Subkhan, Petani Bawang: Saya Sempat Ditolak Curhat ke Sandiaga
Reporter
Muhammad Irsyam Faiz (Kontributor)
Editor
Syailendra Persada
Kamis, 14 Februari 2019 06:02 WIB
Dia juga sedang menggarap lahan pertanian sewa milik orang tuanya di Desa Tegalglagah seluas 4 bau atau sekitar 28.384 meter persegi (1 bau setara 7.096 meter persegi). Selain itu, dia menyewa tanah bengkok seluas seperempat hektare untuk ditanami bawang merah di desa yang sama. “Jadi saya itu jelas-jelas petani.”
Di berbagai kesempatan, Subkhan memang dikenal vokal. Terutama soal nasib petani. Bahkan, saat masih menjabat sebagai komisioner KPU, dia pernah ikut demo bersama ratusan petani di depan Kantor Pemkab Brebes. Saat itu harga bawang merah jeblok hingga menyentuh angka Rp 4.000 per kilogram.
Menurut dia, harga bawang merah turun drastis gara-gara kebijakan pemerintah yang membuka 10 kawasan budi daya bawang merah di sejumlah daerah. “Stok bawang surplus karena panen di mana-mana," ujar Subhan.
Simak juga: Tagar Anak Mami karena Dibela Mien Uno, Sandiaga: Masa Anak Tante
Persoalan lain, kata dia, adalah nilai produksi yang cukup tinggi. Menurutnya, untuk menanam bawang merah satu petak sawah atau sekitar 2.000 meter persegi, petani harus mengeluarkan dana sekitar Rp 8 juta. “Satu petak itu menghasilkan 6 kuintal bawang. Kalau dijual Rp 13 ribu saja, maka petani Cuma dapat Rp 7,8 juta. Rugi kan?” kata Subkhan.
Tonton: Cerita Bekas Anggota KPU Soal Tuduhan Sandiwara dengan Sandiaga