Warga mengamati banjir yang merendam Jalan Letjen S Parman dan tol dalam kota di Jakarta Barat, Rabu, 1 Januari 2020. Penggratisan ini berlaku untuk ruas Jalan Tol Cawang - Grogol - Tomang yang dikelola oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan ruas Jalan Tol Cawang - Tanjung Priok - Ancol Timur - Jembatan Tiga - Pluit yang dikelola oleh PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. ANTARA/Nova Wahyudi
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan potensi hujan lebat awal tahun di Jabotabek diperkirakan masih akan berlangsung hingga tujuh hari mendatang. “Potensi hujan lebat 2-7 Januari di Jabodetabek,” kata Dwikorita dalam Rapat Koordinasi Banjir Jabotabek di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jakarta Timur pada Kamis 2 Januari 2020.
Berdasarkan data analisis terakhir diperkirakan akan ada aliran udara basah ke Indonesia yang masuk dari arah Samudera Hindia pada 5-10 Januari 2020. Aliran itu akan masuk dari arah barat yaitu pulang Sumatera di sepanjang Equator.
Dwikorita mengatakan, jalur masuk aliran udara itu berdampak pada meningkatnya intensitas curah hujan. "Potensi hujan ekstrem diperkirakan 5-10 Januari di wilayah Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Jambi sampai Lampung termasuk Jawa dan tentunya Jabotabek."
Aliran udara itu nantinya akan berjalan menuju bagian timur Indonesia seperti Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Diperkirakan aliran itu sampai pada 10-15 Januari 2020.
Menurut Dwikorita, mengatakan fenomena cuaca ekstrem ini merupakan siklus berulang. Aliran itu akan kembali masuk ke Indonesia pada akhir Januari sampai awal Februari dalam kurun waktu 3-5 hari. "Akan terulang lagi di pertengahan Februari. Sehingga perlu diantisipasi secara lebih dini, disiapkan mitigasinya."