Ahli Imunologi Sarankan Penyuntikan Vaksin Covid-19 Tahap I dan II Merek Sama

Reporter

Friski Riana

Jumat, 23 Oktober 2020 21:00 WIB

Ilustrasi vaksin Covid-19. REUTERS/Pascal Rossignol

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Divisi Alergi Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Univeritas Indonesia, Samsuridjal Djauzi, menyarankan agar penyuntikan vaksin Covid-19 tahap pertama dan kedua menggunakan merek yang sama.

"Diusahakan karena ada dua merek (vaksin Covid-19) bahkan lebih, penyuntikan pertama dan kedua tidak berbeda merek vaksinnya," kata Samsuridjal dalam webinar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, Jumat, 23 Oktober 2020.

Samsu mengatakan pemerintah menyiapkan berbagai merek vaksin Covid-19 untuk memenuhi kebutuhan bagi 160 juta penduduk Indonesia agar tercapai kekebalan imunitas.

Namun, Samsu mengingatkan bahwa tiap merek vaksin bisa berbeda jenisnya. Misalnya, Sinovac dari Cina merupakan jenis inactivated vaccine atau berasal dari virus yang dimatikan. Kemudian vaksin Cansino yang direncanakan masuk Tanah Air pada awal November tahun ini adalah vaksin berbasis vektor.

Produsen vaksin Cansino, CanSino Biologics, akan menyediakan 100 ribu dosis vaksin (single dose) untuk Indonesia yang rencananya mulai masuk ke Tanah Air pada awal November. Jumlah tersebut recananya akan bertambah sekitar 15 hingga 20 juta sampai 2021.

Sementara itu, perusahaan Sinovac Biotech Ltd yang memproduksi vaksin Sinovac bakal memasok 3 juta dosis vaksin untuk Indonesia hingga akhir Desember 2020 dengan komitmen pengiriman 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada pekan pertama November dan 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada pekan pertama Desember 2020. Sinovac pun berkomitmen menyediakan 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk.

Saat ini, vaksin Cansino tengah melalui uji klinis tahap ketiga. Pengujian dilakukan di Cina, Arab Saudi, Rusia, dan Pakistan. Sedangkan Sinovac sedang melakukan uji klinis tahap ketiga di Cina, Indonesia, Brazil, Turki, Banglades, dan Cili. Pemerintah Indonesia memastikan perusahaan produsen vaksin telah memperoleh dokumen Emergency Use Authorization pada Juli 2020.

Di samping vaksin Sinovac dan Cansino, Indonesia telah bekerja sama dengan Uni Emirat Arab untuk mendatangkan vaksin G42-Sinopharm. Vaksin G42-Sinopharm bakal tersedia sebanyak 15 juta dosis vaksin (dual dose). Sebanyak 5 juta dosis akan mulai datang pada November 2020 dan sisanya masuk secara bertahap hingga akhir 2020. Sedangkan untuk 2021, produsen vaksin Sinopharm mengusahakan penyediaan 50 juta dosis.

FRISKI RIANA

Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

23 jam lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

3 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

48 hari lalu

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

Crazy rich PIK Helena Lim menjadi sorotan lantaran rumahnya digeledah Kejaksaan Agung, dugaan kasus korupsi izin tambang timah. Siapakah dia?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

58 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Biaya Vaksinasi Covid-19 Sudah Bertarif, Tapi Belum Ada Kepastian Harganya dan Masih Ada yang Gratis

9 Januari 2024

Biaya Vaksinasi Covid-19 Sudah Bertarif, Tapi Belum Ada Kepastian Harganya dan Masih Ada yang Gratis

Mulai 1 Januari 2024, biaya vaksinasi Covid-19 tak lagi gratis. Vaksin bisa didapatkan secara gratis jika termasuk golongan rentan. Ini penjelasannya

Baca Selengkapnya

Vaksin Covid-19 Berbayar Belum Berlaku, Dinas Kesehatan DKI: Masih Gratis

3 Januari 2024

Vaksin Covid-19 Berbayar Belum Berlaku, Dinas Kesehatan DKI: Masih Gratis

Seluruh fasilitas kesehatan masih menunggu mekanisme dari Kemenkes untuk layanan vaksin Covid-19 berbayar.

Baca Selengkapnya