"Kini kami sedang melacak, ada berapa distributor yang memasok TNT dan dari distributor mana TNT yang ditemukan di Taman Mini itu," kata Kapolri Jendral Surojo Bimantoro usai mengikuti acara pembukaan Munas Persatuan Purnawirawan Polri di Istana Wapres Jakarta, Selasa (23/1).
Seperti dikutip Antara Bimantoro menjelaskan berdasarkan penelitian Puslabfor Polri bahan dasar ketiga bom yang dibawa Elissa Maria di TMII itu adalah TNT. Ketiga bom tersebut masing masing bernomor dan kini tengah dilacak oleh pihak kepolisian. Khususnya siapa distributor bom tersebut.
"Namun pelacakan ini memerlukan waktu karena bisa saja nomor itu dibuat sendiri, seperti nomor pada mesin mobil," katanya.
Sekretaris Tim Pencari Fakta Forum Indonesia Damai (FID) Munir Senin (22/1) mengusulkan agar penelitian polisi difokuskan pada bahan peledak jenis TNT yang secara khusus berada di tangan tersangka Elisa Maria Tuwahatu. Munir mengatakan bahwa pelacakan itu bisa dilakukan dengan memastikan register nomor TNT itu sehingga bisa dilacak darimana gudang dan lokasi asal bahan peledak itu. Termasuk siapa yang jadi distributor TNT tersebut hingga sampai ke tangan Elisa Maria.
Kapolri sendiri menandaskan bahwa polisi tidak begitu saja percaya kendati Elisa menyatakan bahwa ia diperintah oleh Tommy Soeharto. Pengakuan itu harus diperkuat dengan bukti dan saksi, termasuk pengakuan dia menerima cek atau penah menerima telpon dari Tommy," kata dia.
Untuk itu, menurut Kapolri, selain Elisa, pihaknya tengah memeriksa sejumlah orang yang terkait dengan masalah bom itu. Sebagai bahan peledak, TNT memang digunakan oleh kalangan militer. Tapi jumlahnya hanya 160 gram untuk tiap unitnya dan hanya digunakan militer untuk latihan dan menimbulkan efek suara ledakan. Kendati demikian, militer juga mengunakannya untuk keperluan perang dengan daya kekuatan merusak jembatan dan bangunan lainnya.
Tercatat ada 4 produsen di Indonesia yang bisa menghasilkan bahan peledak. Mereka adalah PT Pindad dan PT Dahana keduanya adalah BUMN Industri Strategis dilingkungan Pakarya Industri milik pemerintah. Tiga lainnya adalah PT Multi Nitro Kimia, PT Tridaya Esta, dan PT Armindo Prima. Selain itu ada juga pihak swasta seperti Pertamina dan perusahaan pertambangan lainnya yang bisa mendapatkan bahan peledak.
Pindad sendiri memproduksi TNT untuk TNI/Polri. Namun setiap bahan peledak yang dikeluarkan oleh perusahaan harus sepengetahuan Wasendak Mabes Polri. Termasuk izin pemakaian dan distribusinya. (WA/ant)