Buruh dan Petani Bandung Peringati Mayday

Reporter

Editor

Kamis, 1 Mei 2008 18:08 WIB

TEMPO Interaktif, BANDUNG:Ribuan orang gabungan para buruh, petani dan mahasiswa hari ini memadati kawasan Gedung Sate Bandung. Berorasi bergantian, mereka merayakan hari buruh internasional. Selain mengecam pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla yang dianggap kurang berpihak kepada kaum buruh dan tani, mereka menuntut penghapusan sistem kontrak kerja dan outsourcing. Berikan kepastian kerja, hapuskan sistem kontrak kerja dan outsourcing,"ujar Hidayat dari Kongres Aliansi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KASBI).Selain itu, menurut Hidayat, mereka juga menuntut reforma agraria dengan pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Agraria. Juga penghapusan UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Asing. Peringatan hari buruh internasional yang bertepatan dengan hari libur nasional di Bandung ini mestinya bisa diikuti oleh massa buruh dalam jumlah lebih besar. Namun, kata dia, tidak seperti biasanya, pada hari libur ini banyak perusahaan yang tetap beroperasi dan tidak meliburkan pekerjanya. "Akibatnya yang datang hanya beberapa perwakilan saja, padahal biasanya kalau tanggal merah buruh libur," katanya. Karena itu KASBI sepakat dengan serikat buruh lain, menuntut hari buruh internasional tanggal 1 Mei atau Mayday dijadikan hari libur nasional. Dikdik aktivis perburuhan Front Mahasiswa Nasional menyatakan, penindasan atas buruh diperparah dengan maraknya percaloan dalam rekrutmen buruh. Dengan menyetor Rp 1 1,5 juta kepada calo yang biasanya preman atau aparat desa, kata dia, seorang pencari kerja bisa diterima bekerja sebagai buruh kontrak pabrik tanpa melalui tes apapun. "Padahal setelah tiga bulan bekerja misalnya, kontrak si buruh bisa saja diputus secara sepihak oleh perusahaan,"katanya. Hal itu, masih terjadi di kawasan industri Rancaekek dan Majalaya. Selain KASBI dan FMN, mereka yang tampak turut meramaikan demo Mayday antara lain adalah Gabungan Serikat Pekerja Merdeka Indonesia, Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) 1992, Reforma Agraria, dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandung. SBSI 1992 berdemo di depan Gedung Merdeka dan Bandung Indah Plaza. "Gedung Merdeka secara historis adalah lambang perlawanan terhadap kapitalisme dan mperialisme yang hingga kini menindas kaum buruh dan tani,"ucap Asep Jamaludin dari SBSI 1992. Sementara itu dalam rilis yang dibagikan disela demo di Gedung Sate, Aliansi Jurnalistik Independen Bandung menyatakan buruh media seperti junalis seringkali bernasib lebih tragis ketimbang buruh lainnya. Sebab faktanya masih banyak jurnalis yang masih diupah dibawah standar kelayakan hidup. AJI Bandung antara lain menuntut pembayaran upah layak kepada jurnalis dan penghapusan sistem kerja kontrak dan outsourcing. Selain itu, jaminan keselamatan bagi jurnalis dalam bentuk asuransi kecelakaan kerja, asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Erick Priberkah Hardi

Berita terkait

Petani di Berbagai Negara Menuntut Pemenuhan Hak, Apa Saja Hak Petani?

23 Februari 2024

Petani di Berbagai Negara Menuntut Pemenuhan Hak, Apa Saja Hak Petani?

Hak petani termasuk berbagi manfaat secara adil hingga hak untuk menyimpan dan menjual benih.

Baca Selengkapnya

Ragam Aksi Petani di Yunani, Prancis, dan India: Kaum Petani Semakin Terpuruk

23 Februari 2024

Ragam Aksi Petani di Yunani, Prancis, dan India: Kaum Petani Semakin Terpuruk

Aksi petani dan ribuan peternak di berbagai negara untuk menuntut pemerintah memenuhi hak-hak mereka dalam profesinya.

Baca Selengkapnya

Cerita Aksi Petani dan Peternak Yunani Bawa Traktor ke Gedung Parlemen di Athena

23 Februari 2024

Cerita Aksi Petani dan Peternak Yunani Bawa Traktor ke Gedung Parlemen di Athena

Aksi petani dan peternak di Yunani dalam rangkaian demonstrasi besar selama 2 hari menyuarakan tentang kesejahteraan mereka yang belum terjamin.

Baca Selengkapnya

BEM SI Ungkap Kejanggalan Aksi Mahasiswa Dukung Gibran di Balai Kota Solo

6 Februari 2024

BEM SI Ungkap Kejanggalan Aksi Mahasiswa Dukung Gibran di Balai Kota Solo

Aksi di Balai Kota Solo tersebut juga langsung ditemui Gibran. Dia mengajak koordinator lapangan masuk ke ruang kantornya dan bertemu empat.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mahasiswa Datangi Balai Kota Solo, Dukung Gibran di Pilpres 2024

6 Februari 2024

Ratusan Mahasiswa Datangi Balai Kota Solo, Dukung Gibran di Pilpres 2024

Tanpa berbasa-basi, Gibran langsung menandatangani selembar surat bertuliskan Paksa Integritas. Peserta aksi menciumi tangan Gibran.

Baca Selengkapnya

5 Gerakan Mahasiswa Indonesia Terbesar Sepanjang Sejarah dan Pemicunya

5 Februari 2024

5 Gerakan Mahasiswa Indonesia Terbesar Sepanjang Sejarah dan Pemicunya

Gerakan mahasiswa muncul karena proses demokrasi dianggap tidak berjalan sebagai mana mestinya

Baca Selengkapnya

Ribuan Petani Jerman Gelar Protes Massal, Bawa Traktor Hingga ke Berlin

15 Januari 2024

Ribuan Petani Jerman Gelar Protes Massal, Bawa Traktor Hingga ke Berlin

Ribuan petani di Jerman menggelar protes kenaikan pajak oleh pemerintah. Mereka membawa traktor ke pusat kota Jerman.

Baca Selengkapnya

Difitnah Drop Out Sampai IPK Jeblok, Ketua BEM UGM Buka Bukti Transkrip Nilai

21 Desember 2023

Difitnah Drop Out Sampai IPK Jeblok, Ketua BEM UGM Buka Bukti Transkrip Nilai

Aksi BEM UGM mengkritik Jokowi juga dianggap pesanan atau ditunggangi partai politik tertentu karena bersamaan momentun Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Dituding Anak Caleg, Ketua BEM UGM Pengeritik Jokowi Ambil Sikap Santai

16 Desember 2023

Dituding Anak Caleg, Ketua BEM UGM Pengeritik Jokowi Ambil Sikap Santai

Gielbran bersama BEM UGM sempat viral karena menggelar aksi dan memberikan gelar kepada Presiden Jokowi sebagai alumnus UGM paling memalukan.

Baca Selengkapnya

BEM UGM Minta Jokowi Bercermin Dulu Sebelum Singgung Etika Ketimuran Aksi Mahasiswa

16 Desember 2023

BEM UGM Minta Jokowi Bercermin Dulu Sebelum Singgung Etika Ketimuran Aksi Mahasiswa

Gielbran menyatakan, pihaknya justru bertanya-tanya ketika Jokowi menyinggung soal etika ketimuran saat mahasiswa menggelar aksi itu.

Baca Selengkapnya