CSIS Beri 5 Catatan untuk Pemerintah soal Penanganan Virus Corona

Sabtu, 14 Maret 2020 07:49 WIB

Petugas medis mengumpulkan peralatan seusai melakukan tindakan terhadap seorang pasien di ruang isolasi instalasi paru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dumai di Dumai, Riau, Jumat, 13 Maret 2020. Seorang pasien Kasus Nomor 4 dalam pengawasan yang dirawat selama tiga hari di ruang isolasi RSUD Dumai dinyatakan sudah sembuh dan akan pulang ke rumah. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Philips J. Vermonte memberikan lima catatan untuk pemerintah terkait penanganan virus Corona. Pertama, Philips menilai perlu ada perubahan pola pikir bahwa persoalan ini menyangkut kesehatan masyarakat, bukan isu keamanan.

Philips mengatakan, jika isu Corona dipandang sebagai isu keamanan, maka pemerintah akan cenderung tak transparan demi menghindari kepanikan masyarakat.

"Kalau mindset kita adalah keamanan, instingnya adalah tidak melakukan transparansi karena takut masyarakat panik. Sementara dalam isu public health itu justru yang harus dilakukan keterbukaan," kata Philips di kawasan Jakarta Selatan, Jumat, 13 Maret 2020.

Kedua, Philips menilai Indonesia perlu belajar dari sejarah terjadinya wabah. Flu terbesar terjadi pada 1918 sehabis Perang Dunia I. Namun setelah itu, kata dia, wabah terjadi bergantian dalam waktu yang semakin rapat.

"Ada SARS, MERS, jaraknya makin dekat," ujar dia. Maka dari itu, Philips mengatakan pola pikir yang harus dibentuk adalah kesiapan, bukan kepanikan.

Advertising
Advertising

Ketiga, Philips mengingatkan pusat untuk melibatkan pemerintah daerah dalam penanganan virus Corona. Ia mengatakan pusat harus memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah.

Philips menyinggung adanya kewenangan tertentu oleh pemerintah daerah yang diatur dalam undang-undang. Pemerintah daerah pun memiliki Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang seharusnya dilibatkan.

"Karena kasusnya pandemi, sudah tidak hanya di Jakarta dan masyarakat sudah mudah berpindah-pindah, ini harus desentralisasi," kata Philip.

Keempat, Philips mendorong pemerintah melakukan lebih banyak pengujian sampel. Selama ini, sejumlah pihak mempertanyakan kapasitas sampel di Indonesia yang dinilai masih sedikit.

"Jangan-jangan kalau terlalu sedikit, sampelnya sedikit case-nya sedikit. Pemerintah harus meng-invest untuk melakukan lebih banyak tes," ujar Philips.

Terakhir, Philips mengatakan hal ini harus menjadi catatan bagi Indonesia untuk lebih siap secara struktural. Dia mengatakan tahun lalu sebenarnya ada Rancangan Undang-undang Wabah dalam Prolegnas di Dewan Perwakilan Rakyat.

RUU itu hendak merevisi UU Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah, tetapi tak rampung. "Padahal di RUU wabah itu banyak hal-hal yang bisa mempersiapkan kita lebih baik," kata Philips.

Tahun ini, DPR memasukkan RUU Penanggulangan Bencana dalam Prolegnas 2020. "Mungkin ini kesempatan memperbaiki kesiapan kita secara struktural," kata Philips.

Philips mengimbuhkan, kepemimpinan yang tegas juga diperlukan dalam penanganan virus yang telah ditetapkan sebagai pandemi ini. Dia mencontohkan, Taiwan memiliki pemerintah yang tegas hingga sedikit korban akibat virus Corona di sana.

Meski berjarak dekat dari Cina yang merupakan episentrum awal penyebaran virus Corona, tercatat ada 50 kasus positif Covid-19 dengan satu korban meninggal. Data ini merujuk website Taiwan Centers for Disease Control. "Kalau kita belajar dari negara-negara lain yang relatif sukses menekan ini adalah yang leadership-nya sangat kuat," ucap dia.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

13 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

16 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya