Top Nasional: 13 Eks Pegawai KPK Tak Gabung ASN Polri dan Update Erupsi Semeru
Reporter
Tempo.co
Editor
Eko Ari Wibowo
Rabu, 8 Desember 2021 07:26 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita yang paling banyak mendapat perhatian pembaca hingga pagi ini di antaranya 13 eks pegawai KPK menyatakan tidak ikut bergabung ASN Polri. Kemudian, Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengakui telah menerima surat peringatan dini potensi semburan awan panas atau erupsi Semeru. Berikut ringkasannya:
1. Daftar 13 Pegawai KPK yang Tidak Gabung ASN Polri
Markas Besar Polri merekrut beberapa mantan pegawai KPK. Dari 57 orang yang tak lolos tes wawasan kebangsaan atau TWK, sebanyak 44 orang menyatakan bergabung. Sementara, 13 orang tidak ikut bergabung.
Salah satu yang tidak ikut adalah Ita Khoiriyah alias Tata. Mantan staf Humas KPK itu mengatakan ingin fokus mengelola bisnis kuenya dan melanjutkan sekolah.
"Saya punya rencana sendiri ke depannya yang membutuhkan energi dan fokus secara khusus," kata Tata, Senin, 6 Desember 2021.
Meski menolak, Tata mengatakan tawaran dari Polri itu menunjukkan bahwa Tes Wawasan Kebangsaan yang membuat dirinya dan kawan-kawannya tersingkir cuma akal-akalan. "Dan semakin memperjelas bahwa TWK KPK kemarin bermasalah," kata dia. Selain Tata, ada 13 pegawai lainnya yang memilih tidak bergabung. Berikut daftarnya.
Lakso Anindito
Rasamala Aritonang
Benydictus Siumlala Martin Sumarno
Tri Artining Putri
Rieswin Rachwell
Ita Khoiriah
Christie Afriani
Damas Widyatmoko
Wisnu Raditya Ferdian
Rahmat Reza Masri
Arien Winiasih
Agtaria
Nanang Priyono (Almarhum)
Sementara itu, mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan resmi menerima tawaran menjadi Aparatur Sipil Negara di Polri. Novel mengungkapkan kesediaannya itu setelah mengikuti sosialisasi Peraturan Kepolisian RI Nomor 15 Tahun 2021 tentang pengangkat 57 eks pegawai KPK menjadi ASN Polri.
Novel mengungkap pertimbangannya memutuskan bergabung menjadi ASN Polri. Dia mengatakan Kapolri Jenderal Listyo Sigit telah mengatakan bahwa eks pegawai KPK akan ditempatkan di satuan tugas khusus pencegahan korupsi. Dia merasa lewat satgas itu dirinya bisa tetap berkontribusi dalam memberantas korupsi.
2. Bupati Lumajang Sebut Telah Terima Peringatan Dini Erupsi Semeru
Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengakui telah menerima surat peringatan dini potensi semburan awan panas atau erupsi Semeru. Surat peringatan berasal dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
"PVMBG sering memberikan surat peringatan di setiap ada kejadian yang dimungkinkan adanya guguran awan panas. Tentu, setiap ada peringatan segera di tindak lanjut ke masyarakat sekitar sungai aliran lahar Semeru," kata Thoriqul, Selasa, 7 Desember 2021. Pusat Vulkanologi telah memberikan peringatan dini keberadaan awan panas pada 1 dan 2 Desember 2021.
Setiap ada peringatan dini, kata dia, masyarakat selalu merespons dengan tetap beraktivitas seperti sehari-hari di lereng Gunung Semeru. Saat terjadi turunnya guguran awan panas kemarin, menurut dia, masyarakat telah mengikuti tata cara penyelamatan dengan jalur evakuasi yang telah dipahami.
Saat terjadinya guguran awan panas pada Sabtu kemarin, kata dia, pemerintah sudah memberikan peringatan sejak aliran lahar dari atas di Kecamatan Pronojiwo. Di kawasan Pronojiwo, kata dia, proses evakuasi masyarakat lebih cepat dilakukan.
Sementara di Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro di Kampung Renteng lebih lambat dilakukan. Sebab jarak untuk jalur evakuasi dan kecepatan aliran lahar yang meluber ke persawahan dan pemukiman tidak dapat di jangkau oleh sebagian masyarakat. "Terutama yang bekerja sebagai pekerja tambang pasir," ujar Thoriqul.
Tahun lalu, kata dia, kejadian yang sama juga pernah terjadi. Namun turunnya awan panas masih di jalur sungai Semeru yang aman. Beberapa tumpukan pasir akibat guguran awan panas sejak tahun lalu yang belum terurai menjadikan sungai itu semakin penuh. "Sehingga tidak dapat menampung tambahan guguran awan panas yang volumenya jauh lebih besar seperti kemarin," tutur Bupati Lumajang.
Awan panas yang menyembur kemarin, kata dia, telah menyebabkan korban jiwa. Kebanyakan yang menjadi berasal dari para penambang pasir dan warga yang masih di persawahan. "Karena mereka tetap beraktivitas sebagaimana keseharian mereka," kata dia.
Warga sekitar Gunung Semeru yang selamat merupakan mereka yang mengikuti proses evakuasi dari jalur yang telah ada petunjuk dan arah titik kumpul yang sudah ada. "Bila melihat lokasi di area sekitar lereng Semeru dan sekitar aliran lahar Semeru akan ditemukan tulisan di tepian jalan yang menunjukkan arah evakuasi," ujar Thoriqul.
Pada Sabtu kemarin, lanjut dia, Gunung Semeru tidak meletus melainkan mengeluarkan awan panas guguran. Namun dari gunung itu memang keluar lava pijar. Bahkan lava pijar sering terlihat hampir setiap hari bagi masyarakat di sekitar lereng Gunung Semeru di sisi Pronojiwo, Candipuro, dan Pasirian.
Kawasan yang terkena guguran awan panas ini adalah rata-rata kawasan di tepian sungai aliran lahar Semeru yang bersebelahan dengan persawahan. Gunung Semeru memiliki jalur sungai aliran lahar yang permanen hingga ke laut selatan. Di kawasan aliran sungai lahar Semeru itu juga menjadi area pertambangan pasir.
"Sisi positif dari adanya pertambangan pasir adalah untuk mengambil pasir yang selalu turun supaya pasir Gunung Semeru melalui lahar dingin tidak mengarah ke persawahan dan pemukiman," ujar Bupati Lumajang.
Baca: Korban Meninggal Imbas Erupsi Gunung Semeru Menjadi 29 Orang