Tak Ingin Bebani APBN, Gubernur NTT Ingin Beli Vaksin Covid-19 Pakai APBD

Reporter

Antara

Rabu, 6 Januari 2021 16:05 WIB

Personel Brimob membantu menurunkan vaksin COVID-19 Sinovac saat tiba di gudang Dinas Kesehatan Sumatera Utara, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa 5 Januari 2021. Sebanyak 40.000 dosis vaksin COVID-19 Sinovac tahap pertama akan disimpan di ruang penyimpanan khusus Dinas Kesehatan Sumut sebelum didistribusikan dan diprioritaskan bagi tenaga kesehatan Sumatera Utara. ANTARA FOTO/Rony Muharrman

TEMPO.CO, Kupang - Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat berencana membeli sendiri vaksin COVID-19 menggunakan anggaran dari APBD agar semua warganya bisa divaksinasi. "Jadi memang pak gubernur sudah berbicara bahwa nanti NTT akan membeli vaksin sendiri agar semua masyarakat NTT bisa divaksin," kata Karo Humas Pemprov NTT Marius A Jelamu di Kupang, Rabu 6 Januari 2020.

Menurut dia, alasan pemerintah NTT ingin membeli vaksin menggunakan APBD bukan gratis dari pemerintah pusat karena pihaknya tak ingin membebankan pemerintahan Presiden Joko Widodo yang sudah membelinya dengan menggunakan APBN.

Marius mengatakan saat ini pemerintah provinsi NTT masih menghitung kekuatan APBD provinsi itu, jika memungkinkan maka akan diatur untuk membeli vaksin itu secara mandiri tanpa harus mengharapkan dari pemerintah pusat.

"Pak gubernur melihat bahwa pemerintah Indonesia saat ini tengah menyebarkan jutaan vaksin ke setiap daerah di Indonesia. Tentu saja hal ini membebankan APBN. Apalagi saat ini APBN kita defisit karena COVID-19 ini," tambah dia.

Rencana ini juga tambah Marius bagian dari cara pemerintah NTT di bawah kepemimpinan gubernur Viktor B Laiskodat untuk membantu pemerintah pusat meringankan APBN yang sudah terkuras akibat COVID-19 ini.

Advertising
Advertising

Untuk jenis vaksin yang akan dibeli sendiri ujar dia adalah jenis vaksin yang sama yang saat ini sudah dikirim oleh pemerintah ke 34 provinsi yakni vaksin Sinovac.

Ia juga menegaskan bahwa pernyataan gubernur NTT ingin membeli sendiri vaksin itu bukan berarti bahwa gubernur NTT akan membeli sendiri untuk dirinya sendiri tetapi akan membelinya untuk bisa divaksinkan kepada masyarakat.

Terkait apakah gubernur NTT menjadi orang pertama yang menerima vaksin, kata Marius saat ini karena vaksin yang dikirim itu kurang, maka yang lebih diutamakan adalah petugas kesehatan.

"Nah kita utamakan terlebih dahulu petugas kesehatan sesuai anjuran pemerintah yakni Kementerian Kesehatan," tambah dia.

Sebelumnya beredar pernyataan gubernur NTT Viktor Lasikodat yang menyatakan akan membeli vaksin itu sendiri karena tak ingin menggunakan yang gratis dari pemerintah pusat. Pernyataan itu mendapat reaksi dari berbagai pihak khususnya masyarakat NTT terlebih lagi masyarakat di ibu kota provinsi Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang.

Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

3 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

4 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

6 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Wae Rebo Masuk Daftar Kota Kecil Terindah di Dunia Menurut The Spectator Index 2024

47 hari lalu

Wae Rebo Masuk Daftar Kota Kecil Terindah di Dunia Menurut The Spectator Index 2024

Wae Rebo di Flores menempati di urutan kedua setelah Rothenburg ob der Tauber di Jerman sebagai kota kecil terindah di dunia.

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

51 hari lalu

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

Crazy rich PIK Helena Lim menjadi sorotan lantaran rumahnya digeledah Kejaksaan Agung, dugaan kasus korupsi izin tambang timah. Siapakah dia?

Baca Selengkapnya

Ratu Ngadu Bonu Wulla Caleg DPR Fraksi NasDem Dapil NTT II Mengundurkan Diri Meski Raih Suara Terbanyak, Siapa Dia?

54 hari lalu

Ratu Ngadu Bonu Wulla Caleg DPR Fraksi NasDem Dapil NTT II Mengundurkan Diri Meski Raih Suara Terbanyak, Siapa Dia?

Ratu Ngadu Bonu Wulla caleg DPR Partai NasDem dapil NTT II memutuskan mengundurkan diri, padahal raih suara terbanyak kalahkan Viktor Laiskodat.

Baca Selengkapnya

Cuaca Buruk, Seluruh Rute Penyeberangan di NTT Tutup Sementara

55 hari lalu

Cuaca Buruk, Seluruh Rute Penyeberangan di NTT Tutup Sementara

Seluruh rute penyeberangan di Nusa Tenggara Timur (NTT) ditutup sementara karena cuaca buruk.

Baca Selengkapnya