Ditanya Motivasi, Hakim Capim KPK Ingin Keluar Zona Nyaman
Reporter
Friski Riana
Editor
Syailendra Persada
Rabu, 28 Agustus 2019 15:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Panelis calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Capim KPK), Luhut Pangaribuan, mempertanyakan motivasi Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Denpasar, Nawawi Pomolango, yang mengikuti seleksi.
"Bapak hakim, sekarang mau jadi KPK. Artinya mau mundur jadi hakim. Tolong jelaskan alasannya," kata Luhut dalam uji publik di Gedung III Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2019.
Nawawi menjelaskan bahwa ia tertantang untuk berada di garda terdepan pemberantasan korupsi.
Mendengar jawaban tersebut, Luhut pun bertanya lagi. "Nanti kan Bapak jadi penyidik dan penuntut, apa enggak mundur? Bapak hakim lho sekarang," kata dia.
Nawawi merupakan satu-satunya hakim yang lolos sampai ke tahap profile assessment seleksi calon pimpinan KPK. Namanya mulai terkenal saat bertugas sebagai hakim tindak pidana korupsi di PN Jakarta Pusat pada 2011-2013.
Ia pernah mengadili kasus korupsi kuota impor daging sapi dengan terdakwa Ahmad Fathanah. Ia juga menangani kasus korupsi ternama yang melibatkan mantan Hakim MK, Patrialis Akbar, dan Ketua DPD Irman Gusman.
Nawawi pun menyampaikan bahwa ia sudah berkarir sebagai hakim selama 30 tahun. Dengan jabatannya sebagai hakim tinggi dan gaji yang cukup besar, Nawawi mengaku cukup nyaman dengan profesinya. Apalagi usia pensiunnya masih 10 tahun lagi. "Gaji saya sebagai hakim tinggi hampir Rp 40 juta, Pak. Kalau sudah nyaman, nyaman banget saya. Usia saya 57 tahun sekarang," kata Nawawi.
Sedangkan jika terpilih menjadi pimpinan KPK, Nawawi mengatakan sadar hanya menjabat selama empat tahun dan harus pensiun sebagai hakim. "Begitu terpilih harus mundur. Enggak seperti teman-teman jaksa bisa kembali ke Kejaksaan. Hakim tidak. Motivasi saya ingin di garda terdepan dalam pemberantasan korupsi," kata dia.