Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menuturkan Gunung Semeru pagi itu tertutup awan jenis letikularis atau altocumulus lenticularis yang terjadi akibat adanya pusaran angin di puncak, sehingga membentuk topi. twitter.com/Sutopo_PN
TEMPO.CO, Jakarta - Puncak Gunung Semeru mengalami fenomena unik. Gunung yang kerap disebut puncak para dewa itu tertutup awan melingkar menyerupai topi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan fenomena itu terjadi karena puncak gunung tertutup awan altocumulus lenticularis. Jenis awan itu terbentuk lantaran turbulensi atau pusaran angin di puncak gunung. "Membentuk awan seolah Sang Gunung Bertopi," kata dia dikutip dari laman instagramnya @sutopopurwo.
Sutopo menuturkan peristiwa itu merupakan fenomena biasa dan pernah terjadi pada puncak gunung lainnya. Hal tersebut tergantung dinamika atmosfer lokal. "Tidak usah dikaitkan dengan hal mistis, musibah, kejadian politik atau jodoh seret," kata dia.
Namun, Sutopo mewanti-wanti turbulensi di puncak gunung menandakan adanya pusaran angin yang kencang. Hal itu berbahaya bagi pendaki karena mengakibatkan suhu yang amat dingin.
Sutopo berseloroh fenomena tersebut lebih cocok menjadi latar untuk foto sebelum pernikahan atau prawedding. Dia menilai foto dengan latar Mahameru bertopi lebih indah, daripada foto pernikahan di semak belukar. "Rawan digigit ular," kata dia.