Asosiasi Ritel Tak Pasarkan Cadbury Buatan Cina

Reporter

Editor

Selasa, 30 September 2008 14:59 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta : Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia menyatakan tidak memasarkan cokelat Cadbury buatan Cina. "Setahu saya tidak ada," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, Rudy Sumampouw saat dihubungi Tempo, Selasa (30/9).


Adapun, perusahaan permen cokelat Cadbury dari Inggris menarik ulang semua produknya yang dibikin di Beijing sejak kemarin, karena mengandung melamin. Perusahaan itu menarik 11 jenis merek yang dipasarkan di Asia dan Pasifik.

Rudy menjelaskan, impor produk makanan dari Cina hanya yang tercantum di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sedangkan, BPOM beberapa waktu lalu mengumumkan 19 produk makanan yang diimpor dari Cina. Cadbury buatan Cina tidak termasuk di dalam daftar tersebut.

Juru bicara Cadbury, Hershey mengatakan hasil tes awal atas cokelat Cadbury buatan Cina tersebut mengandung melamin. Namun kadar melamin di cokelat tersebut belum diketahui. Cokelat Cadbury buatan Amerika dinyatakan tidak mengandung melamin.

Pejabat perusahaan di London mengatakan Cadbury buatan Cina itu hanya dipasarkan di Australia, Taiwan, Nauru, Hongkong dan Pulau Christmas.

Nieke Indrietta

Berita terkait

Petani Sari Kelapa Keluhkan Penggerebekan Polisi  

21 April 2015

Petani Sari Kelapa Keluhkan Penggerebekan Polisi  

Di Indonesia, amonium sulfat khusus makanan (food grade) tak beredar, sehingga petani memanfaatkan pupuk yang ada kandungan zat itu.

Baca Selengkapnya

Remaja Ini Mengalahkan Raksasa PepsiCo  

26 Januari 2013

Remaja Ini Mengalahkan Raksasa PepsiCo  

Melalui jejaring sosial petisi online, www.change.org, remaja itu berhasil mengumpulkan tanda tangan sekitar 200 ribu orang untuk menghilangkan bahan BVO.

Baca Selengkapnya

Ribuan Makanan Ringan Impor Ditarik

12 Agustus 2010

Ribuan Makanan Ringan Impor Ditarik

Sejumlah makanan ringan jenis permen dan minuman seperti Simon Coin, Hand Jelly, Jelly Buah, dan Madu Stik ini diketahui tak layak konsumsi karena kemasanya banyak rusak.

Baca Selengkapnya

Cina Temukan Kembali Kasus Susu Mengandung Melamin

8 Februari 2010

Cina Temukan Kembali Kasus Susu Mengandung Melamin

Menurut koran Harian Cina, Senin (8/2), hampir 100 ton bubuk susu tercemar melamin mungkin masih berada di rak toko.

Baca Selengkapnya

Badan POM Awasi Makanan Impor Tak Berizin

4 Februari 2010

Badan POM Awasi Makanan Impor Tak Berizin

"Di saat seperti sekarang ini (Imlek) kan peredaran semakin banyak, BPOM pusat pasti akan membantu daerah untuk melakukan pengawasan di lapangan,"katanya.

Baca Selengkapnya

42 Persen Peralatan Makan Mengandung Melamin

1 Juni 2009

42 Persen Peralatan Makan Mengandung Melamin

Kebanyakan peralatan yang mengandung melamin itu diimpor dari Cina. Tapi ada juga yang produk lokal.

Baca Selengkapnya

Skandal Melamin di Cina, Satu Orang Divonis Hukuman Mati

22 Januari 2009

Skandal Melamin di Cina, Satu Orang Divonis Hukuman Mati

Pengadilan di Cina memvonis hukuman mati terhadap seorang pria yang dianggap bersalah membahayakan kesehatan masyarakat terkait skandal susu yang terkontaminasi melamin.

Baca Selengkapnya

Hanya 30 Detik Untuk Mengetahui Melamin di Dalam Susu

20 Januari 2009

Hanya 30 Detik Untuk Mengetahui Melamin di Dalam Susu

Peneliti Swiss berhasil mengembangkan teknik lebih cepat untuk mendeteksi produk minuman susu yang mengandung melamin. Sebelumnya butuh waktu 20 sampai 60 menit untuk mendeteksinya.

Baca Selengkapnya

Santunan Rp 320 Juta Untuk Bayi yang Meninggal Karena Susu Melamin

16 Januari 2009

Santunan Rp 320 Juta Untuk Bayi yang Meninggal Karena Susu Melamin

Sanlu dan perusahaan lainnya menawarkan kompensasi 200 ribu Yuan atau sekitar Rp 320 juta untuk keluarga yang anak meninggal, 30 ribu Yuan untuk anak yang sakit parah, dan 2.000 Yuan untuk yang sakit ringan.

Baca Selengkapnya

Pabrik Susu Sanlu Dinyatakan Bangkrut

24 Desember 2008

Pabrik Susu Sanlu Dinyatakan Bangkrut

Melalui pengadilan di Shijiazuang, Provinsi Hebei, pabrik susu Sanlu yang terbukti mengandung melamin dinyatakan bangkrut.

Baca Selengkapnya