TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon mengatakan masih terlalu dini melihat survei Pemilu 2024 setelah Prabowo Subianto kalah dari Anies Baswedan dalam survei yang dilakukan Indonesia Lawyers Club (ILC).

“Menurut saya dinamikanya masih terlalu pagi, sementara waktu masih panjang,” kata Fadli Zon di gedung DPR RI, 22 September 2022.

Ia mengatakan survei saat ini terlalu banyak dengan beragam hasil, ada yang memenangkan Prabowo, menomorduakan, atau menomortigakan. Anggota Komisi I DPR RI ini mengklaim ia tidak bisa bergantung pada salah satu survei karena banyak survei yang dijadikan alat politik. Selain itu, survei pada momen ini, katanya, masih terlalu cepat.

“Biasanya keputusan last minute atau hari-hari terakhir baru kelihatan. Waktu itu saja ada capres udah siap bajunya, udah tinggal nyebrang tidak jadi. Itu kan last minute namanya,” kata Fadli Zon.

Sebelumnya, ILC membuka polling pilpres yang dilakukan akun media sosial Twitter selama dua hari, sejak Sabtu 17 September hingga Senin, 19 September 2022. Ada 3 nama capres paling populer yang disodorkan ke warganet, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Dari 56 ribu lebih warganet yang berpartisipasi dalam polling soal Pilpres 2024 tersebut, Anies Baswedan memperoleh 77,3 persen vote atau tertinggi dibanding dua nama lainnya. Sedangkan Ganjar Pranowo memperoleh 14,2 persen dan Prabowo Subianto 8,6 persen.


Baca: Pendukung Anies Baswedan Kritik Langkah Presiden Jokowi Dukung Prabowo Subianto