Epidemiolog UGM: Herd Immunity di Indonesia Sulit Terjadi
Reporter
Non Koresponden
Editor
Ahmad Faiz Ibnu Sani
Selasa, 20 Juli 2021 11:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Riris Andono Ahmad, mengatakan herd immunity atau kekebalan kelompok di Indonesia sulit terjadi. Hal ini ia nilai dari efikasi vaksin sinovac yang hanya 65 persen.
Riris menjelaskan kondisi herd imunity akan terbentuk setelah 70 persen populasi memiliki imunitas. Melihat efikasi vaksin sinovac dan target jumlah penduduk yang menerimanya 188 juta jiwa maka imunitas yang sebenarnya didaptakan adalah 122,2 juta jiwa.
“Angka tersebut belum cukup untuk mencapai kondisi herd immunity,” katanya dikutip darilaman resmi UGM, Selasa, 20 Juli 2021.
Pertimbangan lain, kata Riris, herd Immunity akan terbentuk jika target pemberian vaksin masih di dalam durasi imunitas terjadi. Berdasarkan penelitian yang ada imunitas alami dari Covid-19 tergolong singkat.
“Melihat kondisi Indonesia saat ini cukup sulit untuk mencapai herd immunity terjadi,” tuturnya.
Hal ini membuat Covid-19 berpotensi menjadi flu musiman seperti flu Spanyol yang hingga saat ini bersirkulasi.
Riris mengatakan sambil mengejar target herd immunity, strategi 3M, 3T, mereduksi mobilitas, dan vaksinasi harus terus berlangsung agar angka kasus Covid-19 dapat terkendali. “Langkah ini harus selaras dilaksanakan bersama baik dari pihak pemerintah dan masyarakat. Harapannya penularan Covid-19 di Indonesia dapat dikendalikan,” tuturnya.
TATA FERLIANA
Baca juga:
Budaya dan Alam yang Bikin Penduduk Kampung Abar Papua Terhindar dari Covid-19