Jejak Fachrul Razi Setelah Pensiun TNI dari Bisnis sampai Politik
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Syailendra Persada
Jumat, 8 November 2019 07:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menunjuk Fachrul Razi sebagai Menteri Agama. Penunjukan Fachrul ini menuai banyak perdebatan.
Bahkan Komisi Agama DPR terang-terangan mengkritik penunjukan Fachrul. Anggota Komisi VIII DPR Ali Taher berceramah panjang lebar mengingatkan tugas Menteri Agama kepada Jenderal TNI Purnawirawan Fachrul Razi. Bekas Ketua Komisi VIII ini meminta Fachrul meninggalkan budaya militernya dan mulai beradaptasi sebagai Menteri Agama yang mengedepankan kedamaian.
"Saya berpesan kepada Bapak Menteri, jenderal tinggal jenderal, tapi jenderal yang tidak menapakkan kaki di bumi, kehilangan makna kejenderalannya," ujar pria asal Flores ini, saat rapat bersama Menteri Agama di Kompleks Parlemen, Senayan pada Kamis, 7 November 2019.
Setelah pensiun dari masa dinas di militer pada 2000, Fachrul menggeluti bisnis hingga menjadi politikus. Sejarah merekam pria kelahiran Aceh ini sebagai komisaris utama di tiga perusahaan sekaligus.
Ketiganya adalah PT Central Proteina Prima, PT Aneka Tambang Tbk, dan PT Toba Sejahtera. Central Proteina ialah perusahaan akuakultur dengan 3 total ekuitas mencapai Rp 674,3 triliun pada 2018. Sedangkan Aneka Tambang Tbk atau Antam adalah perusahaan pertambangan mineral yang sebagian sahamnya dimiliki oleh pemerintah.
Adapun PT Toba Sejahtera merupakan perusahaan grup dengan anak usaha yang membidangi energi, migas, perkebunan, hutan tanaman industri, properti, serta industri. Luhut Binsar Pandjaitan tercatat pernah memiliki saham di perusahaan ini sebagai mitra bisnis Fachrul. Namun, belakangan saham itu dijual 90 persen.
Selain bergelut sebagai pebisnis, Fahcrul mulai membidangi politik selepas “lulus” TNI. Majalah Tempo edisi 31 Mei 2004 menulis bahwa Fachrul disiapkan menjadi wakil ketua tim sukses kawan sejawatnya di TNI, Wiranto untuk maju calon presiden. Wiranto kala itu berpasangan dengan Solahuddin Wahid. Keduanya dari Partai Golkar.
Dua tahun aktif di politik, ia lalu ikut terdaftar sebagai pendiri Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) bersama lima purnawirawan TNI lainnya. Ia kembali menjadi penyuara bagi sejawatnya, Wiranto, yang maju sebagai capres pada 2009. Wiranto saat itu berpasangan dengan Jusuf Kalla dan menantang pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.
Pada 2014, Fahcrul kembali meramaikan jagat kontestasi capres. Ia menjadi relawan yang mendukung Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Fahcrul lantas dekat dengan Jokowi hingga ia didapuk sebagai tim penasihat bidang pertahanan.
Fachrul kembali menjadi relawan pendukung Jokowi pada PIlpres 2019. Untuk mendukung Jokowi kembali maju, Fahcrul membentuk tim Bravo 5. Tim dibentuk untuk menepis persepsi bahwa seluruh purnawirawan TNI mendukung calon presiden Prabowo Subianto.
"Bravo 5 ini menunjukkan bahwa keluarga TNI, purnawirawan TNI, tidak hanya berada di belakang Prabowo," kata Fachrul Razi saat berpidato dalam acara Deklarasi Perempuan Keren Bravo-5 di Hotel Atlet Century, tepat setahun lalu.