3 Sikap Ilmuwan Muda Soal BRIN Jadi Badan Otonom

Reporter

Friski Riana

Sabtu, 10 April 2021 17:55 WIB

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Indonesia (Menristek/Kepala BRIN), Bambang Brodjonegoro memberikan pemaparan saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 30 Maret 2021. Rapat tersebut membahas progres kelembagaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sesuai amanat UU nomor 11 Tahun 2019 tentang Sisnas Iptek. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Akademi Ilmuwan Muda Indonesia memberikan tiga sikap terkait Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menjadi lembaga otonom.

Pertama, nama dan fungsi riset dan teknologi tidak boleh hilang pasca peleburan dengan Kemendikbud. "Nama dan fungsi terkait menyusun kebijakan sains dan teknologi perlu tetap dipertahankan dalam lembaga kementerian bentuk baru pasca penggabungan tersebut," kata Hawis Madduppa, narahubung ALMI, dalam keterangannya, Sabtu, 10 April 2021.

Hawis mengatakan, nama dan fungsi sains dan teknologi yang tetap ada akan berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam sains dan teknologi Indonesia. Di sisi lain, lembaga baru hasil bentukan dari BRIN berperan sebagai pelaksana kebijakan, yang meliputi kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan dalam bidang sains dan teknologi.

"Desain ini mencegah terjadi tumpang tindih hal yang tidak perlu, dan menghindari persengketaan di kemudian hari. Desain
tersebut juga memastikan bahwa implementasi pengembangan sains dan teknologi berjalan cepat sesuai koridor kebijakan yang ada," katanya.

Sikap berikutnya terkait instrumentalisasi sains dan teknologi. Halwi menuturkan, dalam rangka memperkuat iklim pelaksanaan riset untuk produksi sains dan teknologi frontier, negara perlu mendorong pemanfaatan sains dan teknologi.

Advertising
Advertising

Negara, kata dia, juga perlu mencegah dan menghindari upaya teknokratisme pengetahuan. Prasyarat untuk pembaruan
yang menuju penguatan iklim pengembangan riset tersebut adalah menegaskan posisi negara untuk tidak menjadikan lembaga riset, universitas, dan pendidikan tinggi sebagai institusi korporatisme negara (state corporatism).

"Konsekuensi dari korporatisme negara adalah tunduk pada kepentingan politik kekuasaan dan pasar, yang kerap bertentangan dengan tujuan mulia pendidikan yang dituliskan dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai pencerdasan kehidupan bangsa," kata dia.

Sikap berikutnya adalah kelembagaan yang baru perlu membentuk lingkungan yang memberdayakan untuk pengembangan sains dan teknologi yang berkelanjutan. Halwi mengatakan, pemerintah perlu memetakan lembaga pemerintah non-kementerian akan dikoordinasikan atau digabungkan di bawah BRIN.

Ia juga menyarankan pemerintah mendesain kelembagaan BRIN, dan mendesain fungsi dan tugas BRIN dalam implementasi kebijakan terkait pengembangan sains dan teknologi. "Pemerintah juga perlu menentukan peran BRIN terkait dana abadi penelitian. Pemerintah perlu menetapkan hubungan BRIN dengan regulasi kepegawaian SDM sains dan teknologi," ujarnya.

FRISKI RIANA

Baca: BRIN Akan Jadi Badan Otonom, PDIP Sebut Posisinya Makin Kuat

Berita terkait

Profil 7 Panelis Debat di Pilkada Jakarta 2024: Ada Siti Zuhro dan Andhyta Firselly Utami

4 jam lalu

Profil 7 Panelis Debat di Pilkada Jakarta 2024: Ada Siti Zuhro dan Andhyta Firselly Utami

KPU Jakarta sudah mengumumkan 7 panelis debat Pilkada Jakarta 2024. Antara lain Gun Gun Heryanto, Siti Zuhro, dan Andhyta Firselly Utami.

Baca Selengkapnya

Debat Perdana Pilkada Jakarta Digelar pada 6 Oktober, Ini Harapan Peneliti BRIN

20 jam lalu

Debat Perdana Pilkada Jakarta Digelar pada 6 Oktober, Ini Harapan Peneliti BRIN

Peneliti BRIN menilai debat Pilkada Jakarta adalah kesempatan para paslon berkomunikasi langsung dengan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Dosen Itera Kembangkan Teleskop Robotik Berbasis AI untuk Identifikasi Hilal

1 hari lalu

Dosen Itera Kembangkan Teleskop Robotik Berbasis AI untuk Identifikasi Hilal

Profesor riset astronomi dan astrofisika dari BRIN mengatakan teleskop robotik berbasis AI ini masih harus terus belajar dan melewati diskusi panjang.

Baca Selengkapnya

Nadiem Makarim: Indonesia Telah Lakukan Transformasi Besar dalam Sistem Pendidikan

1 hari lalu

Nadiem Makarim: Indonesia Telah Lakukan Transformasi Besar dalam Sistem Pendidikan

Nadiem Makarim, menyatakan bahwa transformasi pendidikan dalam payung "Merdeka Belajar" telah menjadi kunci meningkatnya kualitas pendidikan

Baca Selengkapnya

UNICEF dan UNESCO Apresiasi Penggunaan Teknologi dalam Merdeka Belajar

1 hari lalu

UNICEF dan UNESCO Apresiasi Penggunaan Teknologi dalam Merdeka Belajar

Transformasi pendidikan berbasis teknologi dalam program Merdeka Belajar diapresiasi oleh delegasi UNICEF dan UNESCO dalam acara Gateways Study Visit.

Baca Selengkapnya

Aplikasi BRIN untuk Tinjau Potensi Longsor, Fitur Google Maps, dan Polling WhatsApp dalam Top 3 Tekno

2 hari lalu

Aplikasi BRIN untuk Tinjau Potensi Longsor, Fitur Google Maps, dan Polling WhatsApp dalam Top 3 Tekno

Artikel ihwal fitur peninjau potensi longsor yang dikembangkan peneliti BRIN masuk dalam jajaran Top 3 Tekno, Rabu, 2 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Perlunya Pendidikan Seksual Komprehensif pada Remaja

3 hari lalu

Peneliti BRIN Sebut Perlunya Pendidikan Seksual Komprehensif pada Remaja

Pendidikan seksual yang komprehensif perlu diberikan kepada kelompok usia remaja untuk mencegah perilaku seksual berisiko pada usia tersebut.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Kembangkan Aplikasi Prediksi Longsor Memanfaatkan Data USGS

3 hari lalu

Peneliti BRIN Kembangkan Aplikasi Prediksi Longsor Memanfaatkan Data USGS

Model dinilai cukup baik dalam memprediksi kestabilan lereng akibat hujan secara spasial untuk area rawan longsor.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN: Panas Lokal Dampak dari Setiap Proyek Harus Terukur

3 hari lalu

Peneliti BRIN: Panas Lokal Dampak dari Setiap Proyek Harus Terukur

Peneliti BRIN beberkan manfaat sebaran tinggi personal weather cuaca, tak hanya mengandalkan alat milik instansi pemerintah.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Turun di Sesi Pertama Siang Ini di Level 7.592,1, Emiten Teknologi Paling Aktif Diperdagangkan

4 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Turun di Sesi Pertama Siang Ini di Level 7.592,1, Emiten Teknologi Paling Aktif Diperdagangkan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,35 persen di level 7.592,1 di akhir sesi pertama Senin, 30 September 2024.

Baca Selengkapnya