Prabowo Subianto Singgung Chemistry dengan Presiden Jokowi Usai Wacana Dipasangkan di Pilpres 2024
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Febriyan
Sabtu, 1 Oktober 2022 11:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto merespons soal wacana dirinya berpasangan dengan Presiden Jokowi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dukungan itu datang dari Sekretariat Bersama atau Sekber Prabowo-Jokowi 2024-2029.
Prabowo mengatakan dirinya akan mengikuti perkembangan yang ada dan tentunya berkoordinasi dengan Jokowi. Sebagai pemimpin, kata Prabowo, dirinya sadar bahwa dengan persatuan dan kekompakan Indonesia akan kuat dan berhasil.
"Anda tahu kan, chemistry saya sama Pak Jokowi. Jadi kami akan bicarakan terus yang terbaik untuk bangsa, yang terbaik untuk negara kami akan pikirkan," kata Prabowo saat ditemui usai mengikuti upacara Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Sabtu, 1 Oktober 2022.
Tak hanya dengan Jokowi, Prabowo pun mengklaim hubungannya dengan PDI Perjuangan, partainya Jokowi juga baik. "Saya chemistry dengan semua baik, ya kan?" ujarnya.
Prabowo tak tegas menerima dukungan agar dia berpasangan dengan Jokowi
Akan tetapi, Prabowo belum merinci apakah artinya dia mendukung adanya dorongan dari para relawan tersebut atau tidak. Termasuk, soal sikap dia atas aksi relawan menggugat Undang-Undang Pemilu ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Prabowo juga sempat terlihat mengobrol panjang dengan Presiden Jokowi yang memimpin upacara, ketika kepala negara ingin meninggalkan lokasi acara upacara. Ketua Umum Gerindra ini enggan membuka isi pembicaraannya dengan Jokowi.
"Enggak, kenapa sih mau tahu aja?" kata dia.
Sebelumnya, Sekber Prabowo-Jokowi 2024-2029 mengajukan gugatan judicial review atas Pasal 169 huruf n UU Pemilu ke Mahkamah Konstitusi pada 19 September 2022.
"Menerima dan mengabulkan permohonan pengujian Undang-Undang yang diajukan pemohon untuk seluruhnya," demikian bunyi salah satu petitum dalam berkas gugatan yang diteken Ketua Koordinator Sekber Prabowo-Jokowi 2024-2029 Ghea Giasty Italiane.
Selanjutnya, Gerinda masih mengecek soal isu duet Prabowo-Jokowi
<!--more-->
Rabu kemarin, 28 September 2022, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengatakan pihaknya masih terus mengecek kebenaran wacana menduetkan Prabowo-Jokowi dalam Pilpres 2024. Kendati demikian, munculnya nama Jokowi disebut Muzani sebagai suatu kehormatan mengingat Jokowi adalah putra terbaik bangsa.
“Tentang nama-nama, ada Jokowi, bagi kami semuanya adalah kehormatan karena itu adalah orang-orang terbaik bangsa yang reputasi jejaknya dan track recordnya sudah cukup jelas,” kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 28 September 2022.
Sekber Prabowo-Jokowi sudah terbentuk sejak April lalu
Dalam catatan Tempo, Sekber Prabowo-Jokowi sebenarnya sudah tampil di publik sejak beberapa bulan lalu. Kemunculan sekber itu mendapatkan reaksi dari partai oposisi seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menilai dukungan ini terlalu dipaksakan. PKS pun juga menilai Jokowi juga seharusnya menyatakan dengan tegas tak akan maju sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden pada Pilpres 2024.
Sebab, PKS menilai regenerasi kepemimpinan 2024 tetap berjalan demi menjaga kesehatan demokrasi Indonesia.
"Masih banyak tokoh-tokoh bangsa yang kredibel dan layak memimpin Indonesia," kata juru bicara PKS Pipin Sopian dalam keterangan tertulis, Sabtu, 23 April 2022.
Meskipun menuai banyak kritikan, sekber tetap mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan Joko Widodo sebagai calon wakil presiden di Pemilu Serentak 2024, di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, pada Ahad, 31 Juli 2022.
Isu soal Jokowi menjadi calon wakil presiden juga sempat keluar dari Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman. Ia mengatakan tak menutup kemungkinan memasangkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai Capres dan Jokowi sebagai Cawapres pada Pemilu Presiden 2024.
“Ya kalau kemungkinan ya ada saja,” ungkap Habiburokhman saat ditemui awak media di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 14 September 2022.
Dia menegaskan, secara konstitusional tak ada aturan yang melarang Jokowi maju kembali di ajang Pilpres, asal menjadi Cawapres. Meski begitu, Habiburokhman mengaku tak bisa berbicara lebih banyak terkait kemungkinan cawapres yang akan diusung Gerindra sebab kewenangannya berada di tangan Prabowo.
“Kalau secara konstitusi memungkinkan, tapi dalam konteks politik itu bukan kewenangan saya, kewenangan ada di Pak Prabowo, Ketua Umum Partai Gerindra,” kata dia.
Tanggapan Jokowi atas wacana dia menjadi cawapres
Dua hari kemudian, Jokowi balik mempertanyakan soal pihak yang pertama kali menyampaikan isu tentang dirinya bisa menjadi calon wakil presiden (Cawapres) di Pemilu 2024. Menurut Jokowi, isu itu bukan dari dirinya.
"(Isu) itu dari siapa? Kalau dari saya, saya terangkan, kalau bukan dari saya, saya ndak mau terangkan," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat, 16 September 2022
Presiden Jokowi menjelaskan, dirinya sudah pernah menjawab soal isu dirinya bakal menjabat tiga periode hingga perpanjangan masa jabatan. Kini setelah semua isu itu telah dijawab, kembali muncul isu lainnya.
"Sejak awal saya sampaikan bahwa ini yang menyiapkan bukan saya, urusan tiga periode sudah saya jawab. Begitu dijawab, muncul lagi yang namanya perpanjangan, juga saya jawab. Ini muncul lagi jadi wapres," kata Jokowi.
Prabowo Subianto sebelumnya juga sempat dikabarkan akan berpasangan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar pada Pillpres 2024. Selain itu, dia juga sempat disebut akan bersanding dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani.