Kasus Gagal Ginjal Akut Disebut Tragedi Kekuasaan

Reporter

magang_merdeka

Editor

Febriyan

Rabu, 30 November 2022 20:37 WIB

Desi Permatasari (kedua dari kanan), ibu dari pasien gagal ginjal akut yang hingga kini masih terbaring kaku di RSCM. Desi menceritakan kondisi anaknya pada Rabu, 30 November 2022.

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Pengurus Centra Initiative Al Araf, menyatakan pemerintah seharusnya dapat melihat kasus gagal ginjal akut pada anak yang telah menelan lebih dari 170 korban jiwa sebagai tragedi oleh kekuasaan. Dalam keterangannya, ia menuntut agar pemerintah dapat melakukan pemenuhan hak atas kesehatan yang diatur dalam konstitusi dan mengimbau agar tidak lari dari tanggung jawabnya untuk menyelesaikan persoalan ini.

“Saya melihat pemerintah mencoba lari dari persoalan ini ke persoalan lainnya sehingga dengan mudahnya berulang kali BPOM atau pemerintah menganggap kasus sudah selesai,” ujar Al Araf dalam konferensi pers di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu, 30 November 2022.

Al Araf menilai pernyataan Kementerian Kesehatan ihwal selesainya kasus gagal ginjal akut pada anak sebagai hal yang menyakiti hati keluarga korban. Terlebih, ia menyebutkan bahwa hingga saat ini aktivitas perawatan baik itu rawat inap maupun jalan masih dilakukan untuk pemulihan.

Pernyataan Menteri Kesehatan yang dipermasalahkan


Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya sempat menyatakan bahwa kasus gagal ginjal akut telah selesai setelah pihaknya menghentikan peredaran obat sirup yang diduga menyebabkan masalah ini.

“Kalau ginjal akut dari sisi kementerian kesehatan sebenarnya sudah selesai. Kenapa? Sejak kita berhentiin obat-obatan tersebut, itu turun drastis dan sudah tidak ada kasus baru lagi. Sudah 2 pekan,” kata Budi usai menghadiri konferensi pers di gedung Kementerian Kesehatan di Jakarta pada Jumat, 18 Oktober 2022.

DPR diminta menyelidiki BPOM hingga distributor bahan baku obat

Advertising
Advertising

Al Araf juga meminta DPR untuk menyelidiki BPOM termasuk kepalanya, Kementerian Kesehatan, hingga produsen dan distributor bahan baku obat untuk mengkaji permasalahannya. Selain itu, pemerintah pun diimbau agar menunjukkan komitmen yang bersifat kontinu agar memberikan efek jangka panjang.

“Jadi agak aneh sekali wakil rakyat kalau dia tidak mau turun terhadap persoalan yang sangat serius ini secara konsisten,” kata Al Araf.

Kementerian Kesehatan sebelumnya menyatakan gagal ginjal akut pada anak yang meningkat sejak Agustus hingga akhir Oktober lalu dipicu oleh konsumsi obat sirup yang mengandung Propilen Glikol (PG), Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol Butil Eter (EGBE) di atas ambang batas aman.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri pun telah menetapkan tiga perusahaan produsen obat sirup plus satu perusahaan pemasok bahan baku obat sebagai tersangka. Tiga produsen obat tersebut adalah PT Afi Farma, PT Yarindo Farmatama, PT Universal Pharmaceutical Industries sementara satu perusahaan pemasok bahan baku adalah CV Samudera Chemical.

Kementerian Kesehatan pun telah mendatangkan obat Fomepizole dari sejumlah negara untuk menangani pasien gagal ginjal akut. Menurut data Kemenkes hingga awal November lalu, terdapat 325 anak yang mengalami masalah tersebut dengan 178 diantaranya meninggal.

ALFITRIA NEFI PRATIWI

Berita terkait

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

2 jam lalu

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

Salah satu masalah lagi yang ada di Indonesia adalah distribusi dokter spesialis. Hampir 80 tahun Indonesia merdeka belum pernah bisa terpecahkan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

2 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

4 hari lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

5 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

8 hari lalu

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Pemilihan Budi Gunadi Sadikin itu berlangsung secara musyawarah untuk mufakat dalam rapat pleno perdana MWA ITB di Gedung Kemenristekdikti.

Baca Selengkapnya

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

10 hari lalu

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

BPOM angkat bicara soal keamanan produk es krim Magnum yang beredar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

11 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

11 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

14 hari lalu

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.

Baca Selengkapnya