Bea Cukai Yogyakarta Jateng Berikan Fasilitas KITE Pembebasan

Selasa, 13 Agustus 2019 14:51 WIB

Fasilitas KITE Pembebasan dari Bea Cukai Tingkatkan Laba Produsen Sarung Tangan Yogya.

INFO NASIONAL — Untuk terus mendorong pertumbuhan industri di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, Bea Cukai Jateng DIY memberikan perizinan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) Pembebasan kepada PT Green Glove Indonesia (GGI). Ini merupakan perizinan KITE Pembebasan ketiga yang diterbitkan Bea Cukai Jateng DIY di 2019.

Fasilitas KITE Pembebasan merupakan fasilitas fiskal berupa pembebasan bea masuk serta tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) atas impor bahan baku untuk diolah, dirakit, dan dipasang, yang hasil produksinya untuk diekspor.

“Fasilitas KITE Pembebasan ini akan memberikan manfaat bagi perusahaan. Perusahaan harus tetap patuh dengan ketentuan yang berlaku, terutama terkait pendayagunaan IT Inventory yang merupakan subsistem dari sistem akuntansi perusahaan dan harus digunakan terus-menerus,” ujar Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai Kantor Wilayah Bea Cukai Jateng dan DIY, Juli Tri Kisworini, Rabu, 7 Agustus 2019.

General Manager PT GGI, Ari Dianingsih, mewakili direktur utama menyampaikan fasilitas KITE Pembebasan, PT GGI akan mengoptimalkan efisiensi biaya produksi dan pemakaian material. “Efisiensi biaya sebagai dampak fasilitas KITE Pembebasan akan membantu perusahaan meningkatkan laba hingga Rp 576 juta di 2019, Rp 2,125 miliar di 2020, dan Rp 2,65 miliar pada 2021,” katanya.

PT GGI merupakan perusahaan produksi sarung tangan yang berdiri sejak 2011. Selama ini, perusahaan hanya berproduksi untuk pekerjaan subkontrak, dan di 2019 ini PT GGI akan mulai mengekspor. Perusahaan menargetkan produksi sarung tangan di 2019 sebanyak 2.205.000 buah, 3,3 juta di 2020, dan 3,6 juta sarung tangan di 2021.

Fasilitas KITE Pembebasan akan membuat biaya impor bahan baku perusahaan menjadi rendah sehingga perusahaan dapat mengekspor hasil produksinya dengan harga yang lebih bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain di pasar global. Meningkatnya daya saing maka akan memperluas pasaran sehingga pesanan yang diterima perusahaan pun akan meningkat, yang selanjutnya akan meningkatkan devisa ekspor dan investasi.

Dengan pemesanan yang semakin meningkat, kapasitas produksi pun makin meningkat, yang akan memicu penambahan tenaga kerja. Selain itu, keuntungan perusahaan yang meningkat akan menambah kesejahteraan karyawan sehingga akan meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah dan nasional. (*)

Berita terkait

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

2 jam lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

6 jam lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

17 jam lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

18 jam lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani, Investigasi Tempo soal Produk Spyware Israel Dijual ke RI

19 jam lalu

Terpopuler: Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani, Investigasi Tempo soal Produk Spyware Israel Dijual ke RI

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Jumat, 3 Mei 2024, dimulai dari harta kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang belakangan jadi sorotan.

Baca Selengkapnya

Mengenali Asal-usul Tas Hermes, Jenama Asal Prancis

1 hari lalu

Mengenali Asal-usul Tas Hermes, Jenama Asal Prancis

Belakangan viral video seorang pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai

Baca Selengkapnya

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

1 hari lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

1 hari lalu

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

Dirjen Bea dan Cukai Askolani menjadi sorotan karena memiliki harta Rp 51,8 miliar

Baca Selengkapnya

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

1 hari lalu

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

Kementerian Perdagangan menghapus pembatasan jumlah maupun jenis pengiriman atau barang impor milik pekerja migran (PMI) tapi tetap diawasi Bea Cukai

Baca Selengkapnya

2 Kali Bermasalah di Bea Cukai, Cakra Khan: Saya akan Bayar Pajak Kalau Masuk Akal

1 hari lalu

2 Kali Bermasalah di Bea Cukai, Cakra Khan: Saya akan Bayar Pajak Kalau Masuk Akal

Cakra Khan pernah mengalami masalah dengan pihak Bea Cukai. Dia membeli jaket Rp 6 juta, namun dikenakan denda sampai Rp 21 juta.

Baca Selengkapnya