Cerita Awal Teguh Aprianto Temukan Peretasan Data Personel Polri

Reporter

Caesar Akbar

Jumat, 19 Juni 2020 06:22 WIB

Ilustrasi hacker sedang menjual identitas digital di dalam dark web. mic.com

TEMPO.CO, Jakarta - Praktisi keamanan siber Teguh Aprianto menceritakan awal mula dia menemukan kebocoran atau peretasan data Polri di dunia maya.

Teguh mengatakan mendapat informasi tersebut ketika berselancar di 'forum bawah tanah.'

Berprofesi
di bidang keamanan data, ia wajib memberi early warning apabila ada kebocoran data kliennya. Karena itulah ia kerap menyambangi 'forum-forum bawah tanah,' salah satunya RaidForums.

Biasanya, Teguh menerangkan, ia kerap mencari informasi dengan kata kunci 'Indonesia.' Di sana, ia menemukan sebuah thread yang dibuat oleh akun bernama hojatking.

Dalam thread tersebut, akun yang teridentifikasi dimiliki oleh warga negara Iran tersebut mengaku berhasil mengakses SIPP Polri. Hojatking memberi bukti berupa tangkapan layar salah satu data personel Polri.

Beberapa informasi tentang Polri yang bocor kala itu antara lain Nomor Induk Kependudukan anggota Polri, Kartu Keluarga, nama lengkap, riwayat petugas, riwayat pendidikan, hingga ukuran celana.

"Jadi data lengkap anggota Polri," kata dia kepada Tempo pada Kamis malam, 18 Juni 2020.

Teguh pun langsung mengecek informasi tersebut.

"Ternyata benar itu memang sistem personelnya Polri yang dimasuki oleh dia," ujar Teguh.

Selain bisa mengakses data, hacker juga bisa memodifikasi data tersebut.

Teguh pun memutuskan mencuitkan temuannya tersebut pada Senin, 15 Juni 2020.

"Halo @DivHumas_Polri saatnya berbenah. Seseorang mengklaim sudah berhasil membobol data seluruh anggota Polri. Orang ini kemudian dengan mudahnya bisa mengakses, mencari dan mengganti data anggota Polri tersebut," demikian isi cuitan Teguh dengan akun secgron di Twitter.

Teguh memutuskan mencuitkan temuannya lantaran merasa informasi tersebut penting. Tapi dia bingung bagaimana melapor kepada Polri.

"Saya pikir itu datanya bahaya dan sensitif benar."

Bukan baru kali itu saja dia mencuitkan soal kebocoran data. Sebelumnya, Teguh memposting cuitan soal kebocoran data milik Bukalapak, Tokopedia, hingga Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Tak lama setelah cuitan tentang kebocoran data Polri itu viral dan ditulis oleh media, Polri membantah informasi dari Teguh tersebut.

"Enggak ada (pembobolan)," ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono saat dihubungi oleh Tempo, Senin, 15 Juni 2020.

Menurut Teguh, bantahan dari Polri tersebut tergolong cepat sehingga ia pun merasa heran.

"Saya kan orang teknik. Untuk orang teknik saja melakukan investigasi enggak secepat itu, untuk bilang enggak ada," ujar dia.

Teguh menuturkan bahwa dia telah membuktikan bahwa data Polri memang telah dibobol. Bahkan, berdasarkan cuitannya yang lain pada Senin lalu, Teguh menyebut domain utama dan subdomain Polri pernah dibobol 259 kali.

Bahkan pada 2015, tampilan utama laman polri.go.id pun pernah di-deface menggunakan tagar #SaveKPK.

Ia pun mengingatkan bahwa bisa jadi peretas asal Iran ini bukanlah yang pertama menemukan celah di situs Polri. Pasalnya, selama ini membobol sistem informasi pemerintah memang tidak membutuhkan waktu lama.

Karena itu, Teguh menyarankan Polri menyiapkan kanal pengaduan kebocoran data semacam ini.

Pada selasa, 16 Juni 2020, Badan Reserse Kriminal Polri menyatakan tengah menyelidiki informasi yang menyebut jika server database anggota Polri diretas.

Meski begitu Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Awi Setiyono menyatakan kabar peretasan data Polri tidak benar alias hoaks. Polri bahkan menuding Teguh telah menyebarkan hoaks.

"Polri masih melakukan pendalaman dan penyelidikan terhadap pelaku penyebar hoaks tersebut, serta motifnya," ujar Awi pada Selasa, 16 Juni 2020.

Berita terkait

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

4 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

15 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

20 jam lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

1 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

1 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

2 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Aplikasi Soal UTBK Mati Tanpa Upaya Peretasan, Pengamat Siber: Memalukan

2 hari lalu

Aplikasi Soal UTBK Mati Tanpa Upaya Peretasan, Pengamat Siber: Memalukan

Kejadian pada hari pertama UTBK itu tidak ada indikasi kesengajaan menunda waktu tes untuk mendapatkan bocoran jawaban.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

2 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya