Penyebab Hoaks Tak Pengaruhi Elektabilitas Calon Presiden

Jumat, 8 Maret 2019 09:54 WIB

Dua pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo - Maruf Amin dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno menaiki panggung jelang ikuti sesi debat perdana capres - cawapres di Pilpres 2019 di Jakarta, Kamis 17 Januari 2019. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Penyebaran berita bohong atau hoaks dinilai tak banyak berpengaruh pada elektabilitas Joko Widodo - Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno pada pemilihan presiden tahun ini.

Berita terkait: Menangkan Jokowi di Madura, Samawi Fokus Tangkal Hoaks

Peneliti senior lembaga survei Indikator Politik Indonesia, Rizka Halida, mengatakan hoaks hanya ramai menjadi perbincangan di kalangan pendukung calon presiden. “Hoaks laku di kalangan pendukung, tapi tak menggoyang ‘iman’ politik pendukung pasangan calon lain,” kata Rizka di Jakarta, Selasa, 5/3.

Rizka mengatakan kecenderungan tersebut muncul setelah sejumlah survei tak menunjukkan perubahan di tengah kabar hoaks yang semakin gencar. Menurut dia, hal ini dipengaruhi beberapa faktor. Misalnya, faktor keterbukaan selektif publik untuk menentukan mana yang harus diperhatikan dan mana yang harus diabaikan (selective exposure).

Faktor lain adalah kecenderungan untuk memperhatikan informasi yang mendukung hal-hal yang dipercaya benar (confirmation bias). “Kalau ada hoaks yang menimpa calonnya, mereka akan curiga bahwa hoaks itu disebarkan lawan. Kalau hoaks menimpa lawan, mereka cenderung percaya,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Kecederungan ini tertangkap dalam survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada awal Januari lalu. Dalam survei Media Sosial, Hoaks, dan Sikap Partisan dengan 1.220 responden dan tingkat kesalahan 2,9 persen.

Peneliti dari Departemen Politik dan Perubahan Sosial Center for Strategic and International Studies, Arya Fernandes, mengatakan hal senada. Menurut dia, penyebaran hoaks lebih berpengaruh pada pemilih yang belum menentukan sikap. “Hoaks lebih berpengaruh pada tingkat partisipasi dan meningkatkan angka golput,” ujarnya. Arya berpendapat bahwa keberadaan hoaks cenderung mengikis tingkat kepercayaan kalangan milenial yang tak terafiliasi dengan kelompok politik praktis.

Efek kabar kibul kembali menjadi sorotan setelah Jokowi mengeluhkan penurunan elektabilitas sebesar 8 persen di Jawa Barat beberapa waktu lalu.

Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Maman Imanul Haq, mengatakan timnya telah mengerahkan relawan seperti Timsus 1901, Milenial Muslim, Relawan Santri KMA (Kiai Ma’ruf Amin), dan Anak Republik untuk menangkal kabar hoaks. “Mereka bergerak sistematis, masif, dan militan menjaga suara,” ujarnya.

Adapun juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, mengatakan hal serupa. Sambil memantau percakapan di media sosial, ia menjelaskan, Badan Pemenangan meminta para calon legislator, relawan, dan simpatisan memberi pesan positif tentang Prabowo kepada publik. “Masyarakat mulai obyektif dan rasional dan stigma negatif mulai terkikis,” tuturnya.

DEWI NURITA

Berita terkait

Pendukung Sambangi Rumah Anies Baswedan Buntut Undangan Halalbihalal Hoaks

1 hari lalu

Pendukung Sambangi Rumah Anies Baswedan Buntut Undangan Halalbihalal Hoaks

Pendukung menyambangi rumah Anies di Lebak Bulus, Ahad, 5 Mei 2024. Mereka melihat undangan halalbihalal dari pesan berantai yang ternyata hoaks

Baca Selengkapnya

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

10 hari lalu

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

Deepfake, kini semakin mudah dibuat dan semakin sulit dikenali. Dampak yang ditimbulkan oleh penipuan deepfake pun, tidak main-main.

Baca Selengkapnya

Beredar Ada Gas di Wilayah IKN, Jubir Otorita Ingatkan Masyarakat Waspadai Hoaks

31 hari lalu

Beredar Ada Gas di Wilayah IKN, Jubir Otorita Ingatkan Masyarakat Waspadai Hoaks

Jubir OIKN sebut video viral soal kandungan gas di wilayah IKN adalah hoaks.

Baca Selengkapnya

Sumardji Pastikan Isu Hotel Timnas Indonesia Diserang Kembang Api Hoaks

43 hari lalu

Sumardji Pastikan Isu Hotel Timnas Indonesia Diserang Kembang Api Hoaks

Ketua BTN Sumardji menduga kembang api yang muncul di dekat lokasi Timnas Indonesia latihan berasal dari pesta rakyat setempat.

Baca Selengkapnya

CekFakta #252 Menyelami Kontroversi Hasil Pencarian TikTok dalam Menyebarkan Hoaks

45 hari lalu

CekFakta #252 Menyelami Kontroversi Hasil Pencarian TikTok dalam Menyebarkan Hoaks

TikTok disorot sebagai sarang penyebaran misinformasi maupun disinformasi.

Baca Selengkapnya

Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

46 hari lalu

Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) mengapresiasi putusan Mahkamah Konstitusi yang menghapus pidana berita bohong.

Baca Selengkapnya

MK Hapus Pasal Keonaran dan Berita Bohong, Fatia Maulidiyanti: Pasal Ini Hukumannya Berat

46 hari lalu

MK Hapus Pasal Keonaran dan Berita Bohong, Fatia Maulidiyanti: Pasal Ini Hukumannya Berat

Ketua AJI Indonesia Sasmito Madrim mengatakan putusan MK yang menghapus pasal 14 dan 15 UU 1 Tahun 1946 merupakan angin segar bagi jurnalis.

Baca Selengkapnya

Dituduh Bikin Sepatu Bergambar Bendera Israel, Ini Kata Nike

52 hari lalu

Dituduh Bikin Sepatu Bergambar Bendera Israel, Ini Kata Nike

Sebuah video memperlihatkan sepasang sepatu Nike bergambar bendera Israel menjadi viral disertai seruan untuk memboikot produsen alat olahraga itu.

Baca Selengkapnya

Debunking Lawan Berita Hoax, Politeknik Tempo Kembali Menggelar Pelatihan Bersama Tim Cek Fakta Tempo

52 hari lalu

Debunking Lawan Berita Hoax, Politeknik Tempo Kembali Menggelar Pelatihan Bersama Tim Cek Fakta Tempo

Komunitas Pers Politeknik Tempo (KORSTE) kembali menggelar pelatihan lanjutan cek fakta. Pelatihan keempat kali ini dipandu oleh Ika Ningtiyas.

Baca Selengkapnya

YKMI dan MUI Sebut Air Minum Dalam Kemasan Terkandung Bromat Hoaks, Ini Detailnya

6 Maret 2024

YKMI dan MUI Sebut Air Minum Dalam Kemasan Terkandung Bromat Hoaks, Ini Detailnya

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) dan MUI meminta publik tidak termakan hoaks tentang isu bromat di air minum dalam kemasan alias AMDK.

Baca Selengkapnya