Drama 3 Hari Penyelamatan Harimau Sumatera dari Kolong Ruko
Reporter
Antara
Editor
Juli Hantoro
Sabtu, 17 November 2018 08:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau berhasil menyelamatkan dan mengevakuasi Harimau Sumatera yang terjebak di kawasan Pasar Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir selama tiga hari terakhir.
Baca juga: Seekor Harimau Sumatera Mati Terjerat, Ini 5 Habitat yang Tersisa
Kepala BBKSDA Riau Suharyono yang dihubungi Antara di Pekanbaru, mengatakan si raja rimba bernama latin Panthera tigris sumatrae tersebut berhasil dievakuasi setelah proses pembiusan tahap kedua dilakukan pada dinihari tadi.
"Saat ini harimau sumatera sudah berada di kandang evakuasi," kata Haryono, Sabtu 17 November 2018.
Ia menjelaskan bahwa proses penangkapan Harimau Sumatera yang telah memakan waktu selama tiga hari sejak Rabu, 14 November 2018 itu berhasil dilakukan setelah petugas berhasil membius Harimau Sumatera dewasa tersebut sekitar pukul 01.48 dinihari tadi.
Pembiusan tahap kedua itu dilakukan saat si kucing besar tersebut tengah terjebak di kolong-kolong gedung rumah toko kawasan Pasar Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
"Sekitar pukul 01.48 tim BBKSDA Riau berhasil melakukan pembiusan harimau di kolong Ruko Pulau Burung," ujarnya.
Pasca dibius, harimau tersebut selanjutnya tertidur akibat pengaruh obat. Pada waktu bersamaan, tim BBKSDA Riau langsung berupaya membongkar sebagian pondasi lantai Ruko hingga si karnivora atau hewan pemakan daging itu berhasil dievakuasi ke kandang.
Lebih jauh, Haryono menjelaskan dari pemeriksaan tim medis yang terdiri tiga dokter hewan itu menyatakan bahwa harimau yang terjebak di kawasan pasar tersebut merupakan harimau jantan dengan usia tiga tahun.
Saat ini tim medis masih terus melakukan observasi dan pemeriksaan kesehatan terhadap satwa yang mulai kehilangan habitatnya itu.
Sebuah peristiwa langka terjadi saat seekor harimau dewasa tiba-tiba masuk ke kawasan pasar di Indragiri Hilir, Rabu pagi lalu. Haryono menduga bahwa harimau tersebut berasal dari kawasan semak belukar yang berlokasi tidak jauh dari pasar itu. Ia menjelaskan tidak jauh dari kawasan pasar terdapat semak belukar seluas empat hektare yang selama ini dikenal sebagai salah satu tempat persembunyian harimau.
Akan tetapi, kawasan semak belukar seluas empat hektare itu bukan merupakan tempat yang cukup luas bagi seekor harimau yang memiliki daya jelajah sangat luas. Selain itu, Haryono juga menduga jika harimau itu tersesat ke pasar akibat kekurangan sumber makanan di habitatnya yang sempit tersebut.
Baca juga: Harimau Sumatera Ditemukan Mati Tergantung di Tepi Jurang
Kabupaten Indragiri Hilir dalam setahun terakhir tak lepas dari berita kemunculan Harimau Sumatera. Bonita, harimau betina dewasa mengawali berita kemunculan si raja rimba itu di Indragiri Hilir awal Januari 2018. Bonita menjadi perhatian publik setelah proses pencarian dan relokasinya memecahkan rekor sebagai proses pencarian dan penangkapan terlama di Indonesia.
Butuh waktu tiga bulan sebelum harimau itu benar-benar berhasil ditangkap tim gabungan BBKSDA Riau, TNI dan Polri. Selama proses pencarian itu pula, Bonita telah menewaskan tiga warga.
Pada September 2018, harimau kembali muncul di Indragiri Hilir yang kala itu menerkam tiga ekor ternak warga.
Pascakejadian, tim gabungan langsung turun untuk memasang perangkap dan kamera pengintai. Tim patroli juga diturunkan namun tak kunjung membuahkan hasil. Selanjutnya Harimau Sumatera itu juga tak luput dari pembunuhan. Di Kabupaten Kuantan Singingi, atau kabupaten tetangga Indragiri Hilir pada akhir September 2018 lalu seekor harimau betina dalam keadaan bunting ditemukan mati terjerat.