Epidemiolog: Skenario Terburuk Covid-19 Sehari 900 Ribu Kasus, Kematian 5 Ribu
Reporter
Friski Riana
Editor
Amirullah
Kamis, 1 Juli 2021 13:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Epidemilog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengungkapkan skenario terburuk yang dihadapi Indonesia adalah 900 ribu kasus infeksi Covid-19 dalam sehari, pada 19 Juli hingga 15 Agustus 2021. Skenario itu bisa terjadi jika pemerintah tidak membatasi pergerakan atau interaksi manusia.
“Kalau masih memperbolehkan kegiatan masyarakat, kita akan dalam tren mengkhawatirkan. Potensi kasus yang ada di masyarakat sangat tinggi, dan ini bukan main-main ya,” kata Dicky kepada Tempo, Kamis, 1 Juli 2021.
Dicky juga memperkirakan skenario terburuk puncak kasus kematian diperkirakan pada 13 Agustus hingga 3 September, dengan jumlah kematian dapat terjadi di kisaran 5.000-an kasus per hari.
Dicky mengatakan, indikator yang bisa dirujuk terhadap skenario terburuk itu adalah pengaruh varian delta, angka reproduksi Covid-19 sampai 8 (1 orang bisa menularkan virus kepada 8 orang lainnya), meningkatnya kasus infeksi sampai 60 persen, angka kematian 70 persen, dan peningkatan jumlah hunian rumah sakit yang bervariasi 10-40 persen.
Pada proyeksi kasus infeksi Covid-19 pada skenario yang menerapkan 95 persen masyarakat disiplin memakai masker, serta penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM mikro, Dicky menilai proyeksi kasus kesakitan akan memiliki periode puncak pada 5-12 Juli di angka 400 ribu. Adapun puncak kasus kematian diproyeksikan terjadi pada 21 Juli hingga 2 Agustus dengan kisaran 2.300 kasus per hari.
Menurut Dicky, jika pemerintah menerapkan PPKM darurat dengan intervensi yang tidak jauh berbeda dari sekarang, maka periode puncak kasus kesakitan diprediksi terjadi pada 5 Juli hingga 11 Agustus pada angka 500 ribuan kasus per hari. Sedangkan puncak kasus kematian pada skenario ini diprediksi sebanyak 3.000 kasus per hari pada periode 31 Juli hingga 17 Agustus.
Dicky mengatakan, semua pihak harus merespons hal tersebut secara optimal. Untuk menghadapi varian delta, setidaknya butuh 3 strategi. “Testing, tracing, isolasi karantina diperkuat, vaksinasi, dan lockdown. Karena beban fasilitas kesehatan sudah besar,” kata dia.