Rapid Test Corona, Eijkman: Hasil Negatif Belum Berarti Aman

Reporter

Friski Riana

Jumat, 20 Maret 2020 19:37 WIB

Nenek moyang Madagaskar berasal dari Indonesia kata Herawati Sudoyo. Deputi Direktur Lembaga Biologi Molekul Eijkman, Herawati Sudoyo telah berhasil meneliti bahwa nenek moyang Madagaskar berasal dari Indonesia, peneliatiannya tersebut dengan cara mencocokkan molekul DNA orang Indonesia dengan Madagaskar. Tempo/Jacky Rachmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekular (LBM) Eijkman Institute, Herawati Sudoyo, mengatakan hasil tes cepat (rapid test) Virus Corona atau COVID-19 negatif belum berarti aman.

“Perlu diperhatikan bahwa tes negatif belum berarti aman,” kata Hera kepada Tempo, Jumat, 20 Maret 2020.

Hera menjelaskan, tes deteksi antibodi menggunakan spesimen darah tidak menentukan adanya virus. Tetapi menggambarkan pemaparan manusia terhadap virus melalui pengukuran IgM/IgG.

Sampai saat ini, dia menerangkan, jenis tes semacam itu baru dikembangkan. “Dan belum ada yang memiliki sensitivitas dan spesifitas tinggi."

Menurut Hera, hasil positif virus Corona pada tes tersebut dapat terjadi bila bereaksi silang dengan virus lain. Sedangkan hasil negatif dapat terjadi bila antibodi belum terbentuk.

Untuk dapat digunakan pada publik tes cepat Corona perlu divalidasi terlebih dulu di beberapa laboratorium baik lembaga penelitian maupun pendidikan yang sering melakukan validasi tes baru.

Dalam keadaan pandemi Corona, menurut Hera, tes diagnostik yang direkomendasikan adalah tes molekuler materi genetik virus.

Hera mengungkapkan alasannya. "Virus SarsCoV-2 ini adalah virus yang baru dikenal dan belum diketahui secara pasti karakteristiknya dan masih terus bermutasi.”

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menginstruksikan dilakukan rapid test Virus Corona untuk identifikasi massal karena penularan infeksi virus Corona.

Juru bicara pemerintah untuk penanggulangan virus corona, Achmad Yurianto, mengatakan rapid test ini hanya membutuhkan sampel darah.

Kelebihannya dibandingkan uji reaksi berantai polimerasi (PCR) yang standar adalah tes cepat ini tidak membutuhkan sarana pemeriksaan laboratorium pada bio security level 2.

"Hal ini berarti tes bisa dilaksanakan hampir di semua laboratorium kesehatan yang ada di rumah sakit yang ada di Indonesia," ucap Yurianto.

Berita terkait

Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

59 hari lalu

Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

Saat Pandemi Covid-19 berbagai kehidupan 'normal' berubah drastis. Saat itu yang kerap terdengar seperti protokol kesehatan, jaga jarak, rapid test.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

59 hari lalu

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

16 Desember 2023

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

Kementerian Kesehatan Singapura meminta warganya kembali menggunakan masker di tempat-tempat ramai seiring meningkatnya kasus COVID-19.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 di Malaysia Naik 57 Persen, Menpar Minta Jangan Panik

7 Desember 2023

Kasus Covid-19 di Malaysia Naik 57 Persen, Menpar Minta Jangan Panik

Malaysia mencatatkan kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan. Dalam beberapa hari terakhir, Covid-19 di Malaysia naik hingga 57 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi Klaim RI Masuk 5 Negara yang Sukses Tangani Corona dan Pulihkan Ekonomi

8 Oktober 2023

Jokowi Klaim RI Masuk 5 Negara yang Sukses Tangani Corona dan Pulihkan Ekonomi

Presiden Jokowi, mengatakan Indonesia dinilai sebagai satu di antara lima negara di dunia yang berhasil menangani virus corona dan pulihkan ekonomi

Baca Selengkapnya

Porter dan Sopir Angkot juga Bicara Pasar Tanah Abang Sepi, Sebut Beda Bener dan Bullshit

21 September 2023

Porter dan Sopir Angkot juga Bicara Pasar Tanah Abang Sepi, Sebut Beda Bener dan Bullshit

Viral sepi Pasar Tanah Abang belakangan ini juga diamini para porter atau kuli angkut.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Penularan MERS-CoV

12 Mei 2023

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Penularan MERS-CoV

Kemenkes meminta jemaah haji menerapkan prokes ketat untuk mewaspadai penularan MERS-CoV.

Baca Selengkapnya

Cina Ogah Kerja Sama, WHO Tetap Usut Tuntas Asal-usul Virus Corona

16 Februari 2023

Cina Ogah Kerja Sama, WHO Tetap Usut Tuntas Asal-usul Virus Corona

WHO tetap mengusut tuntas asal-usul virus Corona meski pandemi Covid-19 mulai reda.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 di Cina Mulai Turun

26 Januari 2023

Kasus Covid-19 di Cina Mulai Turun

Otoritas di Cina mengklaim infeksi virus corona sudah lewati puncaknya. Namun ahli memperingatkan terhadap kemungkinan lonjakan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya

China Laporkan 13.000 Tewas Akibat Covid dalam Sepekan Terakhir

23 Januari 2023

China Laporkan 13.000 Tewas Akibat Covid dalam Sepekan Terakhir

Jumlah korban tewas akibat Covid-19 di China disebut tak mencerminkan angka sebenarnya.

Baca Selengkapnya