Peneliti ITB Prediksi Puncak Corona Terjadi pada Akhir Maret

Kamis, 19 Maret 2020 11:37 WIB

Petugas melakukan penyemprotan cairan disinfektan diseluruh wilayah Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Rabu, 18 Maret 2020. Penyemprotan tersebut dilakukan guna mengantisipasi penyebaran virus corona atau Covid 19 terhadap para penumpang pesawat. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi Institut Teknologi Bandung, Nuning Nuraini dkk memperkirakan puncak penyebaran virus corona di Indonesia akan terjadi pada akhir Maret dan akan berakhir pertengahan April. Perkiraan ini merupakan hasil perhitungan data dan simulasi dengan pendekatan model matematika.

Hasil penelitian Nuning bersama koleganya, Kamal Khairuin dan Mochamad Apri ini tertuang dalam artikel yang dipublikasikan di portal E-Prints ITB pada Ahad, 15 Maret 2020.

Nuning mengatakan model penghitungan yang digunakan ini masih sederhana. "Saya mikirnya sebagai orang matematika, yang bisa kami baca hanya fenomena yang ada di masyarakat data akumulasi," kata Nuning kepada wartawan Tempo Anwar Siswadi, Senin, 18 Maret 2020.

Dalam penghitungannya, Nuning menggunakan model Kurva Richard (Richard's Curve) untuk mensimulasi ekspektasi jumlah Covid-19 di Indonesia. Nuning membandingkan Kurva Richard Indonesia dengan Cina, Italia, Iran, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

Berdasarkan simulasi ini, diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata dari jumlah kuadrat kesalahan (RMSE) model Korea Selatan adalah yang relatif mirip dengan Indonesia. Dengan perhitungan ini, diperoleh prediksi jumlah kasus akan meningkat hingga mencapai angka 8 ribu kasus.

Advertising
Advertising

Jumlah kasus baru harian diperkirakan akan meningkat hingga akhir Maret dengan jumlah kasus terbesar mencapai 600. Nuning dkk juga memperkirakan penyebaran virus corona akan berakhir pertengahan April 2020.

"Bisa dibayangkan bila langkah pencegahan ini tidak dilakukan secara serius, maka kasus bisa berlipat dalam puluhan, ratusan, ribuan, bahkan jutaan penderita," demikian tertulis dalam artikel.

Meski begitu, para peneliti menggarisbawahi bahwa hasil ini diperoleh dari parameter model Korea Selatan. Padahal, Korea Selatan dipandang cukup berhasil menjalankan pencegahan pandemi corona.

Korea juga melakukan pengetesan masif terhadap warganya. Merujuk situs ourworldindata.org, ada 5 ribu orang yang dites dari setiap 1 juta orang di Korea Selatan. Data per 9 Maret di situs worldmeters.info menyebut Korea Selatan sudah melakukan 210.144 tes.

Para peneliti juga menyatakan perhitungan itu masih sederhana dan belum belum sempurna. Namun pada intinya, mereka menekankan bahwa jumlah kasus sebenarnya jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan.

Secara spesifik, para peneliti berharap kurva yang dihasilkan tidak lancip dan tinggi. Sebab jika demikian, rumah sakit akan kewalahan menerima pasien dan peluang transmisi penyakit menjadi lebih besar. Namun sebaliknya, jika kurvanya rendah, rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnnya dapat menampung pasien.

Nuning dkk juga menganjurkan agar pembatasan sosial (social distancing) benar-benar dilakukan dengan disiplin. "Mungkin tidak nyaman, namun itu sepadan dengan risiko yang akan kita hadapi bila mengabaikannya," tulis para peneliti.

Dalam wawancara dengan wartawan Tempo Anwar Siswadi, Nuning mengatakan dengan data saat ini Indonesia sudah tidak cocok menggunakan model Korea Selatan. Kata dia, kurva Indonesia lebih mendekati Amerika Serikat.

"Sedang diusahakan untuk di-update. Kami bisa memilih model kajian dan data berbeda dengan hasil yang akan beda," ujar dia.

Menurut keterangan juru bicara penanganan corona, Achmad Yurianto, per kemarin tercatat ada 227 kasus di Indonesia, 19 orang meninggal, dan 11 orang sembuh.


BUDIARTI UTAMI PUTRI | ANWAR SISWADI

Berita terkait

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

20 jam lalu

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

Kenaikan UKT bagi mahasiswa angkatan 2024 di ITB memuncaki Top 3 Tekno Tempo hari ini, Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

1 hari lalu

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

ITB menaikkan UKT untuk para mahasiswa angkatan 2024. Kenaikannya berkisar 15 persen dibanding angkatan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

1 hari lalu

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB menceritakan pengalamannya meraih gelar doktor di usia 27 tahun.

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

2 hari lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

3 hari lalu

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

Mengatasi peserta yang berpakaian kurang pantas, panitia UTBK SNBT 2024 menyediakan kostum pinjaman, umumnya berupa kemeja dan sepatu.

Baca Selengkapnya

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

4 hari lalu

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

Pusat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Bandung menerapkan berbagai macam cara untuk mengantisipasi kecurangan saat UTBK SNBT 2024

Baca Selengkapnya

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

4 hari lalu

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

Bersama lulusan lain, dokter Tirta menghadiri Sidang Terbuka Wisuda Kedua ITB Tahun Akademik 2023/2024 di Gedung Sabuga, ITB.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

4 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

ITB Siap Gelar UTBK SNBT 2024, Peserta Disarankan Datang Pakai Angkutan Umum

6 hari lalu

ITB Siap Gelar UTBK SNBT 2024, Peserta Disarankan Datang Pakai Angkutan Umum

ITB siap 100 persen menggelar UTBK SNBT 2024.

Baca Selengkapnya

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

6 hari lalu

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Baca Selengkapnya