Tolak Kenaikan Iuran Kelas III BPJS Kesehatan, Begini Saran DPR

Reporter

Halida Bunga

Editor

Amirullah

Sabtu, 4 Januari 2020 13:14 WIB

Dirut BPJS Kesehatan Fahmid Idris bersama Dirut RS Jantung Harapan Kita Iwan Dakota serta Petugas Penanganan Pengaduan Peserta Rumah Sakit (P3RS) mensosialisasikan BPJS SATU (Siap Membantu) kepada pasien di RS Jantung Harapan Kita, Jakarta, Kamis, 19 Desember 2019. BPJS SATU ini merupakan upaya peningkatan kualitas pelayanan dalam penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dengan menghadirkan petugas P3 di rumah sakit dengan tujuan agar peserta JKN-KIS dapat berinteraksi dengan mudah dan mengetahui informasi sekitar program JKN-KIS. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi IX atau komisi kesehatan DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional Saleh Partaonan Daulay menjelaskan empat alternatif yang bisa ditempuh terkait defisit anggaran BPJS Kesehatan.

Saleh menjelaskan, Komisi IX dan Komisi XI bersama Kementerian Kesehatan, BPJS Kesehatan dan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) telah melaksanakan sejumlah rapat gabungan untuk membahas hal itu.

Pada rapat pertama, pihaknya tegas menyatakan penolakan terhadap kenaikan iuran BPJS untuk peserta PBPU (Pekerja Bukan Penerima Upah) kelas III yang jumlahnya mencapai 19,9 juta orang.

Saleh mengatakan, atas penegasan itu maka dalam rapat kedua didapatkan 4 alternatif yang dapat ditempuh. Pertama, pemerintah kembali memberikan subsidi.

"Harga iuran kan Rp 42 ribu. Sementara dulu bayar Rp 25.500. Jadi 16.500. Sisanya itu disubsidi pemerintah. Jadi silahkan dicarikan," kata Saleh kepada Tempo pada Sabtu, 4 Januari 2020.

Advertising
Advertising

Saleh mengatakan hal ini tak terealisasi karena kemungkinan tak adanya payung hukum. "Tapi kalau enggak ada payung hukumnya, buat aja Perpres kek apa kek gitu. Orang kenaikan iuran juga dibuat dengan Perpres."

Kedua, DPR merekomendasikan 19,9 juta orang dimasukkan ke Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui pendataan yang baik dan benar. Menurutnya data BPJS justru menunjukkan angkanya lebih dari 19,9 juta.

"Kalau itu diperbaiki mestinya yang ini (PBPU) kan bisa masuk langsung (PBI). Tapi sampai sekarang tidak terealisasi. Itu yang menyebabkan kami lihat ada yang belum dikerjakan dari keputusan rapat," kata Saleh. Menurutnya, jumlah 19,9 juta orang merupakan angka yang sangat sedikit dibanding jumlah PBI sebesar 96,8 juta orang.

Saleh menjelaskan, hal ini tak terealisasi lantaran PBI membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan pendataan. Dia menyebut pihaknya telah meminta Kemenkes agar pemerintah menyegerakan hal itu. Namun hingga DPR memasuki masa reses, pemerintah tak kunjung memberi solusi dan jawaban.

Ketiga, hasil rapat itu menyarankan bahwa surplus yang didapatkan dari kenaikan BPJS dapat menutupi iuran kelas PBPU Kelas III sebanyak 19,9 juta orang. Saleh menjelaskan surplus itu sebelumnya sudah prediksi. Namun prediksi tahunan itu lambat laun menurun karena banyak masyarakat yang turun kelas.

Keempat, Saleh menjelaskan adanya rencana penggunaan subsidi dari kenaikan cukai rokok untuk BPJS. Meski begitu hal tersebut tak terealisasi karena belum memiliki payung hukum.

"Sudah dinaikkan cukainya. Perokok agak lumayan protes tuh ya kan. Tapi tetap saja dilematis. Kalau cukai dinaikkan untuk mengobati orang sakit berarti rokok ini benar. Dan asumsi itu tidak boleh. Dilema itu juga jadi problem," ujar Saleh.

Berita terkait

Korupsi Rumah Dinas DPR RI, KPK Periksa Hiphi Hidupati

2 jam lalu

Korupsi Rumah Dinas DPR RI, KPK Periksa Hiphi Hidupati

KPK memanggil Kepala Bagian Pengelolaan Rumah Jabatan Sekretariat Jenderal DPR RI Hiphi Hidupati dalam dugaan korupsi rumah dinas

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

1 hari lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

1 hari lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

3 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

3 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

3 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

4 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

5 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

6 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

6 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya