8 Warga Mandailing Natal Keracunan Gas Diduga dari Sumur PT SMGP
Reporter
Sahat Simatupang (Kontributor)
Editor
Juli Hantoro
Sabtu, 17 September 2022 17:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Delapan warga Desa Sibanggor Julu yang bermukim di sekitar PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) di Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara dilarikan ke rumah sakit setempat akibat menghirup gas beracun yang diduga berasal dari aktivitas logging test sumur T-11 milik PT SMGP.
Peristiwa keracunan itu menurut salah satu warga Desa Sibanggor Julu bernama Bincar Rahmad Nasution, terjadi kemarin malam sekitar pukul 19.00 WIB. Saat itu, ujar Bincar, salah satu warga sedang duduk di warung kopi usai bekerja di ladangnya. "Tiba-tiba warga tersebut mencium bau menyengat dari arah sumur bor milik PT SMGP. Jarak warung kopi dengan sumur bor tersebut sekitar 300 meter," kata Bincar kepada Tempo, Sabtu,17 September 2022.
Dengan teryuhung-huyung, kata Bincar, korban berjalan ke arah desa bermaksud mengabarkan kemungkinan sumber bau menyengat berasal dari sumur gas milik PT SMGP. "Tapi di tengah jalan warga tersebut muntah-muntah dan pingsan. Kami melaporkan peristiwa tersebut kepada manajemen PT SMGP dan membawa warga ke dua rumah sakit yakni RS Umum Daerah Penyabungan dan RS Permata Madina," ujar Bincar.
Hingga siang tadi, kata Bincar, warga Desa Sibanggor yang menjadi korban gas itu terdiri dari 2 perempuan dan 6 laki - laki yang salah satunya berusia 7 tahun. Kondisi mereka kini mulai pulih. Namun warga Sibanggor lainnya, ujar Bincar, masih trauma. "Warga masih takut ke ladang karena ladang warga tak jauh dari sumur yang kami duga mengeluarkan gas tersebut," ujar Bincar.
Sejak beroperasi di Kabupaten Mandailing Natal pada 2013, SMGP melakukan eksplorasi di kawasan hutan Mandailing Natal setelah mengantongi izin dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan luas WKP 62.900 Ha di 10 Kecamatan dan 138 Desa. Perusahaan itu diperkirakan menghasilkan listrik sebesar 240 megawatt.
Beberapa Kali Kebocoran
Catatan Tempo, beberapa kali kebocoran pipa gas dan blow out menyebabkan pekerja dan warga jadi korban. Pada April lalu sebanyak 15 warga dan satu balita warga Desa Sibanggor Julu, terpaksa dilarikan ke rumah sakit akibat keracunan diduga gas H2S dari sumur gas Wellpad T milk PT SMGP.
<!--more-->
Sebelumnya pada 6 Maret 2022, juga terjadi kebocoran sumur gas di Desa Sibanggor Julu. Sebanyak 58 orang dilarikan ke rumah sakit karena diduga keracunan gas H2S. Peristiwa yang lebih parah terjadi pada 2 Januari 2021, kebocoran gas terjadi di Desa Sibanggor Julu. Lima orang meninggal, dan puluhan warga terpaksa menjalani perawatan di rumah sakit.
Kementerian ESDM melalui Direktur Panas Bumi/Kepala Inspektur Panas Bumi bahkan pernah menghentikan sementara sebagian kegiatan PT SMGP di lapangan panas bumi Sorik Marapi pada April 2022 lalu. Penghentian meliputi kegiatan pengeboran dan uji air sumur panas bumi karena kebocoran pipa gas. Surat penghentian sementara kegiatan PT SMGP ditandatangani Direktur Panas Bumi/Kepala Inspektur Panas Bumi Harris Yahya. Namun PT SMGP kembali beroperasi.
General Manajer / Kepala Teknik Panas Bumi PT SMGP Terry Indra menjelaskan peristiwa yang terjadi kemarin malam itu. Menurut dia, PT SMGP melakukan kegiatan logging test sumur T-11. Kegiatan logging sumur T-11 dilakukan untuk mengukur tekanan dan temperatur di sumur.
"Kondisi sumur tertutup, dan tidak ada aliran fluid sama sekali yang keluar dari sumur sepanjang logging dilakukan. Kegiatan operasional tersebut sejauh ini berjalan normal, namun dihentikan setelah ada laporan warga yang mengeluh mencium bau," kata Terry kepada Tempo.
Hingga siang ini, ujar Terry, kondisi di sekitar sumur uji aman dan tidak ditemukan pekerja di lokasi sumur yang mengalami keluhan kesehatan saat pekerjaan logging. PT SMGP, kata Terry juga memastikan bahwa kondisi pengukuran dari alat pendeteksi gas (fixed gas detector) menunjukkan tidak ada gas H2S atau sulfur serta tidak ada satu pun alarm H2S yang aktif.
PT SMGP adalah perusahaan panas bumi yang 95 persen sahamnya dimiliki KS ORKA. Selain KS ORKA, 5 persen saham PT SMGP, ujar Terry Indra dimiliki PT Supraco. Dilihat dari situs www.ebtke.esdm.go.id, KS ORKA adalah perusahaan internasional yang merupakan gabungan antara PT Kaishan Compressor (HK) Co Ltd, yang memiliki saham 90 persen dan Hugar Orka (Iceland) yang memiliki saham 10 persen.
Baca juga: ESDM Hentikan Sementara Pengeboran Panas Bumi PT SMGP di Mandailing Natal
SAHAT SIMATUPANG