Peneliti Kembangkan Deteksi Online Risiko Penularan Covid-19

Reporter

Friski Riana

Editor

Amirullah

Rabu, 3 Juni 2020 10:16 WIB

Tenaga medis di Laboratrium tes Polymerase Chain Reaction (PCR) di Tower 4 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Jumat 15 Mei 2020. Dokter dan tenaga medis harus dipastikan keamanan APD, mulai dari memakai hingga melepas melalui prosedur yang ketat untuk menghindari tertular virus Covid-19, selain itu petugas medis juga memerlukan usaha yang besar karena harus menahan panas hingga buang air kecil selama kurang lebih 8 jam lamanya. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok peneliti dari Indonesia bekerja sama dengan tim internasional mengembangkan alat deteksi online yang dapat memperkirakan risiko seseorang tertular dan menularkan virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19.

“Kami membuat tes online ini berdasarkan ilmu perubahan perilaku yang merupakan cabang dari ilmu psikologi,” kata peneliti dari Universitas Brawijaya, Ratri Nurwanti, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 3 Juni 2020.

Ratri menjelaskan pengguna tes akan memperoleh perkiraan risiko sejauh mana dirinya dapat tertular atau menularkan virus corona. Ada tiga faktor yang diukur, yaitu menjaga kebersihan tangan, menjaga jarak aman di tempat umum, dan perilaku tetap di rumah atau menghindari keramaian.

Berdasarkan estimasi risiko tersebut, pengguna akan mendapatkan rekomendasi apa yang seharusnya dilakukan dan dihindari, serta alasannya. “Tes ini diharapkan mampu mengurangi risiko masyarakat terpapar virus corona serta mencegah penularannya kepada keluarga dan masyarakat di sekitarnya,” kata dia.

Menurut Ratri, data dari tes online akan dibandingkan dengan data dari seluruh dunia, kemudian digunakan sebagai rekomendasi bagi pemerintah dan organisasi kesehatan lainnya. Sehingga, mereka dapat membuat kebijakan yang sesuai.

Advertising
Advertising

Semakin banyak masyarakat yang menggunakan tes ini, kata Ratri, akan semakin akurat penilaian risiko yang diperoleh. Rekomendasi dari tes ini juga bisa membantu pemerintah dan organisasi kesehatan lainnya dalam mengevaluasi dan memperbaiki informasi pencegahan penularan Covid-19.

Alat tes online ini dapat diakses di https://your-covid-19-risk.com/#allvolunteers. Ratri mengatakan, alat tes online ini baru akan resmi diluncurkan di Indonesia pada 6 Juni 2020, dengan menyediakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.

Penggagas utama alat tes online ini adalah Gjalt-Jorn Peters dari Maastricht University, Belanda. Pengembangan alat tes online ini melibatkan sejumlah peneliti dari berbagai negara.

Selain Ratri dari Universitas Brawijaya, peneliti Indonesia yang terlibat, di antaranya Astin Sokang dari UKRIDA, Sali Rahadi Asih dari UI, Andrian Liem dari University of Macau, dan Triana Kesuma Dewi dari UNAIR. “Semuanya dari jurusan Psikologi,” ujar Ratri.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

16 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya