Mantan Jaksa Agung Sarankan Ini untuk Selesaikan Persoalan HAM

Reporter

Antara

Editor

Purwanto

Selasa, 10 Desember 2019 15:38 WIB

Marzuki Darusman saat seminar tentang kekejaman rezim Korea Utara di seminar Jalan Panjang Penegakkan dan Penghormatan HAM di Korea Utara, di LIPI, Jakarta (29/4). Marzuki adalah pelapor khusus PBB untuk HAM Korut. TEMPO/Maria Rita

TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa Agung Republik Indonesia di tahun 1999-2001, Marzuki Darusman menyarankan sejumlah cara kepada Komnas HAM RI, Komnas Perempuan, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), serta Ombudsman RI untuk mendesak pemerintah menyelesaikan kasus Hak Asasi Manusia.

Pertama, ia mengajak lembaga-lembaga tersebut bekerja sama dengan DPR RI dan membentuk koalisi dengan partai politik.

“Lihat partai politik mana yang paling tinggi suaranya di daerah tertentu. Hubungi orang-orang ini, ciptakan koalisi di dalam DPR, desak pemerintah,” saran Marzuki di gedung DPR/MPR Jakarta, Selasa.

Ia mencontohkan ketika Partai Amanat Nasional misalnya yang berminat untuk menyelesaikan kasus HAM, ia menyarankan Komnas HAM mendatangi PAN.

“Kalau ada masalah bersangkutan dengan HAM, hubungi PAN sehingga partai ini bisa berkoalisi dengan yang lain bersama mendesak pemerintah,” ujar Mantan Ketua Komnas HAM 1998-2003 itu.

Selain itu, ia juga menyarankan agar lembaga-lembaga formal yang berjuang soal HAM bekerja sama dengan media massa untuk membantu membentuk tekanan publik.

Advertising
Advertising

Agar yang dibentuk media massa itu tidak hanya masalah-masalah dan berita-berita yang dianggap lebih penting oleh masyarakat dan pemerintah seperti masalah ekonomi dan politik namun juga masalah pelanggaran-pelanggaran HAM dan masalah-masalah yang bersangkutan dengan persoalan kemasyarakatan.

“Agar itu terdesak keluar dari media, sehingga membentuk opini publik, menekan pemerintah, menekan kelompok-kelompok masyarakat untuk menyelesaikan masalah. Ini tantangan tersendiri,” ujar Marzuki.

Menurut Marzuki, teknik ini yang belum dimanfaatkan secara menyeluruh sehingga membuat publik terpaksa harus rewel karena itu.

Ia sepakat bahwa lembaga-lembaga perjuangan HAM formal di negara ini harus mengalami penguatan dari segi anggaran dan keuangan.

Tapi yang terpenting menurut dia adalah bahwa kehadiran lembaga-lembaga itu dirasakan bermanfaat oleh masyarakat secara luas dan ini memang memerlukan kerja sama semua pihak.

Ia menambahkan jika masyarakat Indonesia saat ini mengalami fase keadaan setelah perubahan besar pada 30 tahun yang lalu dimana pemerintahan berlangsung sangat ketat.

Menurut dia 30 tahun yang lalu, segala hal diatur pemerintah sampai hal yang sekecil-kecilnya. Semua penyelesaian masalah merujuk kepada keputusan pemerintah untuk menyelesaikannya

Perubahan besar terjadi saat penyelesaian masalah di antara masyarakat kini seakan mau dikembalikan sepenuhnya lagi kepada masyarakat.

“Persoalannya adalah selama 30 tahunan masyarakat itu entah dikatakan manja, dilindungi, diproteksi, tapi secara sekaligus diperlemah dalam menyelesaikan masalah-masalah di antara mereka,” ujar Marzuki.

Dalam 20 tahun terakhir, menurut dia, Indonesia masih mengalami fase dimana masyarakat masih menghadapi sisa keadaan yang dialami dulu yaitu kemampuan menyelesaikan masalah-masalah di antara masyarakat sendiri tanpa harus mengandalkan pemerintah masih lemah.

“Itu kondisi umum yang sekarang kita lalui. Maka dari itu, akan timbul banyak masalah di antara kita. Sebetulnya tidak sepenuhnya masalah politik. Tapi membiarkan masyarakat mencoba menyelesaikan masalah di antara mereka sendiri tanpa banyak dicampuri, dibimbing, atau diarahkan oleh pemerintah,” ujar Marzuki.

Oleh karena itu, Komisi-Komisi kenegaraan yang Indonesia miliki untuk melakukan tindakan bantuan hukum berada di garis depan untuk melakukan pembinaan agar urusan-urusan yang bisa diselesaikan oleh masyarakat melalui musyawarah dan sebagainya itu berlaku untuk hampir semua persoalan yang tidak perlu diatur negara secara formal, tapi bisa melalui mediasi, rekonsiliasi, interaksi.

“Itu kemudian masih harus dilalui satu fase agar menjadikan ini terbiasa. Karena itu memang satu aspek lain persoalan yang dihadapi ini adalah untuk menyelesaikan masalah, masyarakat memang harus rewel. Harus banyak bikin kesusahan pada pemerintah sehingga akhirnya dilayani. Harus banyak gerak untuk memperbaiki keadaan,” ujar dia.

ANTARA

Berita terkait

Menlu Retno: Pihak-Pihak yang Mendikte Kita Soal HAM Justru Biarkan Israel Langgar HAM

13 Desember 2023

Menlu Retno: Pihak-Pihak yang Mendikte Kita Soal HAM Justru Biarkan Israel Langgar HAM

Menlu Retno mengajak negara-negara untuk menolak penerapan standar ganda dalam penegakan HAM.

Baca Selengkapnya

BUMN RI Bantah Tudingan Jual Senjata ke Junta Myanmar

4 Oktober 2023

BUMN RI Bantah Tudingan Jual Senjata ke Junta Myanmar

Holding BUMN Industri Pertahanan (DEFEND ID) membantah dugaan 3 BUMN menjual senjata ke junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Marzuki Darusman Laporkan 3 BUMN karena Jual Senjata Ilegal ke Myanmar

3 Oktober 2023

Marzuki Darusman Laporkan 3 BUMN karena Jual Senjata Ilegal ke Myanmar

Marzuki Darusman bersama dengan kelompok masyarakat sipil melaporkan dugaan penjualan senjata ilegal ke Myanmar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Debat Yudisial dan Nonyudisial Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat, Marzuki Darusman: Jangan Dipertentangkan

9 Juni 2023

Debat Yudisial dan Nonyudisial Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat, Marzuki Darusman: Jangan Dipertentangkan

Marzuki Darusman menganjurkan agar pendekatan yudisial dan nonyudisial untuk menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM berat tak dipertentangkan.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Belanda Dukung Komitmen Perlindungan Aktivis HAM di Indonesia

30 Januari 2022

Kedutaan Belanda Dukung Komitmen Perlindungan Aktivis HAM di Indonesia

"Kami selalu menganggap para aktivis HAM sebagai mata dan telinga pemerintah untuk mengetahui kondisi sebenarnya implementasi HAM," kata Ardi.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Sebut Upaya Penegakan HAM Tidak Selalu Berjalan Mulus

28 Januari 2022

Mahfud MD Sebut Upaya Penegakan HAM Tidak Selalu Berjalan Mulus

Mahfud MD, menegaskan pemerintah akan terus berupaya meningkatkan kualitas penegakan HAM di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Jokowi Hanya Pentingkan Isu Ekonomi di Periode Kedua

14 Januari 2022

Pakar Sebut Jokowi Hanya Pentingkan Isu Ekonomi di Periode Kedua

Beberapa pakar menilai Presiden Jokowi hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi saja di periode keduanya. Mengesampingkan isu HAM dan korupsi.

Baca Selengkapnya

Marzuki Darusman: Kekerasan Aparat Myanmar Dilakukan dengan Impunitas

1 Maret 2021

Marzuki Darusman: Kekerasan Aparat Myanmar Dilakukan dengan Impunitas

Marzuki Darusman mengatakan posisi Indonesia di lembaga-lembaga politik PBB membuatnya berkewajiban untuk menyelesaikan krisis Myanmar.

Baca Selengkapnya

Setahun Jokowi - Ma'ruf, KontraS Beberkan 5 Catatan

19 Oktober 2020

Setahun Jokowi - Ma'ruf, KontraS Beberkan 5 Catatan

KontraS menilai setahun Jokowi - Ma'ruf, Indonesia mengalami resesi demokrasi. Terlihat dari pemerintahan Jokowi tidak semangat dalam penegakan HAM

Baca Selengkapnya

Ernest Prakasa Kecewa dengan Penegakan Hukum dan HAM Era Jokowi

20 Juni 2020

Ernest Prakasa Kecewa dengan Penegakan Hukum dan HAM Era Jokowi

Ernest Prakasa melihat penegakan hukum dan HAM di era Jokowi masih lemah.

Baca Selengkapnya