Mahkamah Konstitusi Tolak Pembubaran Lembaga Sensor Film

Reporter

Editor

Rabu, 30 April 2008 14:47 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Mahkamah Konstitusi menolak permohonan hak uji materi Undang-Undang Perfilman yang diajukan lima orang dari Masyarakat Film Indonesia. Mahkamah berpendapat keberadaan sensor dan Lembaga Sensor Film tetap konstitusional sepanjang pelaksanaannya dimaknai dengan semangat baru untuk menjunjung tinggi demokrasi dan HAM .Bila ketentuan mengenai sensor dan lembaga sensor dihapuskan saat ini, sedangkan undang-undang perfilman baru belum ada, maka penghapusan demikian justru menimbulkan kekosongan hukum dan dapat mengakibatkan ketidakpastian hukum, kata anggota Majelis Hakim Konsitusi Abdul Mukhtie Fadjar saat membacakan putusan di Mahkamah Konstitusi, Rabu (30/4). Mahkamah berpendapat institusi yang berfungsi menilai suatu film yang akan diedarkan dimasyarakat tetap dibutuhkan agar film yang diedarkan tidak menganggu atau merugikan hak asasi orang lain. Keberadaan mekanisme dan institusi yang saat ini ada, yakni sensor dan Lembaga Sensor Film, masih dapat dipertahankan dengan catatan mekanisme pelaksanaannya disesuaikan dengan semangat zaman dan memberi kesempaan pembelaan diri kepada komunitas perfilman yang filmnya akan disensor, kata Abdul Mukhtie. Walau menolak permohonan, Mahkamah menyimpulkan Undang-Undang Perfilman yang berlaku saat ini, termasuk sensor dan Lembaga Sensor Film sudah tidak sesuai semangat zaman. Mahkamah menyimpulkan Undang-Undang Perfilman yang baru yang sesuai semangat demokrasi dan penghormatan HAM sudah mendesak. Hakim konstitusi Laica Marzuki menyatakan berbeda pendapat dengan hakim konstitusi lainnya. Dia menyatakan permohonan pemohon beralasan seharusnya dikabulkan. Lembaga sensor film sudah saatnya dibubarkan. Bumi tidak akan berhenti beredar tatkala Lembaga Sensor Film dibubarkan, ujarnya. Laica menilai sudah saatnya dibentuk semacam lembaga klasifikasi film atas adsar pengelompokan usia penonton. Metode klasifikasi ini dinilai lebih konstitusional dibanding penyensoran. Sistem klassifikasi tidak memebrikan batasan akan kebebasan berpendapat dan berekspresi. Beberapa negara, antara lain Amerika, Australia, Brazil, Denmark telah menerapkan sistem klasifikasi tersebut. SUTARTO
MK

Berita terkait

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

7 jam lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

10 jam lalu

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

Ahli Konstitusi UII Yogyakarta, Ni'matul Huda, menilai putusan MK mengenai sengketa pilpres dihasilkan dari pendekatan formal legalistik yang kaku.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

11 jam lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

1 hari lalu

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

Pilkada 2024 digelar pada 27 November agar paralel dengan masa jabatan presiden terpilih.

Baca Selengkapnya

Dianggap Tak Serius Hadapi Sidang Sengketa Pileg oleh MK, Komisioner KPU Kompak Membantah

1 hari lalu

Dianggap Tak Serius Hadapi Sidang Sengketa Pileg oleh MK, Komisioner KPU Kompak Membantah

Komisioner KPU menegaskan telah mempersiapkan sidang di MK dengan sungguh-sungguh sejak awal.

Baca Selengkapnya

Caleg NasDem Ikuti Sidang secara Daring, Hakim MK: di Tempat yang Layak, Tak Boleh Mobile

1 hari lalu

Caleg NasDem Ikuti Sidang secara Daring, Hakim MK: di Tempat yang Layak, Tak Boleh Mobile

Caleg Partai NasDem, Alfian Bara, mengikuti sidang MK secara daring tidak bisa ke Jakarta karena Bandara ditutup akibat erupsi Gunung Ruang

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pileg, Hakim Arief Hidayat Bingung Tanda Tangan Surya Paloh Beda

1 hari lalu

Sidang Sengketa Pileg, Hakim Arief Hidayat Bingung Tanda Tangan Surya Paloh Beda

Hakim MK Arief Hidayat menyinggung tanda tangan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang berbeda di suratarie kuasa dan KTP.

Baca Selengkapnya

Kelakar Saldi Isra di Sidang Sengketa Pileg: Kalau Semangatnya Begini, Timnas Gak Kalah 2-1

1 hari lalu

Kelakar Saldi Isra di Sidang Sengketa Pileg: Kalau Semangatnya Begini, Timnas Gak Kalah 2-1

Hakim MK, Saldi Isra, melemparkan guyonan mengenai kekalahan Timnas Indonesia U-23 dalam sidang sengketa pileg hari ini.

Baca Selengkapnya

Caleg Ini Minta Maaf Hadir Daring di Sidang MK Gara-gara Erupsi Gunung Ruang

1 hari lalu

Caleg Ini Minta Maaf Hadir Daring di Sidang MK Gara-gara Erupsi Gunung Ruang

Pemohon sengketa pileg hadir secara daring dalam sidang MK karena bandara di wilayahnya tutup imbas erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

2 hari lalu

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

PDIP dan PPP mengklaim ribuan suara pindah ke partai lain dalam sidang sengketa Pileg di MK hari ini.

Baca Selengkapnya