Gunung Anak Krakatau Masih Erupsi, BNPB: Waspadai Tsunami Susulan

Kamis, 27 Desember 2018 08:14 WIB

Gunung Anak Krakatau menyemburkan lava, yang terlihat dari perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, Kamis, 19 Juli 2018. Data Vulcano Activity Report (VAR) mencatat Gunung Anak Krakatau telah meletus 272 kali. ANTARA FOTO/Elshinta

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan aktivitas Gunung Anak Krakatau terus erupsi dan statusnya masih sama yakni waspada level 2. Radius bahayanya adalah radius 2 kilometer dari puncak kawah Gunung Anak Krakatau.

Untuk mengantisipasi tsunami susulan, BNPB menetapkan rekomendasi jarak 500 meter sampai satu kilometer dari garis pantai tidak boleh ada aktivitas masyarakat. “Ini untuk mengantisipasi tsunami susulan," kata Sutopo saat konferensi pers di kantor BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta, Rabu, 28 Desember 2018.

Baca:Kota Serang Juga Terdampak Debu Vulkanik Gunung Anak Krakatau ...

Sutopo menjelaskan pemerintah berencana mengembangkan sistem peringatan dini tsunami yang diakibatkan longsor bawah laut dan erupsi gunung api. Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan tsunami Selat Sunda terjadi karena longsor di bawah laut seluas 64 hektare.

Sutopo mengatakan Indonesia sebaiknya punya alat pendeteksi tsunami yang diakibatkan longsor bawah laut atau erupsi gunung api. Beberapa kali kejadian longsor bawah laut memicu tsunami. Seperti di Ende pada 1992, di Palu 2018, dan di Krakatau 2018. “Bencana-bencana itu dipicu longsor bawah laut yang membangkitkan tsunami."

Advertising
Advertising

Baca: Hujan Abu Gunung Anak Krakatau Dirasakan ...

Menurut dia, perlu jaringan seismograf, jaringan buoy yang lebih rapat karena pasti akan lebih rumit. "Semakin rapat sensor-sensornya hasilnya juga akan semakin bagus." Setelah Gunung Anak Krakatau erupsi dan memicu tsunami, Presiden Jokowi memerintahkan BMKG untuk segera memasang pendeteksi tsunami yang dipicu longsor bawah laut dan erupsi gunung. "Di Selat Sunda dulu, lalu di wilayah-wilayah Indonesia rawan gempa dan tsunami."

Sutopo menjelaskan dalam Indonesia Tsunami Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini tsunami di Indonesia, buoy tsunami adalah salah satu bagian peringatan dini tsunami. Tanpa buoy, peringatan dini tsunami (EWS) tetap berjalan. Buoy tsunami berfungsi untuk meyakinkan bahwa tsunami terdeteksi di lautan sebelum menerjang pantai.

Berita terkait

Peneliti BRIN Temukan Hujan Ekstrem di Jakarta Berdasarkan Intensitas Sesaat

45 menit lalu

Peneliti BRIN Temukan Hujan Ekstrem di Jakarta Berdasarkan Intensitas Sesaat

Hujan ekstrem ditemukan di antara cuaca hujan di Jabodetabek beberapa hari terakhir ini.

Baca Selengkapnya

Gunung Ibu di Halmahera Barat Erupsi, Semburkan Abu Setinggi 700 Meter

3 jam lalu

Gunung Ibu di Halmahera Barat Erupsi, Semburkan Abu Setinggi 700 Meter

Gunung Ibu erupsi pada Jumat malam sekitar pukul 20.10 WIT dengan ketinggian kolom abu hingga 700 meter.

Baca Selengkapnya

Hujan, Petir, dan Angin Kencang Beberapa Hari Ini di Jabodetabek: Dampak dan Penyebabnya

6 jam lalu

Hujan, Petir, dan Angin Kencang Beberapa Hari Ini di Jabodetabek: Dampak dan Penyebabnya

Cuaca hari-hari hujan disertai angin kencang dan petir diprediksi bisa bertahan sampai dasarian pertama Oktober.

Baca Selengkapnya

Pencarian Korban Longsor Tambang Ilegal di Kabupaten Solok Dibayangi Hujan Petir

10 jam lalu

Pencarian Korban Longsor Tambang Ilegal di Kabupaten Solok Dibayangi Hujan Petir

Longsor terjadi setelah hujan deras melanda kawasan tambang ilegal.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Perairan Indonesia

17 jam lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Perairan Indonesia

TEMPO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 27 - 28 September 2024.

Baca Selengkapnya

Hujan Lebat dan Angin Kencang Merusak Hampir 100 Bangunan di Magetan

19 jam lalu

Hujan Lebat dan Angin Kencang Merusak Hampir 100 Bangunan di Magetan

BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap cuaca ekstrem, terutama di musim peralihan dari kemarau dan hujan saat ini.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Sebaran Hujan di Jabodetabek Hari Ini? Simak Prediksi Cuaca BMKG

23 jam lalu

Bagaimana Sebaran Hujan di Jabodetabek Hari Ini? Simak Prediksi Cuaca BMKG

Seperti beberapa hari belakangan, hujan bakal turun lagi di Jabodetabek hari ini. Menurut BMKG, ada yang disertai petir, ada yang sampai tengah malam.

Baca Selengkapnya

Catatan BNPB Soal Hujan Plus Angin Kencang yang Rusak Rumah di Penajam Paser Utara

23 jam lalu

Catatan BNPB Soal Hujan Plus Angin Kencang yang Rusak Rumah di Penajam Paser Utara

BNPB menyatakan hujan angin yang rusak rumah di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, akibat perubahan cuaca yang ekstrem.

Baca Selengkapnya

BMKG: Indonesia Alami Fenomena Equinox Dua Kali Setahun, Suhunya Lebih Terik

1 hari lalu

BMKG: Indonesia Alami Fenomena Equinox Dua Kali Setahun, Suhunya Lebih Terik

BMKG menyatakan, Equinox hanya berlangsung dua kali dalam setahun yaitu 21 Maret dan 23 September.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Potensi Gelombang hingga 2,5 Meter di Beberapa Perairan Indonesia

1 hari lalu

BMKG Prakirakan Potensi Gelombang hingga 2,5 Meter di Beberapa Perairan Indonesia

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 26 - 27 September 2024.

Baca Selengkapnya