BMKG Jelaskan 6 Fenomena Iklim Penyebab Cuaca Ekstrem di Indonesia

Reporter

M Rosseno Aji

Editor

Amirullah

Sabtu, 23 Januari 2021 19:28 WIB

Seorang pejalan kaki melintasi Jalan Gatot Subroto saat hujan yang cukup lebat, di Jakarta Selatan, Senin, 6 April 2020. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut ada enam fenomena yang menyebabkan cuaca ekstrem di Indonesia. Cuaca ekstrem tersebut yang menyebabkan bencana hidrometeorologi di sejumlah kawasan di Indonesia.

“Sejak September BMKG sudah memberikan peringatan dini cuaca ekstrem terkait dengan cuaca akibat adanya berbagai fenomena,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers daring, Sabtu, 23 Januari 2021.

Dwikorita mengatakan fenomena pertama adalah La Nina. Fenomena cuaca la nina memiliki siklus 2 sampai 8 tahun. Dia mengatakan fenomena ini terjadi karena adanya anomali suhu di kawasan Samudera Pasifik bagian tengah yang membuatnya lebih dingin dibandingkan suhu permukaan laut di Indonesia. Hal itu menyebabkan terjadinya aliran massa udara yang membawa hujan ke wilayah Indonesia.

Fenomena kedua, kata dia, adalah angin Monsun Asia. Angin itu salah satu penyebab dimulainya musim hujan di Indonesia. Fenomena ketiga adalah Madden-Jullian Oscillation. Fenomena ini yaitu gelombang atmosfer yang membawa kumpulan awan hujan yang bergerak dari Samudera Hindia menuju wilayah Pasifik. Saat melewati wilayah Indonesia, awan itu tertahan oleh kontur pegunungan di Indonesia sehingga menyebabkan hujan.

Baca juga:
Ini Sebab dan Fakta Gempa 7 M yang Guncang Kepulauan Talaud

Advertising
Advertising

Keempat fenomena Kelvin and Rossby yang meningkatkan pasokan air hujan di Indonesia. Fenomena kelima, kata Dwikorita, adalah menghangatnya suhu permukaan air laut Indonesia yang menyebabkan peningkatan penguapan di wilayah Indonesia. Dwikorita mengatakan fenomena terakhir adalah bibit siklon.

Dia mengatakan BMKG membuat empat skenario mengenai kemungkinan terjadinya fenomena itu. Skenario terbaik adalah hanya satu fenomena yang terjadi, sementara skenario terburuk adalah ketika semua fenomena itu terjadi secara bersamaan. Dwikorita mengatakan saat ini yang terjadi adalah skenario terburuk. “Nampaknya, yang terjadi adalah skenario keempat saat itu, yang terburuk yaitu berbagai fenomena itu terjadi secara bersamaan,” kata dia.

Berita terkait

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

1 jam lalu

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

Dari analisis BMKG, gempa bumi dengan magnitudo M4.8 di Pacitan akibat deformasi batuan lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

2 jam lalu

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

Baca Selengkapnya

Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter, BMKG Peringatkan Kapal Nelayan dan Tongkang

4 jam lalu

Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter, BMKG Peringatkan Kapal Nelayan dan Tongkang

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Ada Bibit Siklon 91P, BMKG Prakirakan Hujan Guyur Mayoritas Kota Besar

10 jam lalu

Ada Bibit Siklon 91P, BMKG Prakirakan Hujan Guyur Mayoritas Kota Besar

Bibit siklon tropis 91P berdampak hujan sedang hingga lebat dan angin kencang di sekitar wilayah bibit siklon tersebut.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Jakarta Diprakirakan Berawan, Hujan Ringan Malam Hari

10 jam lalu

Mayoritas Jakarta Diprakirakan Berawan, Hujan Ringan Malam Hari

Seluruh wilayah DKI Jakarta diprakirakan cerah berawan pada pagi harinya dan sebagian besar berawan pada siang hari.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Teluk Kendari Mendangkal, Meteor Sporadis Terlihat di Yogya, Penyebab Suhu Panas

12 jam lalu

Top 3 Tekno: Teluk Kendari Mendangkal, Meteor Sporadis Terlihat di Yogya, Penyebab Suhu Panas

Topik tentang Teluk Kendari di Kota Kendari mengalami pendangkalan yang dramatis menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

1 hari lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 6 - 7 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kepala BMKG: Suhu Panas Akhir-akhir Ini karena Peralihan Musim

1 hari lalu

Kepala BMKG: Suhu Panas Akhir-akhir Ini karena Peralihan Musim

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan cuaca panas akhir-akhir ini bukanlah akibat gelombang panas (heatwave), tapi suhu panas.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

1 hari lalu

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

Top 3 Tekno Berita Terkini Senin pagi ini, 6 Mei 2024, dimulai dari artikel prestasi tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej).

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Bekap Asia Daratan, Indonesia Masih Punya Potensi Hujan Lebat Hari Ini

1 hari lalu

Cuaca Panas Bekap Asia Daratan, Indonesia Masih Punya Potensi Hujan Lebat Hari Ini

Ketika cuaca panas masih membekap wilayah luas di daratan Asia, potensi hujan lebat masih ada untuk wilayah Indonesia hingga hari ini.

Baca Selengkapnya