Hutan untuk Perkebunan Sawit, Megawati: Sangat Merusak

Sabtu, 29 Agustus 2020 06:31 WIB

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan arahan saat acara pengumuman calon kepala daerah gelombang I di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Rabu, 19 Februari 2020. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)Megawati Soekarnoputri bicara ihwal politik lingkungan, termasuk masalah hutan. Menurut Megawati, saat ini orang sudah tak memikirkan kelestarian dan keindahan hutan.

Padahal, kata dia, hutan juga menyediakan banyak sumber pangan untuk masyarakat. "Kalau di Kalimantan, kalangan Suku Dayak harusnya mempertahankan hutan untuk dilestarikan karena banyak sekali untuk dijadikan bahan pangan," kata Megawati dalam pidatonya di acara pengumuman calon kepala daerah PDIP, Jumat, 28 Agustus 2020.

Mantan Presiden RI ini lantas menyinggung penebangan hutan untuk dijadikan perkebunan sawit. Ia mengatakan sawit sangat merusak dari sisi lingkungan. Ia mencontohkan salah satu akibatnya adalah banyaknya kebakaran.

"Hutan ditebang habis hanya untuk jadi, sorry saya katakan, hanya untuk perkebunan sawit. Padahal sawit itu kalau di bidang lingkungan sangat merusak," kata Megawati.

Megawati berujar apa yang disampaikan ini dapat ditanyakan kepada ahli. Menurut dia, tanah yang tadinya subur dengan adanya hutan menjadi tergerus unsur haranya karena dibabat untuk sawit. "Boleh saja ada kebun sawit, tapi menurut saya harus di tempat yang tidak merusak tanah dan hutan yang diberikan Allah SWT kepada kita," kata dia.

Advertising
Advertising

Megawati menuturkan hutan Kalimantan memiliki biodiversitas yang luar biasa, termasuk flora fauna yang tak ada di negara-negara lain. Ia menyebutkan dua fauna yang ada di Pulau Borneo itu, yakni kukang dan tarsius.

"Kalau kukang itu yang jalannya pelan sekali. Jadi kalau kebakaran saya sudah sedih sekali bagaimana dia akan melarikan diri," ujar Megawati.

Megawati pun mewanti-wanti pemimpin dari PDIP harus memiliki komitmen memelihara lingkungan. Ia mengatakan kepada Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto agar partai memberikan kuliah umum mengenai masalah lingkungan, termasuk menyangkut pentingnya air.

Menurut dia, saat ini banyak masyarakat sudah mengeluh akan kekeringan dan kurangnya air. Megawati mengatakan persoalan kekeringan ini terjadi karena perbuatan manusia sendiri.

"Kita tidak hanya hidup hari ini, kita punya keturunan. Dapatkah saudara bayangkan kalau saudara hanya ingin memperkaya diri dengan merusak lingkungan," kata dia.

Megawati juga menyinggung kelaparan yang pernah terjadi di Yahukimo, Papua. Menurut Megawati, hal itu menjadi tanggung jawab bersama, khususnya kepala daerah di Papua.

Selain mengingatkan soal menjaga lingkungan, Megawati mewanti-wanti agar setiap kepala daerah dari PDIP mengalokasikan anggaran untuk penanaman tanaman pendamping beras. "Berarti harus ada tanah, harus ada bibit, dan disesuaikan dengan lingkungan udara tanah setempat," kata Megawati.

Baca juga: Soal KAMI, Megawati: Banyak yang Mau Jadi Presiden, Kenapa Tak Bikin Partai

BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

Hasto Ungkap Pertimbangan PDIP untuk Ajukan Hak Angket

1 jam lalu

Hasto Ungkap Pertimbangan PDIP untuk Ajukan Hak Angket

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan alasan partainya belum juga jadi mengajukan hak angket kecurangan Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

4 jam lalu

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan enggan menanggapi pertanyaan wartawan apakah akan maju lagi pada Pemilikan Kepala Daerah DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Analis Ungkap Faktor Prabowo Bisa jadi Juru Damai Jokowi dan Megawati

8 jam lalu

Analis Ungkap Faktor Prabowo Bisa jadi Juru Damai Jokowi dan Megawati

Pengamat melihat perlu ada faktor kepastian terlebih dahulu di antara Prabowo dan Megawati, sebelum Ketua Umum Partai Gerindra menjadi juru damai bagi Megawati dan Jokowi.

Baca Selengkapnya

Rencana Jokowi Bertemu Megawati, Ditanggapi Gibran Dikomentari Hasto

8 jam lalu

Rencana Jokowi Bertemu Megawati, Ditanggapi Gibran Dikomentari Hasto

Gibran Rakabuming Raka berharap ada peluang untuk pertemuan antara Jokowi dan Megawati

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Megawati akan Berkonflik Lama dengan Jokowi seperti SBY

9 jam lalu

Pengamat Sebut Megawati akan Berkonflik Lama dengan Jokowi seperti SBY

Pakar politik menjelaskan segala wacana pertemuan Jokowi dan Megawati usai Idul Fitri sulit untuk terwujud.

Baca Selengkapnya

Jubir Sebut Prabowo Sangat Terbuka Jalin Kerja Sama Politik dengan Megawati

10 jam lalu

Jubir Sebut Prabowo Sangat Terbuka Jalin Kerja Sama Politik dengan Megawati

Prabowo Subianto tak menutup peluang untuk menjalin kerja sama politik dengan Ketua Umum PDIP Megawati terlepas dari persaingan dalam pemilu,

Baca Selengkapnya

Gerindra Bidik Erina Gudono di Pilkada Sleman, PDIP Bantul Jaring Nama Soimah Pancawati

11 jam lalu

Gerindra Bidik Erina Gudono di Pilkada Sleman, PDIP Bantul Jaring Nama Soimah Pancawati

Pilkada 2024 di kabupaten-kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) makin menggeliat dengan masuknya sejumlah nama populer seperti Erina Gudono dan Soimah

Baca Selengkapnya

Soal Pertemuan Prabowo dan Megawati, Jubir: Segera

12 jam lalu

Soal Pertemuan Prabowo dan Megawati, Jubir: Segera

Sejumlah petinggi Partai Gerindra menyebut pertemuan Prabowo dan Megawati dapat terlaksana usai putusan sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin jadi Jembatan bagi Jokowi, Megawati, dan SBY

12 jam lalu

Prabowo Ingin jadi Jembatan bagi Jokowi, Megawati, dan SBY

Juru Bicara Prabowo Dahnil Anzar Simanjuntak menjelaskan bahwa watak Prabowo itu politik rekonsiliatif dan mempersatukan

Baca Selengkapnya

Masinton Bilang Megawati Tidak Perlu Bertemu Jokowi

17 jam lalu

Masinton Bilang Megawati Tidak Perlu Bertemu Jokowi

Masinton Pasaribu mengatakan Megawati Soekarnoputri tidak perlu bertemu Presiden Joko Widodo karena telah menodai konstitusi dan demokrasi.

Baca Selengkapnya