Kendati Kasus Covid-19 Melonjak Lagi, PB IDI Tak Rekomendasikan Lockdown

Kamis, 3 November 2022 18:50 WIB

Warga mendapat vaksin Covid-19 Indovac dosis 1 di PT Biofarma, Bandung, Jawa Barat, 13 Oktober 2022. Saat ini PT Biofarma bisa memproduksi 20 juta dosis vaksin Indovac, untuk tahun 2023 bisa diproduksi 40 juta dosis. TEMPO/Prima mulia

TEMPO.CO, Jakarta -Kasus Covid-19 kembali meningkat belakangan ini. Meski demikian Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) merekomendasikan untuk tidak melakukan lockdown. "Tidak. Tidak ada pembicaraan saat ini dari PB IDI untuk merekomendasikan lockdown, karena ini banyak sekali dampaknya terutama dampak di luar kesehatan," kata Erlina Burhan, Ketua Satgas Covid IDI, dalam acara Update Kasus Covid dan Rekomendasi Terbaru IDI, Kamis 3 November 2022.

Erlina mengungkapkan bahwa lonjakan kasus terjadi dikarenakan protokol kesehatan yang mulai longgar dan diabaikan oleh masyarakat. Ia menyarankan agar masyarakat selalu mengikuti protokol kesehatan dan menerapkan program pemerintah yaitu perilaku hidup bersih dan sehat. "Salah satu rekomedasi kami kepada masyarakat adalah silakan beraktivitas tetapi tetapi ketatkan protokol kesehatan karena covid ini masih berlangsung dampaknya sekarang," ujar dia.

Angka kasus harian Covid 19 sebelumnya sempat mengalami penurunan dan sudah terkendali. Namun saat ini angka pasien yang terkonfirmasi Covid 19 kembali meningkat. Bahkan varian baru Covid-19 seperti XBB dan XBC ditemukan mulai tersebar di dunia."Pertama bahwa memang kita lihat di sini situasi kita agak fluktuatif, sebelumnya kita menganggap bahwa ini sudah sangat-sangat terkendali," kata Erlina.

Pada pertengahan Oktober, angka konfirmasi covid masih cukup stabil. Namun saat ini sudah terkonfirmasi dua kali lipat dari angka sebelumnya, yang menyatakan bahwa covid mengalami peningkatan yang cukup signifikan. "Dua minggu yang lalu stabil sekali angka konfirmasi covid kita sekitar 2000-an, tapi minggu lalu mulai naik ke ke 3000 dan yang kita cukup terkejut adalah bahwa dari tanggal 31 Oktober ke 1 November itu lonjakannya cukup lumayan, hampir 2 kali lipatnya," ucap Erlina.

Selain itu angka kematian juga mengalami peningkatan hampir dua kali lipat juga. Jika di pertengahan Oktober angka kematian karena covid sekitar 16-19 orang, memasuki November mengalami kenaikan."November tanggal 1 ini sudah 32, artinya tingkatan kematian 2 kali lipat lebih tinggi, ini sesuatu hal yang kita patut waspadai," tambahnya.

Peningkatan kasus orang yang terkonfirmasi Covid-19 cukup cepat, dalam kurun waktu 1 November 2022 hingga saat ini, dari 2457 orang terpapar covid menjadi 4.800 pasien. "Jangan sampai ini terus meningkat, meningkat, dan meningkat," ujar dokter Erlina.

NUGROHO CATUR PAMUNGKAS

Baca Juga: Muncul Covid-19 Omicron XBB, Sandiaga: Tetap Waspada, Berwisata di Indonesia Saja

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

3 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya