Mutasi Covid-19, Epidemiolog Usulkan Penguatan Pengawasan Perbatasan

Reporter

Egi Adyatama

Jumat, 5 Maret 2021 15:20 WIB

Petugas mendorong puluhan cerpelai yang dimusnahkan di pertanian Henrik Nordgaard Hansen dan Ann-Mona Kulsoe Larsen dekat Naestved, Denmark, 6 November 2020. Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengungkap temuan 12 orang terinfeksi mutasi virus Covid-19. Ritzau Scanpix/Mads Claus Rasmussen via REUTERS.

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan penyebaran Sars-Cov-2 B117 yang merupakan mutasi dari Sars-Cov-2 atau mutasi Covid-19, tidak bisa dianggap remeh. Ia mendorong pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah pencegahan.

"Penguatan di pintu masuk. Sebaiknya di-review memang, sebelum penguatan harus di-review supaya ada dasar dan juga tiap titik itu punya potensi," kata Dicky saat dihubungi Tempo, Jumat, 5 Maret 2021.

Menurut Dicky pemerintah perlu mengevaluasi tahapan kedatangan masuk Indonesia di perbatasan dan pintu-pintu masuk. Kebijakan yang harus ditetapkan harus sesuai perkembangan, dan sesuai potensi ancaman masa kini dan ke depan.

Pendatang masuk harus melakukan PCR mandiri sebelum ke Indonesia. Setelah masuk pun, ia perlu karantina terlebih dahulu. Pendeteksian B117 yang harus menggunakan whole genome sequencing, belum umum diterapkan di Indonesia. Meski begitu, Dicky mengatakan hal ini sebenarnya perlu dilakukan untuk meminimalisir B117 masuk.

"Sekarang itu idealnya harus diperiksa whole genome sequencing. Kalau tidak bisa, ya, saya melihat ditambah isolasi karantina. Yang jelas saat ini masa karantina sekarang 5 hari, ini harus 14 hari," kata Dicky.

Dicky berujar sebenarnya hal teknis itu bisa sedikit dipermudah setelah ada vaksin. Pendatang yang telah mengantongi sertifikat habis divaksin, bisa lebih dibebaskan untuk tak menjalani karantina terlebih dahulu. Kecuali dia memiliki gejala, maka dia tetap wajib melakukan isolasi.

Dicky menyebut langkah-langkah ini bisa dilakukan untuk meminimalisir penyebaran B117 atau mutasi Covid-19 di Indonesia. Namun hal ini, kata dia, tetap perlu diimbangi dengan penguatan 3T oleh pemerintah dah pendisiplinan 5M di tengah masyarakat, serta program vaksinasi. "Untuk strain B117, potensi masih bisa atau efektif vaksin yang ada saat ini memproteksi," kata Dicky.

Baca Juga: Mutasi Virus Corona Jadi Lebih Menular Terdeteksi di Indonesia

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

16 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya