnya akses ke lokasi atau kawasan yang akan dialiri listrik.

Itu sebabnya, Yasmin mengatakan, butuh kolaborasi antara ilmu pengetahuan, pemerintah, bisnis yang berkelanjutan, dan inovasi dalam usaha mengalirkan setrum ke desa-desa. Upaya memasok listrik saat ini lebih mengedepankan keberlanjutan dengan menerapkan teknologi berbasis surya, angin, air, dan sebagainya yang lebih ramah lingkungan.

Soal modal dalam membangun infrastruktur kelistrikan tadi, Yasmin mengatakan, proyeknya menggandeng pihak ketiga, yakni perbankan. Menurut dia, biaya merupakan persoalan yang kerap mengganjal upaya penyaluran listrik ke desa-desa di daerah terpencil. Setelah listrik terpasang, masyarakat mencicil ongkos produksi listrik tadi sebesar Rp 10 ribu per orang.

9. Adhitya Herwin Dwiputra, pendiri Aku Petani Indonesia
Adhitya Herwin Dwiputra adalah sarjana pertanian dari Universitas Gadjah Mada. Selama tujuh tahun, dia membangun gerakan Aku Petani Indonesia yang menyasar generasi muda gaar menjadi petani millenial, penjaga ketahanan pangan dengan pertanian berkelanjutan. "Perlu strategi untuk membranding pertanian secara positif dan mengajak anak-anak muda untuk turun dan berkontribusi," kata Adhitya.

Pada mulanya, Adhitya merumuskan bagaimana mengenalkan pertanian kepada siswa SD, SMP, SLTA, hingga perguruan tinggi. "Kami mencari bentuk kurikulum yang terbaik seperti apa," ucapnya. Untuk pelajar SD dan SMP, pengenalan materi pertanian cukup dengan contoh yang sederhana. Sementara untuk pelajar SMA dan mahasiswa, kurikulumnya lebih mengedepankan teknik, teknologi, dan manfaat. "Sekarang Aku Petani Indonesia academy sudah memiliki kurikulum yang pas untuk semua lini.

10. Juan Aprilliano Chandra, pendiri dan CEO Plana
Juan mengembangkan usaha berkelanjutan di bidang manufaktur, khususnya polimer. Perusahaannya berupaya mendaur ulang plastik, menggeser penggunaan kayu dengan sekam, dan menciptakan pekerjaan layak yang lingkungan. Juan menyampaikan dilema perusahaan dalam memandang sampah. "Sampah ini sebenarnya uang, tetapi menjadi sesuatu yang dibuang, dan bisa masuk kategori biaya di perusahaan," ujarnya.

Berasal dari keluarga yang turun-temurun bergelut di dunia manufaktur, Juan memilih memandang sampah sebagai uang, tidak dibuang, melainkan diolah menjadi sesuatu yang dapat digunakan ulang, sehingga menghasilkan pendapatan. "Saya melihat usaha keberlanjutan ini dari sisi ketahanan ekonomi dulu, baru lingkungan, kemudian masyarakat," ujarnya. "Sebab, kalau kaki ekonominya tidak kuat, maka dia akan runtuh."

Itu sebabnya, Juan menjelaskan, jangan sampai ada yang salah paham dengan istilah green jobs. Green jobs bukanlah jenis pekerjaan, spesifikasi profesi, atau satu bidang yang khusus di sektor lingkungan. "Green jobs itu softskill yang memahami apa itu pembangunan berkelanjutan," kata Juan.

Contoh, menurut dia, Tesla adalah sebuah perusahaan yang menerapkan green job karena menerapkan keberlanjutan usaha melalui energi terbarukan, meski bisnis intinya adalah industri otomotif. "Jadi, usaha apapun bisa dianggap sustainable ketika menerapkan sisi keberlanjutan, seperti diterjemahkan dalam target-target SDGs," ujarnya. Artinya, green jobs itu ada di mana-mana dan tidak bisa dimaknai dalam lingkup yang sempit.

DUTA KAMPUS SDGs

Pada hari kedua SAC Annual Conference 2022, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional juga memberikan penghargaan Duta Kampus SDGs sebagai apresiasi kepada orang muda, khususnya mahasiswa dan mahasiswi dalam mensosialisasikan SDGs di lingkungan sekitar dan perguruan tinggi. Mereka juga terlibat aktif dalam aksi nyata pelaksanaan pencapaian SDGs melalui program-program yang inovatif dan kreatif.

Berikut daftar pemenang Duta Kampus SDGs yang terbagi dalam lima kategori.

1. Kategori Inspirasi
• Universitas Padjadjaran

2. Kategori Implementasi
• Universitas Hasanuddin
• Politeknik Pelayaran Banten
• Universitas Jember

3. Kategori Sosialisasi
• Institut Teknologi Bandung (ITB)
• Universitas Trisakti
• Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS)

4. Kategori Inovasi
• Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
• Universitas Gadjah Mada
• Universitas Bengkulu

5. Kategori Apresiasi
• Universitas Gorontalo
• Universitas Andalas
• Universitas Mataram
• Universitas Islam Riau
• Universitas Indonesia
• Universitas Diponegoro
• Universitas Bandar Lampung
• Universitas Airlangga

(*)

Berita terkait

Menlu Retno Sampaikan Tiga Solusi untuk Atasi Kelambatan SDGs di Asia Pasifik

12 hari lalu

Menlu Retno Sampaikan Tiga Solusi untuk Atasi Kelambatan SDGs di Asia Pasifik

Menlu Retno menyampaikan tiga langkah yang diperlukan Asia-Pasifik dalam mendorong inovasi digital.

Baca Selengkapnya

Cerita Sandiaga di Hari Lebaran 2024, dari Salat Id, Temui Orang Tua hingga Hadir di Istana

23 hari lalu

Cerita Sandiaga di Hari Lebaran 2024, dari Salat Id, Temui Orang Tua hingga Hadir di Istana

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno membagikan momen lebarannya di akun Instagram pribadi @sandiuno.

Baca Selengkapnya

Polemik Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

29 hari lalu

Polemik Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

Kabar peleburan KPK dengan Ombudsman menimbulkan polemik. Bappenas membantah tengah membahas peleburan tersebut.

Baca Selengkapnya

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

29 hari lalu

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

tersiar kabar KPK akan dihapuskan lalu digabungkan dengan Ombudsman, bagaimana awalnya?

Baca Selengkapnya

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

32 hari lalu

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

Peneliti ICW Kurni Ramadhana mengatakan rencana KPK bubar lalu gabung Ombudsman bukan isapan jempol, sudah dibahas di Bappenas.

Baca Selengkapnya

Sebut Kepulauan Seribu Cocok Jadi Food Estate, Pj Gubernur DKI Heru Budi Bakal Lakukan Ini

40 hari lalu

Sebut Kepulauan Seribu Cocok Jadi Food Estate, Pj Gubernur DKI Heru Budi Bakal Lakukan Ini

Heru Budi menyebut Kepulauan Seribu cocok jadi food estate alias lumbung pangan di DKI Jakarta. Berikut hal yang bakal dilakukan Pj Gubernur DKI itu.

Baca Selengkapnya

Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

41 hari lalu

Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

Bappenas mengklaim penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan akan menekan penyakit diabetes, jantung dan stroke di masyarakat.

Baca Selengkapnya

Cukai Minuman Berpemanis Berlaku Tahun Ini, Bappenas: Sudah Sesuai RPJMN

41 hari lalu

Cukai Minuman Berpemanis Berlaku Tahun Ini, Bappenas: Sudah Sesuai RPJMN

Bappenas sebut penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan tahun ini sudah sesuai dengan rencana pembangunan.

Baca Selengkapnya

Pertamina dan Kementerian BUMN Tebar 1.000 Paket Sembako Murah

43 hari lalu

Pertamina dan Kementerian BUMN Tebar 1.000 Paket Sembako Murah

Pertamina memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Baca Selengkapnya

PBB Luncurkan Buku Kisah Nyata Upaya Mencapai SDGs.

43 hari lalu

PBB Luncurkan Buku Kisah Nyata Upaya Mencapai SDGs.

PBB meluncurkan "Those Not Left Behind", buku berisi 22 kisah nyata tentang upaya mencapai SDGs.

Baca Selengkapnya