Satgas dan PMI Imbau Penyintas Covid-19 Mau Donorkan Plasma Konvalesen

Reporter

Friski Riana

Editor

Amirullah

Senin, 8 Februari 2021 14:12 WIB

Petugas menunjukan plasma darah yang baru diambil dari pendonor yang merupakan penyintas Covid-19 di PMI Bandung, Jawa Barat, 19 Januari 2021. Plasma darah itu selanjutnya diproses jadi plasma konvalesen yang mengandung antibodi dari donor penyintas Covid-19 yang akan diberikan sebagai terapi pada orang yang sedang menjalani perawatan dan pemulihan dari Covid-19 dengan tingkat efikasi cukup tinggi. Donor plasma konvalesen di Indonesia masih rendah, sekitar 40-50 kantong padahal permintaan mencapai 200 kantong per hari. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 bersama Palang Merah Indonesia meminta para penyintas Covid-19 agar bersedia mendonorkan plasma konvalesen untuk pasien yang sedang berjuang sembuh.

"Saat ini sulit mencari pendonor dari para penyintas Covid-19. Selamatkan sesama, selamatkan bangsa," kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo dalam keterangannya, Senin, 8 Februari 2021.

Seiring dengan bertambahnya kasus aktif Covid-19, Doni mengatakan kebutuhan plasma konvalesen juga meningkat. Sehingga, dibutuhkan penyiapan stok kebutuhan plasma konvalesen melalui para donor.

Plasma konvalesen dibutuhkan bagi pasien Covid-19 yang menjalani perawatan intensif. Menurut Doni, terapi plasma ini menjanjikan kesembuhan yang tinggi.

Baca: Ma'ruf Amin Tunggu Rekomendasi Dokter Kepresidenan untuk Disuntik Vaksin Sinovac

Advertising
Advertising

Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla menyatakan siap melayani para pendonor plasma di berbagai daerah. PMI saat ini menyiapkan 31 Unit Donor Darah (UDD) dan mempunyai peralatan untuk mengelola plasma yang tersebar di seluruh Indonesia.

Satgas dan PMI juga bekerja sama membangun dashboard terintegrasi pencatatan dan pelaporan donor plasma konvalesen, didukung oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dengan menyiapkan call center bagi para donor plasma konvalesen.

Para calon pendonor, cukup mendaftar secara online atau melalui telepon. Selanjutnya akan dipandu hingga proses donor di UDD (Unit Donor Darah) PMI yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.

Alur pencatatan pendonor plasma konvalesen melalui plasmakonvalesen.covid19.go.id adalah menginformasikan data diri, pengisian kuisioner, dan verifikasi data. Bila calon pendonor memenuhi syarat, verifikator akan memberikan rekomendasi Unit Donor Darah PMI terdekat.

Adapun syarat pendonor plasma konvalesen antara lain, usia 18-60 tahun, berat badan lebih dari 55 kilogram, diutamakan pria –bila perempuan belum pernah hamil--, tidak menerima tranfusi darah selama 6 bulan terakhir, memiliki surat keterangan sembuh dari dokter dan bebas keluhan minimal 14 hari.

Berita terkait

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

1 hari lalu

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

Kementerian Perdagangan menghapus pembatasan jumlah maupun jenis pengiriman atau barang impor milik pekerja migran (PMI) tapi tetap diawasi Bea Cukai

Baca Selengkapnya

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

16 hari lalu

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

Sebelumnya, pemerintah membatasi barang TKI atau pekerja migran Indonesia, tetapi aturan ini sudah dicabut. Begini isi aturannya.

Baca Selengkapnya

Nurul Huda Disiksa Majikan di Oman, Rentannya Pelanggaran HAM pada PMI di Timur Tengah

27 hari lalu

Nurul Huda Disiksa Majikan di Oman, Rentannya Pelanggaran HAM pada PMI di Timur Tengah

Nurul Huda menggugah perhatian publik. Video curhatnya tentang pengalaman disiksa oleh majikannya di Oman menjadi sorotan.

Baca Selengkapnya

Mbak Cicha Ditunjuk Sebagai Ketua Dewan Kehormatan PMI Kabupaten Kediri

35 hari lalu

Mbak Cicha Ditunjuk Sebagai Ketua Dewan Kehormatan PMI Kabupaten Kediri

Eriani Annisa Hanindhito atau Mbak Cicha ditunjuk sebagai Ketua Dewan Kehormatan PMI Kabupaten Kediri Periode 2024-2029

Baca Selengkapnya

Kerugian Akibat Investasi Bodong pada 2017-2023 Tembus Rp 139,67 Triliun, Begini Penjelasan OJK

38 hari lalu

Kerugian Akibat Investasi Bodong pada 2017-2023 Tembus Rp 139,67 Triliun, Begini Penjelasan OJK

OJK mencatat nilai kerugian masyarakat Indonesia akibat investasi bodong sebesar Rp 139,67 triliun sejak tahun 2017 hingga tahun 2023.

Baca Selengkapnya

Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Cirarab, Tim SAR Temukan 1 Korban Tenggelam

48 hari lalu

Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Cirarab, Tim SAR Temukan 1 Korban Tenggelam

Korban tenggelam Achmad Supryadi dan anaknya Kaira Juliani Salma (3) diduga terpeleset dan terbawa arus sungai.

Baca Selengkapnya

PMI Kirim Bantuan Kemanusiaan untuk Pengungsi Palestina di Gaza dan Mesir

8 Februari 2024

PMI Kirim Bantuan Kemanusiaan untuk Pengungsi Palestina di Gaza dan Mesir

Palang Merah Indonesia (PMI) mempersiapkan penyaluran dan pengiriman bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Palestina di Gaza dan El Arish, Mesir

Baca Selengkapnya

Ganjar Pranowo Soroti Perlindungan PMI dalam Debat Capres, Apa Arti dan Peran Panic Button?

6 Februari 2024

Ganjar Pranowo Soroti Perlindungan PMI dalam Debat Capres, Apa Arti dan Peran Panic Button?

Ganjar Pranowo dalam debat capres menyoroti pentingnya perlindungan bagi pekerja migran Indonesia (PMI) melalui panic button atau tombol darurat.

Baca Selengkapnya

Debat Capres Soal Ketenagakerjaan Prabowo Setuju Anies Baswedan, Begini Respons Aktivis Pekerja Migran Indonesia

5 Februari 2024

Debat Capres Soal Ketenagakerjaan Prabowo Setuju Anies Baswedan, Begini Respons Aktivis Pekerja Migran Indonesia

"Pemerintah tak mampu bekerja sendiri memberikan perlindungan terhadap PMI baik dari hulu ke hilir," kata Maizidah Salas aktivis PMI usai debat capres

Baca Selengkapnya

Prof Erlina Burhan Soal Debat Capres Tema Kesehatan: Seriuslah Tangani TBC

4 Februari 2024

Prof Erlina Burhan Soal Debat Capres Tema Kesehatan: Seriuslah Tangani TBC

Debat capres salah satunya mengusung tema kesehatan. Dokter spesialis paru Prof Erlina Burhan mengharapkan pemerintah mendatang serius tangani TBC

Baca Selengkapnya