India Juara Umum Olimpiade Astronomi

Reporter

Editor

Kamis, 28 Agustus 2008 08:05 WIB

TEMPO Interaktif, BANDUNG: - Tim India akhirnya tampil sebagai juara umum kompetisi International Olimpyad On Astronomy and Astrophysic 2nd (IOAA) yang digelar di Bandung, 19 – 28 Agustus. Meski diuntungkan sebagai tuan rumah, Indonesia sendiri yang akhirnya hanya puas berada di peringkat ke dua. Unggul dari tim Iran di peringkat ketiga.

Ketiga Negara ini berhasi menjungkalkan Thailand yang dikenal sebagai juara bertahan. Negara gajah putih ini terpuruk dengan hanya mendapat satu medali emas, satu perunggu dan tiga honorable mention. Tim India sendiri berhasil meraih dua medali emas, dua perak dan satu perunggu. Indonesia, meski meraih medali paling banyak, empat emas, tiga perak, dua perunggu dan satu penghargaan honorable mention, tak bisa menjadi juara umum. Menurut Ketua Pelaksana IOAA Taufiq Hidayat, perolehan banyak itu karena kumulatif dua tim. Tim A yang menjadi andalan, hanya menyumbang dua emas, satu perak, satu perunggu dan honorable mention. Medali emas, perak dan perunggu lainnya disumbangkan tim B sebagai guest team. “Medali mereka diakui, tapi tidak bisa menentukan peringkat Negara,” kata Taufiq Hidayat di sela acara penutupan di Sabuga, Bandung, Rabu (27/8). Medali emas Indonesia disumbangkan dua anggota tim A Lorenz da Silva dari Tim A yang juga siswa SMA Semesta, Semarang dan Ady Suwardi, dari SMA Sutomo 1 Medan. Juga dua anggota tim B lainnya yaitu Amar Kusuma dari SMA Taruna Nusantara, Magelang dan Ridlo Wahyudi Wibowo dari SMA Negeri 1 Rembang. Medali perak disumbangkan Ester Brigitta dari SMAK BPK Penabur 1 Jakarta, Dua medali lain dari guest team, Yudho Diponegoro siswa SMA Taruna Nusantara, Magelang dan Marshiella, SMA Negeri 8 Jakarta. Dua medali perunggu, disumbangkan Eky Valentian Febrianto, SMA 3 Bogor dan Veena Salim, SMA Methodis 3 Medan. Adapun honorable mention diraih Mikha Benanta Purba, SMA Taruna Nusantara Magelang. Guest Team Indonesia dinilai juri menunjukkan prestasi gemilang. Karenanya, juri memberikan penghargaan outstanding achievement. Sedangkan Lorenz juga mendapat gelar Creative solution. Gelar itu juga diraih Sayed Sadra Sadraddini dari Iran. Kompetisi IOAA ini diikuti 24 negara. Lebih banyak ketimbang kompetisi tahun lalu di Chiang Mai, Thailand.

Sekjen IOAA Chatief Kunjaya mengatakan, keberhasilan tim India tidak mengejutkan. Tim ini dikenal rival Indonesia. Kompetisi tahun lalu misalnya, India berada di peringkat ketiga besar dan keluar menjadi juara umum, tahun ini. “Sebagai tuan rumah, Indonesia sebenarnya diuntungkan. Namun India memang luar biasa,” ujarnya.

Chatief memaparkan persiapan tim India yang jauh lebih matang ketimbang Negara lain. Setahun terakhir, India menyaring lebih dari 50 ribu siswa untuk ikut kompetisi ini. Mereka bahkan mempunyai tempat penelitian khusus astronomi bernama homi baba center. “Jadi saya tidak heran kalau hasilnya juga maksimal” kata Chatief.

Pembina tim Indonesia Suryadi Siregar menolak jika perolehan ini disebut kegagalan. Prestasi tahun ini, menrutu Suryadi, adalah kemajuan luar biasa karena membuat Indonesia sejajar dengan Negara lain di bidang astronomi seperti India, Iran dan Cina. “Tahun lalu, Indonesia Cuma dapat satu emas. Tahun ini, meski tidak juara umum, Indonesia pengumpul medali paling banyak” ujarnya.

Alwan Ridha Ramdani, Adelheid Pratiwi Sidharta

Berita terkait

Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

26 hari lalu

Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

Awal Syawal atau hari Lebaran 2024 diperkirakan akan seragam pada Rabu, 10 April 2024. Berikut ini penjelasan astronom BRIN soal posisi hilal terkini.

Baca Selengkapnya

Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

32 hari lalu

Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

Kondisi cuaca, polusi cahaya, dan sempitnya durasi bisa menghambat pengamatan Komet Setan.

Baca Selengkapnya

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

32 hari lalu

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.

Baca Selengkapnya

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

33 hari lalu

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

Komet 12P/Pons-Brooks alias komet setan menuju titik terdekatnya dengan matahari dan bumi. Pakar astronomi membantah isu tanda kiamat.

Baca Selengkapnya

Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

2 Februari 2024

Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.

Baca Selengkapnya

Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

6 Januari 2024

Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

5 Desember 2023

Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.

Baca Selengkapnya

Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

4 Oktober 2023

Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

Gerhana bulan akan terjadi pada Ahad dini hari, 29 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya

Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

6 September 2023

Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

DKI Jakarta meraih juara umum pada Olimpiade Sains Nasional atau OSN 2023 dengan total 71 medali.

Baca Selengkapnya

Dzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya

4 September 2023

Dzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya

Dzaky mengaku menyukai astronomi sejak kelas 3 SMP.

Baca Selengkapnya