Mereka Mengkritik Tajam Seleksi Capim KPK

Reporter

Dewi Nurita

Kamis, 29 Agustus 2019 09:13 WIB

Ketua KPK Abraham Samad, Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja dan Zulkarnain mengantarkan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto (tengah) yang hendak meninggalkan Gedung KPK, Jakarta, 3 Februari 2015. Bambang Widjojanto akan penuhi panggilan Bareskrim Mabes Polri. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Kinerja Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK atau Pansel Capim KPK hingga para peserta seleksi tengah menjadi sorotan publik.

Sejumlah lembaga swadaya masyarakat antikorupsi dan tokoh masyarakat menyoroti sejumlah Capim KPK yang dinilai mempunyai rekam jejak buruk namun lolos hingga tahap wawancara dan uji publik.

Proses seleksi Capim KPK pun menjadi pembahasan. Dugaan pansel tidak independen dan berupaya meloloskan calon tertentu langsun mencuat.

Yang terbaru, beberapa pengkritik diadukan ke polisi dengan tuduhan menyebarkan kabar bohong, yaitu Koordinator ICW Adnan Topan Husodo, Ketua Umum YLBHI Asfinawati, serta juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah.

Berikut para tokoh yang bersuara miring soal seleksi Capim KPK:

1. Abraham Samad
Bekas Ketua KPK Abraham Samad menyebut proses seleksi wawancara dan uji publik Capim KPK standar dan kurang menggigit.

Dia meminta Pansel Capim KPK lebih detail, transparan, dan jujur dalam menggali rekam jejak para Capim KPK. "Seharusnya kan digali lebih dalam tentang sosok seseorang dari laporan-laporan yang masuk kepada pansel," ujarnya kepada Tempo pada Selasa malam, 27 Agustus 2019.

Abraham Samad berpendapat kalau ada laporan salah calon bermasalah secara etikdan moral Pansel harus tidak meloloskannya kendati tidak bermasalah secara hukum.

2. Bambang Widjojanto
Eks Wakil Ketua KPK ini menilai pansel tidak fair dalam proses seleksi.

"Yang saya dengar, ketika pertanyaan diajukan oleh panitia seleksi itu sudah ada favoritisme tertentu terhadap nama-nama tertentu, yang akan lolos atau tidak lolos," ujarnyadi Gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu, 28 Agustus 2019.

Bambang menuturkan, jika informasi tersebut benar, maka dugaan adanya desain untuk formasi pimpinan KPK semakin menguat.

3. Syafii Maarif
Cendekiawan Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii mengingatkan, Capim KPK haruslah orang yang bersih dan tak bermasalah baik secara hukum maupun etik.

"Orang yang bermasalah, yang ada titik-titik hitam, ya jangan dipilih lah, jangan dipilih. Orang baik masih ada di Republik ini walau jumlahnya enggak banyak," ucapnya dalam Dialog Kanal KPK di Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2019.

Menurut Buya Syafii, orang baik yang harus dipilih memimpin lembaga. Namun, hal ini ditengarai masih sulit terjadi lantaran kultur politik Indonesia yang belum tentu memilih orang baik karena ada kepentingan tertentu yang diutamakan.

DEWI NURITA | ROSSENO AJI

Berita terkait

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

9 jam lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

11 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

19 jam lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

1 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

1 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

1 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

2 hari lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

2 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

2 hari lalu

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.

Baca Selengkapnya