7 Tahun Pendekar Hukum Adnan Buyung Nasution Berpulang, Kisah Mendirikan LBH dan YLBHI

Jumat, 23 September 2022 14:01 WIB

Adnan Buyung Nasution. TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta - Tujuh tahun yang lalu advokat senior Adnan Bahrum Nasution atau dikenal sebagai Adnan Buyung Nasution tutup usia. Pengacara kondang ini meninggal di Rumah Sakit Pondok Indah dan disemayamkan di rumahnya Poncol Lestari Nomor 7 Lebak Bulus Jakarta Selatan, pada 23 September 2015. Ia meninggal karena mengalami gagal ginjal, penyakit ini ia dapat karena sering mengonsumsi obat darah tinggi dan hemodialisis.

Buyung, adalah sapaan akrab yang diberikan teman-temannya. Adnan dilahirkan di Jakarta 20 Juli 1934. Dikutip dari lk2fhui.law.ui.ac.id, ia menempuh pendidikan di bidang teknik sipil Institut Teknologi Bandung ITB selama satu tahun, dan pindah ke UGM mengambil bidang hukum, Ekonomi, dan Sosial, tak lama setelah itu pindah lagi ke Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan di Universitas Indonesia.

Dibalik keberhasilannya ia pun memiliki masa susah di mana saat umur 12 tahun ia hidup bersama adiknya di pasar loakan Yogjakarta, ibunya berjualan es cendol. Sementara bapaknya berjuang melawan Belanda dari 1947 – 1948. Ayahnya juga merupakan pejuang reformasi sekaligus pendiri kantor berita Antara dan Harian Kedaulatan Rakyat. Disamping itu R. Rachmat Nasution, ayah Adnan merintis The Time of Indonesia.

Untuk menunjang pendidikannya ia melanjutkan sekolah dengan mengambil gelar master International Law di The University of Melbourn, Australia, dilanjutkan dengan meraih gelar doktor di Rijksuniversiteit Utrecht Belanda.

Ia memulai karirnya di bidang hukum sebagai seorang jaksa di Kejaksaan Negeri Istimewa Jakarta sejak tahun 1957 – 1961. Adnan juga memiliki peran penting dalam hukum di Indonesia. Ia menjadi pendiri Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).

Advertising
Advertising

Banyaknya prestasi dan pemikiran cerdas terkait penegakan keadilan dan Hak Asasi Manusia terbukti dengan LBH yang didirikannya. Perjuangan Adnan Buyung Nasution ini merupakan tonggak dalam melawan ketidakadilan di Indonesia.

Mendirikan LBH

Gagasan mendirikan LBH merupakan refleksi ketika Buyung menjalankan persidangan. Menurut Buyung, para terdakwa selalu pasrah menerima dakwaan. Melihat itu, Buyung beranggapan mereka butuh pembela. Namun, ide tersebut baru dapat dia realisasikan setelah dia melanjutkan belajar hukum di Universitas Melbourne.

Di kampus itu, Buyung belajar tentang pola, model, dan bentuk lembaga hukum. Setelah membekal ilmu dari Australia, Buyung kemudian membagikan idenya itu kepada Kepala Kejaksaan, Agung Soeparto. Namun menurut Agung Soeparto, ide tersebut belum waktunya direalisasikan.

Mendapatkan tanggapan itu, Buyung semakin terpacu untuk mendapatkan banyak persetujuan. Lantas dia pun mencoba mendekati banyak petinggi hukum, seperti Yap Thiam Hien, Lukman Wiryadinata, dan Ali Moertopo. Melalui Ali Moertopo inilah ide mendirikan Lembaga Bantuan Hukum sampai di telinga Presiden Soeharto.

Tak berselang lama, Buyung akhirnya mendapatkan persetujuan dan dukungan dari pemerintah. Tak hanya dari Soeharto, Buyung juga mendapat dukungan Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin. Setelah mendapat banyak dukungan, Buyung kemudian mendirikan LBH yang diidamkannya itu. Lembaga Bantuan Hukum resmi didirikan pada 28 Oktober 1970. Buyung sendiri yang menjadi ketuanya kala itu. Pada acara peresmian, Buyung juga mendapatkan bantuan berupa 10 skuter dari pemerintah.

Selama masa hidupnya, Adnan Buyung Nasution dikenal sebagai pengacara senior yang handal. Berkat pria yang selalu tampil necis dan jambul rambut perak, kini LBH banyak didirikan di Indonesia sebagai lembaga hukum independen dalam membantu kaum lemah menghadapi berbagai proses hukum.

Riwayat Pekerjaan Adnan Buyung Nasution

  • 2007-2009: Anggota Dewan Pertimbangan Presiden
  • 1981-1983: Ketua Umum YLBHI
  • 1977: Ketua DPP Peradin
  • 1970-1986: Direktur/Ketua Dewan Pengurus LBH
  • 1969-sekarang: Advokat atau Konsultan Hukum Adnan Buyung & Associates
  • 1966-1968: Anggota DPRS atau MPRS
  • 1966 : Ketua KASI (Kesatuan Gerakan Sarjana Indonesia)
  • 1957-1968: Jaksa/Kepala Humas Kejaksaan Luhur

YOLANDA AGNE I SDA

Baca: Kegigihan Adnan Buyung Nasution Mendirikan LBH, Soeharto pun Akhirnya Setuju

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

53 menit lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

1 hari lalu

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

Kenaikan UKT bagi mahasiswa angkatan 2024 di ITB memuncaki Top 3 Tekno Tempo hari ini, Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

1 hari lalu

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

ITB menaikkan UKT untuk para mahasiswa angkatan 2024. Kenaikannya berkisar 15 persen dibanding angkatan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

1 hari lalu

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB menceritakan pengalamannya meraih gelar doktor di usia 27 tahun.

Baca Selengkapnya

Cara UGM Cegah Peserta UTBK-SNBT Pakai Joki dan Lakukan Kecurangan

1 hari lalu

Cara UGM Cegah Peserta UTBK-SNBT Pakai Joki dan Lakukan Kecurangan

Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT) di Kampus UGM diikuti sebanyak 18.726 peserta.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Ikut Demo Desak Pengusutan Dugaan Kecurangan Seleksi PPPK di Langkat, Guru Honorer Dipecat

2 hari lalu

Ikut Demo Desak Pengusutan Dugaan Kecurangan Seleksi PPPK di Langkat, Guru Honorer Dipecat

Anggie Ratna Fury Putri, guru honorer SD di Langkat, dipecat Kepala Sekolah karena ikut aksi membongkar kecurangan dan dugaan korupsi seleksi PPPK.

Baca Selengkapnya

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

2 hari lalu

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

2 hari lalu

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

Mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut transparansi biaya pendidikan dan penetapan uang kuliah tunggal (UKT).

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

2 hari lalu

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

Rektor UGM Ova Emilia mengatakan, UGM telah membangun ekosistem pendidikan yang inklusif, inovatif, strategis, berdaya saing, dan sinergis.

Baca Selengkapnya