5 Fakta Seputar Subkhan, Petani Bawang yang Curhat ke Sandiaga
Reporter
Tempo.co
Editor
Rina Widiastuti
Kamis, 14 Februari 2019 12:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tindakan Muhammad Subkhan yang sempat menangis menceritakan kondisi petani bawang merah di Brebes sambil menangis kepada calon wakil presiden, Sandiaga Uno pada Senin, 11 Februari 2019, menyita perhatian publik. Yang dilakukan Subkhan, seorang petani asal Desa Tegalglagah, Kecamatan Bulakamba, Brebes, itu sempat disebut sebagai sandiwara.
Baca: Subkhan, Petani Bawang: Saya Sempat Ditolak Curhat ke Sandiaga
Subkhan tak terima aksinya kemarin dianggap sebagai rekayasa. Dia pun menceritakan kronologi kejadiannya. “Demi Allah itu tidak rekayasa. Saya tahu Pak Sandi datang ke Brebes itu dua jam sebelum acara. Saya sempat telepon Kasat Intel Polres Brebes untuk memastikan. Saat itu saya sedang kerja bakti mengecat musala,” kata Subkhan kepada Tempo, Rabu, 13 Februari 2019.
Berikut beberapa fakta seputar tindakan Subkhan.
1. Curhat sebagai Petani kepada Sandiaga
Subkhan menuturkan dirinya berangkat dari rumah pukul 09.00 WIB. Awalnya dia menerima informasi acara cawapres nomor urut 02 itu akan digelar di Stadion Karangbirahi, Brebes. Tapi, ternyata acara itu dipindah ke lapangan di Desa Krasak, Brebes, yang tak jauh dari stadion.
Sampai di Desa Krasak, Subkhan mendekat ke panggung. Posisinya di belakang. Saat itu, dia sempat mendengar Sandiaga berorasi di depan audiens yang kebanyakan berprofesi sebagai petani.
Ia mencoba ke panggung saat masuk sesi tanya jawab. Dia sempat tidak diperbolehkan panitia. "Saya mau maju enggak boleh sama pembawa acaranya karena melihat penampilan saya seperti bukan petani. Tapi waktu itu Pak Sandi melihat saya dan mempersilakan untuk maju," tutur Subkhan.
Akhirnya Subkhan berdialog dengan Sandiaga. Video dialog yang terjadi antara keduanya kemudian tersebar di media sosial dan viral.
Dalam video itu, Subkhan mengatakan harga bawang sering anjlok. Dia bertutur sampai utang kepada Bank Puspa Kencana karena dampak anjloknya harga tersebut.
Adapun, dalam video, Sandiaga mengatakan sangat prihatin terhadap kondisi petani bawang ini. Mantan Wakil Gubernur DKI itu meminta pemerintah hadir untuk menyelesaikan hal ini. Dia juga menjanjikan akan menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya lima tahun ke depan jika terpilih dalam pilpres 2019.
2. Tudingan Bersandiwara
Banyak yang menuding aksi yang dilakukan Subkhan itu hanyalah rekayasa. Sebab, dia selama ini juga dikenal sebagai Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Brebes.
Subkhan tak terima aksinya kemarin dianggap sebagai rekayasa. Dia mengakui pernah menjabat sebagai anggota KPU, tetapi dia juga bekerja sebagai petani.
Baca: Soal Sandiwara Sandiaga, Subkhan: Demi Allah itu Bukan Rekayasa
"Saya memang pernah menjabat sebagai anggota KPU satu periode (2014-2018). Tapi apakah saya tidak boleh bertani. Sebelum di KPU, saya sudah lama jadi petani. Saya keluarga petani," kata Subhan.<!--more-->
3. Mantan Komisioner KPUD Brebes
Komisioner KPU Ilham Saputra membenarkan bahwa Subkhan merupakan mantan anggota KPU Brebes. "Setelah kami lakukan konfirmasi ke KPU Jawa Tengah, beliau ternyata mantan anggota KPU periode lalu. Jadi, bukan periode ini," kata Ilham di kantor KPU, Jakarta, Selasa, 12 Februari 2019.
Baca: KPU: Petani Bawang yang Curhat ke Sandiaga Mantan Komisioner
Ilham mengatakan anggota KPU aktif memang tidak boleh ikut berkampanye untuk peserta pemilu. Sebab, kata dia, Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu mengatur seorang Anggota KPU harus netral. "Kalau anggota KPU jadi petani sih boleh. Tapi jangan berkampanye, jangan berpolitik, dan tidak boleh partisan juga," katanya.
4. Lulusan UGM dan Bekerja sebagai Petani
Subkhan merupakan alumnus Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada pada 2005. Subkhan mengaku dirinya menggarap lahan pertanian sea milik orang tuanya di Desa Tegalglagah seluas 4 bau atau sekitar 28.384 meter persegi (1 bau setara 7.096 meter persegi). Selain itu, dia menyewa tanah bengkok seluas seperempat hektare untuk ditanami bawang merah di desa yang sama. “Jadi saya itu jelas-jelas petani.”
Di berbagai kesempatan, Subkhan memang dikenal vokal. Terutama soal nasib petani. Bahkan, saat masih menjabat sebagai komisioner KPU, dia pernah ikut demo bersama ratusan petani di depan Kantor Pemkab Brebes. Saat itu harga bawang merah jeblok hingga menyentuh angka Rp 4.000 per kilogram.
Menurut dia, harga bawang merah turun drastis gara-gara kebijakan pemerintah yang membuka 10 kawasan budi daya bawang merah di sejumlah daerah. “Stok bawang surplus karena panen di mana-mana," ujar Subhan.
Persoalan lain, kata dia, adalah nilai produksi yang cukup tinggi. Menurut dia, untuk menanam bawang merah satu petak sawah atau sekitar 2.000 meter persegi, petani harus mengeluarkan dana sekitar Rp 8 juta. “Satu petak itu menghasilkan 6 kuintal bawang. Kalau dijual Rp 13 ribu saja, maka petani Cuma dapat Rp 7,8 juta. Rugi kan?” kata Subkhan.
5. Viral Surat Permintaan Maaf Mengatasnamakan Subkhan
Setelah video obrolannya dengan Sandiaga viral, muncul surat permohonan maaf kepada publik dan masyarakat Brebes mengatasnamakan Muhammad Subkhan.
Dalam surat yang viral tersebut, tertulis permohonan maaf Subkhan di atas materai Rp 6.000 disertai tanda tangan. Surat itu berisi permohonan maaf Subkhan karena merasa bersalah telah melakukan kebohongan saat kampanye Sandiaga di Brebes. "Apa yang saya lakukan hanya menjalankan skenario sesuai arahan tim sukses," tertulis di surat tersebut.
Baca: Viral Permintaan Maaf, Subkhan Petani Bawang Bantah Bikin Surat
Subkhan pun membantah dirinya membuat dan menandatangani surat tersebut. "Saya tidak pernah menandatangani surat tersebut," katanya saat dikonfirmasi, Rabu, 13 Februari 2019.
FIKRI ARIGI | SYAFIUL HADI | MUHAMMAD IRSYAM FAIZ