Penyelesaian Konflik PDIP Surabaya Diwarnai Keributan

Minggu, 14 Juli 2019 20:47 WIB

Anggota Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) melakukan demonstrasi di depan Hotel Grand Bali Beach Sanur, Bali, tempat berlangsungnya Kongres III PDI Perjuangan (6/4). TEMPO/Rofiqi Hasan

TEMPO.CO, Surabaya - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Jawa Timur berupaya mendamaikan konflik di tubuh PDIP Surabaya imbas dari penunjukkan ketua dewan pimpinan cabang yang baru, Adi Sutarwijono, menggantikan Whisnu Sakti Buana, oleh Dewan Pimpinan Pusat.

Baca juga: Penunjukan Ketua PDIP Surabaya Dipersoalkan, Ini Kata Adi Sutar

Salah satu upaya untuk mendamiakan itu ialah mengumpulkan seluruh pengurus anak cabang partai berlambang banteng moncong putih itu di kantor PDIP Jawa Timur, Jalan Kendangsari, Surabaya, Ahad sore, 14 Juli 2019. Ratusan massa pendukung Whisnu Sakti berunjuk rasa di halaman kantor tersebut.

Kegiatan itu sempat diwarnai keributan karena ada seorang anggota yang mengaku sebagai pengurus tingkat ranting menerobos masuk area pertemuan. Ia sempat ditarik keluar dan dipukuli. Namun keributan tak meluas lantaran polisi dan satgas partai cepat menangani masalah itu.

Ketua PDIP Jawa Timur Kusnadi mengatakan agenda pertemuan itu sebenarnya hanyalah mensosialisasikan kembali Peraturan Partai Nomor 28 Tahun 2019 tentang konsolidasi melalui pembentukan DPC dan DPD dalam rangka Kongres V PDIP. Selain DPC Surabaya, PDIP Jawa Timur juga memanggil DPC Bojonegoro yang dilanda konflik serupa. “Agenda pertemuan sore ini tunggal, ya, sosialisasi peraturan partai tersebut,” kata Kusnadi.

Advertising
Advertising

Menurut Kusnadi, dalam aturan itu disebutkan bahwa atas dasar pertimbangan strategis partai, DPP PDIP berwenang menunjuk nama di luar yang diusulkan PAC. Sebelumnya dalam rapat di Gedung Wanita Surabaya, mayoritas PAC PDIP Surabaya mendukung Whisnu Sakti agar dipilih sebagai ketua cabang pada periode ketiga. “Namun sesuai aturan, DPP bisa menentukan orang di luar yang diusulkan PAC,” kata dia.

Kusnadi yakin konflik pendukung Adi Sutarwijono dan Whisnus Sakti Buana dapat diselesaikan sehingga tak mengganggu persiapan pemilihan Wali Kota Surabaya pada 2020. Kusnadi berujar penunjukkan Adi Sutar menggantikan Whisnu, yang juga Wakil Wali Kota Surabaya, tak berkaitan dengan pilwali. “Pilwali masih jauh."

Sebelumnya dalam rapat kerja tingkat cabang PDIP Surabaya di Empire Palace, Surabaya, pada Ahad pekan lalu, sempat diwarnai kericuhan. PAC pendukung Whisnu mempersoalkan penunjukkan Adi Sutarwijono oleh DPP dengan alasan tanpa sosialisasi terlebih dahulu. Beberapa peserta rakercab terlihat melemparkan kursi karena kesal. Adi Sutarwijono mengaku tak tahu dirinya yang ditunjuk menggantikan Whisnu. “Saya tidak menyangka karena tak tahu akan ditunjuk,” kata dia.

KUKUH S. WIBOWO (Surabaya)

Berita terkait

DPP PDIP Selesaikan Konflik PDIP Surabaya

17 Juli 2019

DPP PDIP Selesaikan Konflik PDIP Surabaya

Djarot mengatakan persoalan ditolaknya Adi Sutarwijono oleh mayoritas pengurus anak cabang PDIP Surabaya sudah tidak ada masalah.

Baca Selengkapnya

Penunjukan Ketua PDIP Surabaya Dipersoalkan, Ini Kata Adi Sutar

12 Juli 2019

Penunjukan Ketua PDIP Surabaya Dipersoalkan, Ini Kata Adi Sutar

"Domain pengambilan keputusan ada di DPP," kata Ketua PDIP Surabaya Adi Sutarwijono sehubungan dengan protes penunjukan dirinya.

Baca Selengkapnya