Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Cawapres nomor urut 01 Maruf Amin (kanan) saat halalbihalal di Istana Negara, Jakarta, Rabu 5 Juni 2019. Presiden bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Kalla menggelar halalbihalal Idufitri 1 Syawal 1440 Hijriah di Istana Negara yang terbuka bagi masyarakat umum maupun pejabat negara. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
TEMPO.CO, Jakarta - Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma'ruf Amin berpesan agar Nahdlatul Ulama mampu merumuskan tantangan dalam menjaga agama, menjaga negara dan melakukan pemberdayaan umat.
"Konsolidasi organisasi, saya kira penting sekali. Jadi Nahdlatul Ulama tidak sekadar ada, tapi berfungsi dan berperan dalam memajukan bangsa serta menjaga agama," katanya di sela Rapat Pleno PBNU di Purwakarta, Jawa Barat, Jumat.
Ia mengatakan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama nanti akan menjadi momentum yang strategis. Sebab Nahdlatul Ulama akan menghadapi 100 tahun untuk periode kedua.
Wakil Presiden Indonesia terpilih ini juga mengatakan kalau ke depan tantangan yang dihadapi Nahdlatul Ulama dalam menjaga bangsa dan agama cukup berat.
"Kita harus menjaga agama dan negara, agar masyarakat kembali memahami ajaran agama yang sebenarnya. Tren radikalisme dan intoleransi sangat marak. Itu masalah besar yang harus dihadapi dan dipersiapkan," katanya.
Menurut dia, PBNU wajib terlibat dalam menjaga negara agar tetap berada dalam bingkai kesepakatan yang telah ditetapkan para pendiri bangsa, konsensus nasional atau berdasarkan pilar-pilar kebangsaan yang telah disepakati semua pihak.
Selain menjaga agama dan negara, kata dia, PBNU juga harus memberdayakan umat. Sebab ke depan akan terjadi kompetisi yg ketat, sehingga perlu generasi yang andal.
Ma'ruf Amin juga menyampaikan pada Muktamar ke-34 hal yang harus dipersiapkan di antaranya menggiatkan gerakan organisasi agar tidak asal-asalan.
"Harus ada pembaharuan gerakan, sesuai dengan tuntutan, jangan lagi menggunakan konvensional. Itu penting agar gerakan kita lebih efektif, tidak monoton. Sehingga kita mampu merespon setiap perkembangan," kata dia.
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
4 hari lalu
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.