Antrean Karantina di Bandara, Pemerintah Didesak Perbaiki Sistem dan Mekanisme

Reporter

Friski Riana

Editor

Amirullah

Rabu, 22 Desember 2021 13:53 WIB

Suasana Bandara Soekarno-Hatta seminggu menjelang Natal, di Tangerang, Banten, Jumat, 17 Desember 2021. Pengetatan aturan perjalananan akan berlaku mulai 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Masyarakat Sipil untuk Keadilan Kesehatan Masyarakat mendesak pemerintah memperbaiki sistem dan mekanisme karantina.

“Ini diperlukan untuk melindungi warga dari ancaman penularan virus Corona dan dari dampak kerugian lainnya, seperti calo makanan maupun karantina di hotel dengan biaya jutaan rupiah,” kata relawan LaporCovid-19 Amanda Tan dalam keterangannya, Rabu, 22 Desember 2021.

Desakan tersebut merespons panjangnya antrean WNI di Bandara Soekarno-Hatta, pada Sabtu lalu. Koalisi yang terdiri dari Lokataru, LaporCovid-19, dan YLBHI ini setidaknya mencatat tiga hal dari peristiwa tersebut.

Amanda menyebutkan, penumpukan antrean menjadi bukti bahwa sistem dan mekanisme karantina masih belum efektif, dan rentan menjadi sumber penularan virus. Penumpukan juga menunjukkan ketidaksiapan pemerintah, sehingga membuat banyak warga menunggu hingga 20 jam untuk masuk Wisma Atlet yang sedang ditutup karena adanya kasus Omicron.

Menurut Amanda, lemahnya tata laksana dan sistem karantina melahirkan banyaknya calo, baik hotel karantina maupun makanan kecil. Karantina di hotel, kata dia, dipatok dengan harga tidak masuk akal mencapai Rp 19 juta per orang untuk 10 hari. “Situasi ini juga dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk melakukan aksi suap hingga meloloskan warga untuk tidak mengikuti karantina,” ujarnya.

Koalisi menyesalkan pemerintah kembali menunjukkan sifat antikritik. Warga yang mengeluhkan dan merekam kejadian penumpukan antrean karantina di bandara justru dihukum, dengan menempatkan antreannya di akhir untuk menuju lokasi karantina. Padahal, pemerintah mestinya melihat aksi tersebut sebagai dorongan memperbaiki sistem karantina.

Selain itu, Amanda menilai pemerintah justru meminta warga yang mampu untuk memilih karantina berbayar sehingga tidak terjadi penumpukan. “Kondisi ini berbanding terbalik dengan pengistimewaan pejabat pemerintah yang mendapat dispensasi waktu dan lokasi karantina,” ujar Amanda.

Koalisi pun mendesak pemerintah memastikan perlindungan warga pelaku perjalanan luar negeri dari aksi suap, calo, dan bentuk kecurangan lainnya dengan menindak sesuai aturan yang berlaku. Juga menghentikan segala bentuk represif dan antikritik terhadap warga yang menyampaikan keluhan atas buruknya tata laksana penanganan pandemi.

Berita terkait

Ratusan Kilogram Beras dan Minyak Goreng Ditemukan di Jalur Tikus Indonesia-Malaysia

23 hari lalu

Ratusan Kilogram Beras dan Minyak Goreng Ditemukan di Jalur Tikus Indonesia-Malaysia

Badan Karantina di Pos Lintas Batas Negara Entikong menemukan ratusan kilogram beras dan minyak goreng di jalur tikus perbatasan RI-Malaysia.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

59 hari lalu

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

Gagalkan Penyelundupan Satwa Liar, Karantina Bakauheni Serahkan 2.830 Burung ke BKSDA untuk Dilepasliarkan

17 Februari 2024

Gagalkan Penyelundupan Satwa Liar, Karantina Bakauheni Serahkan 2.830 Burung ke BKSDA untuk Dilepasliarkan

Petugas karantina memperoleh informasi dari masyarakat bahwa akan ada penyelundupan satwa jenis burung ke Pulau Jawa melalui Pelabuhan Bakauheni.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

19 Januari 2024

Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

Bangladesh mendeteksi sub-varian baru Covid-19, JN.1, yang disebut sebagai strain omicron "varian menarik" oleh WHO

Baca Selengkapnya

Waspadai Gejala Varian Baru Covid-19 pada Orang Tua dengan Komorbid

9 Januari 2024

Waspadai Gejala Varian Baru Covid-19 pada Orang Tua dengan Komorbid

Dokter mengatakan perlu memperhatikan gejala varian baru COVID-19 subvarian Omicron pada orang yang lebih tua meski terlihat seperti gejala flu biasa.

Baca Selengkapnya

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Dua Pasien Covid Omicron JN.1 di Batam Meninggal Dunia

26 Desember 2023

Kemenkes: Dua Pasien Covid Omicron JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan dua pasien Covid-19 terinfeksi subvarian Omicron JN.1 dan XBB.2.3.10.1 (GE.1) di Batam meninggal.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 di Malaysia dan Singapura Naik, Bagaimana dengan Indonesia?

12 Desember 2023

Kasus Covid-19 di Malaysia dan Singapura Naik, Bagaimana dengan Indonesia?

Malaysia mendeteksi 6.796 kasus baru Covid-19 pada pekan ke-48/2023, meningkat dari pekan sebelumnya yang mencapai 3.626 kasus

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 di Jakarta Meningkat Menjelang Akhir Tahun, Dinkes DKI: Mirip ISPA

9 Desember 2023

Kasus Covid-19 di Jakarta Meningkat Menjelang Akhir Tahun, Dinkes DKI: Mirip ISPA

Omicron EG.4 dan EG.5 dominan menjadi penyebab melonjaknya kasus Covid-19 di Jakarta saat ini.

Baca Selengkapnya

Kepala Badan Karantina Lepas Ekspor Asal Sumsel Rp153 Miliar, Ada Kodok Tujuan Perancis

8 Desember 2023

Kepala Badan Karantina Lepas Ekspor Asal Sumsel Rp153 Miliar, Ada Kodok Tujuan Perancis

Pelepasan ekspor hari ini turut membuka peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Baca Selengkapnya