Peran Sultan Aji Muhammad Idris dalam Pertempuran Melawan VOC

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Selasa, 2 November 2021 18:18 WIB

Pengunjung sedang melihat hasil karya seni dari barang bekas di Pameran KEJAR (Kenali Sejarah Raihlah Mimpimu) di Terowongan Dukuh Atas, Jakarta, Minggu 24 November 2019. Pameran ini digelar dalam rangka memperingati Hari Kesehatan dan Hari Pahlawan Nasional selama sepekan mulai 24 November hingga 1 Desember 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo akan memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada empat tokoh nasional pada 10 November 2021. Pemberian gelar yang dilakukan bertepatan dengan Hari Pahlawan tersebut menarik banyak pihak karena empat tokoh yang akan diberi gelar belum terlalu dikenal. Salah satu tokoh yang mendapat gelar Pahlawan Nasional adalah Sultan Aji Muhammad Idris, Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-14.

Sultan Aji Muhammad Idris sebenarnya telah lama diusulkan sebagai kandidat Pahlawan Nasional. Dilansir dari kaltimprov.go.id, pada Agustus 2021, usulan tersebut akhirnya masuk tahap verifikasi Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pahlawan (TP2GP) Pusat. Salah satu tahapan dalam proses verifikasi adalah penelitian mengenai peran Sultan Aji Muhammad Idris dalam pertempuran melawan VOC di Wajo, Sulawesi Selatan.

Dilansir dari kesultanan.kutaikartanegara.com, Sultan Aji Muhammad Idris memang dikenal sebagai sosok yang antikolonialisme. Selain dikenal sebagai Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-14, ia juga merupakan menantu Sultan Wajo Lamaddukelleng. Statusnya tersebut dan sikap antikolonialisme telah mendorongnya untuk melakukan pertempuran dengan VOC di Wajo, Sulawesi Selatan.

Beberapa sumber sebagian besar menyebutkan bahwa Sultan Aji Muhammad Idris pada akhirnya wafat di medan perang ketika melawan kolonialisme. Namun, sebagaimana dilansir dari prokom.kukarkab.go.id, ada tiga versi mengenai wafatnya Sultan Aji Muhammad Idris.

Versi pertama menyebutkan bahwa Sultan Aji Muhammad Idris tidak meninggal di medan perang, tetapi di Wajo karena terluka parah ketika perang. Versi kedua menyebutkan bahwa Sultan Aji Muhammad Idris meninggal karena dijebak ketika sedang berburu hewan. Versi ketiga menyebutkan bahwa Sultan Aji Muhammad Idris meninggal di medan perang ketika menjadi garda depan pertempuran melawan VOC.

Advertising
Advertising

Meskipun banyak versi mengenai kematian Sultan Aji Muhammad Idris, beberapa sumber menyepakati bahwa ia meninggal pada 1739. Ia meninggal sebagai Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-14. Sepeninggalnya, Aji Kado yang kemudian menjadi Sultan ke-15 melakukan aksi perebutan tahta. Setelah menjadi Sultan, ia pun mengganti namanya menjadi Sultan Aji Muhammad Aliyeddin.

BANGKIT ADHI WIGUNA

Baca juga: Profil 4 Tokoh yang Bakal Diberi Gelar Pahlawan Nasional

Berita terkait

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

27 menit lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

57 menit lalu

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 03.03 WITA.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

2 hari lalu

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.

Baca Selengkapnya

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

2 hari lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

2 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

7 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Ada 107 Titik Panas di Kaltim, BMKG Ingatkan Bahaya Cuaca Kering

13 hari lalu

Ada 107 Titik Panas di Kaltim, BMKG Ingatkan Bahaya Cuaca Kering

BMKG Balikpapan masih mendeteksi 107 titik panas di area Kalimantan Timur hingga 19 April lalu. Jumlahnya menurun namun tetap harus diantisipasi.

Baca Selengkapnya

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

13 hari lalu

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?

Baca Selengkapnya

Update Info Terbaru Bencana Tanah Longsor di Tana Toraja

18 hari lalu

Update Info Terbaru Bencana Tanah Longsor di Tana Toraja

Proses pencarian dihentikan sementara usai BNPB menemukan 2 korban terakhir dalam bencana tanah longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Longsor di Tana Toraja, Tim Gabungan BNPB Temukan 20 Korban Meninggal

18 hari lalu

Longsor di Tana Toraja, Tim Gabungan BNPB Temukan 20 Korban Meninggal

BNPB melaporkan telah menemukan 20 korban dalam bencana longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya