Peziarah berdoa di pemakaman khusus pasien virus Corona di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 16 Mei 2020. ANTARA/Zabur Karuru
TEMPO.CO, Surabaya- Ketua Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur Nursalam mengatakan, dua orang perawat di Surabaya meninggal karena terpaparCovid-19.
"Hari ini ada dua perawat yang meninggal di Surabaya. Satu perawat dari Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya, meninggalnya di RSAL (Rumah Sakit TNI Angkatan Laut) dr Ramelan tadi pagi sekitar jam 03.00 WIB. Satu lagi perawat pembimbing di Rumah Sakit RKZ. Meninggal siang tadi di Rumah Sakit RKZ," ujar Nursalam dikonfirmasi, Rabu, 24 Juni 2020.
Menurut Nursalam, perawat yang bekerja di RS Gotong Royong bernama Vivitra. Perawat ini masuk ke RSAL sekitar pertengahan Juni 2020 akibat terpapar corona dan dalam keadaan hamil delapan bulan. "Pada 22 (Juni) dioperasi, bayinya dilahirkan dengan sectio. Anak laki-laki dan juga positif Covid-19. Kemudian hari ini tadi (ibunya) meninggal," katanya.
Bayi yang juga terpapar corona itu masih menjalani perawatan intensif di RSAL. Nursalam berujar kondisi bayi itu belum stabil, bahkan dalam keadaan kritis. "Kondisi bayinya pakai ventilator anak-anak. Jadi, ya, kondisinya kritis juga di ruang NICU, ruang intensif untuk bayi," kata Nursalam.
PPNI mengimbau pihak rumah sakit atau pemerintah daerah melakukan pemeriksaan secara masif dan berkala terhadap para perawat, yakni dengan melakukan tes usap PCR rutin setiap tujuh hingga 10 hari, terutama perawat yang turut menangani pasien Covid-19.
"Jadi, dari 124 perawat yang terpapar itu, 60 persennya perawat di Puskesmas. Bertugasnya tidak di ICU, jadi yang kemarin tujuh meninggal itu rata-rata di poliklinik," tuturnya.