Beredar Video TKA Cina di Bandara Kendari, Ini Penjelasan Polisi

Senin, 16 Maret 2020 11:19 WIB

Karyawan berjalan di Bandara Internasional Arlanda yang terlihat sepi atas mewabahnya virus corona sehingga banyaknya penerbangan yang dibatalkan di Stockholm, Swedia, 12 Maret 2020. TT News Agency/ Fredrik Sandberg via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Komisioner Ombudsman Laode Ida, menyesalkan adanya tenaga kerja asing (TKA) asal Cina, yang masih berdatangan ke Indonesia. Di tengah isu pandemi Virus Corona atau Covid-19, ia menilai pemerintah Indonesia tak peduli keselamatan masyarakat, dengan membiarkan para TKA itu masuk.

Ia menilai penyebaran Virus Corona berawal dari Cina. Karena itu, di tengah negara-negara luar membatasi pendatang, Indonesia justru membuka pintunya. "Sebaliknya Indonesia malah masih tetap memberi karpet merah untuk para buruh asing dari Cina. Ini, sekali lagi, sangat aneh," kata Laode dalam keterangan tertulisnya, Senin, 16 Maret 2020.

Laode mengatakan sudah mengecek video viral yang menunjukkan para TKA itu sedang mengantri di Bandara Haluoleo, Kendari. Saat dikonfirmasi, Laode mengatakan kejadian masuknya TKA Cina itu terjadi Sabtu pekan lalu. "Itu di kampung saya di Kendari. Dan penyebar videonya sekarang ditangkap oleh Polda Sultra. Bahwa peristiwa di video itu benar," kata Laode.

Para pekerja itu, kata Laode akan bekerja di smelter nikel milik perusahaan asal Cina yang ada di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Ia mengatakan telah mengkonfirmasi adanya kejadian ini.

Laode juga mempertanyakan langkah Kapolda Sulawesi Tenggara, yang justru menyatakan akan memidanakan orang yang menyebarkan video tersebut. Ia menilai sikap Kapolda itu merupakan wujud instrumen negara yang otoriter dan dikendalikan oleh pemodal asing, dan yak mempedulikan ancaman pandemi Virus Corona.

"Sekali lagi, hal itu merupakan sikap dan kebijakan berwatak arogan, suatu ciri negara otoriter di mana para pejabatnya yang lebih cinta pemodal atau warga asing ketimbang keselamatan jiwa dari warganya sendiri," kata Laode.

Laode mengatakan Kapolda Sultra berdalih TKA asal Cina itu sudah memperpanjang visa mereka. Karena itu, jika pemerintah tetap ngotot mereka tetap bekerja, Laode mengatakan ada beberapa hal yang perlu dipenuhi.

Pertama, adalah memastikan adanya karantina berjenjang, di bandara internasional kedatangan dan di bandara/pelabuhan lokal tempat tujuan. Selanjutnya, bagi mereka yang sudah masuk, wajib dilakukan pemeriksaan berkala.

"Ketiga, segera stop seluruh TKA asal Cina, untuk cegah merebaknya Covid-19. Keselamatan nyawa warga adalah di atas segalanya dan skaligus merupakan kewajiban asasi dari pemerintah," kata Laode.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara Brigadir Jendera Merdisyam mengatakan video yang viral atas kedatangan tenaga kerja asing di Bandara Haluoleo, Kendari merupakan TKA yang baru kembali dari Jakarta. Mereka baru saja memperpanjang visa dan kontrak kerja di Ibu Kota.

"Kami sudah melakukan pengecekan bahwa benar video itu. Akan tetapi, mereka adalah TKA yang bekerja di salah satu perusahaan smelter di Morosi, Kabupaten Konawe yang kembali setelah memperpanjang visanya di Jakarta," kata Kapolda. Ia menegaskan bahwa para TKA tersebut sudah lama tidak kembali ke Cina.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

9 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

13 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

14 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

15 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

19 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

22 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya