Polisi Beberkan 2 Kejanggalan Pemukulan Ratna Sarumpaet

Rabu, 3 Oktober 2018 12:45 WIB

Ratna Sarumpaet di dalam mobilnya yang terhadang mobil provos, di Galangan VOC, Jakarta, 11 April 2016. TEMPO/Arkhelaus Wisnu

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya membuka hasil penelusuran mereka terkait kabar penganiayaan yang menimpa aktivis Ratna Sarumpaet. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Nico Afinta mengungkapkan beberapa kejanggalan terkait pengakuan Ratna Sarumpaet lewat teman-temannya.

Baca: Kejanggalan Dugaan Penganiayaan Terhadap Ratna Sarumpaet

1. Konferensi Internasional

Wakil Ketua Badan Pemenangan Prabowo - Sandiaga, Nanik S. Deyang mengatakan ketika insiden penganiayaan itu terjadi, Ratna Sarumpaet berada di Bandung untuk menghadiri konferensi internasional. Nanik bahkan mengatakan Ratna sempat mengantarkan dua peserta konferensi ke Bandara Husein Sastranegara.

Namun, Direktur Reserse Krimninal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Nico Afinta mengatakan tidak ada konferensi internasional di Bandung. "Sudah dicek bahwa di Polda Jawa Barat bahwa pada 21 September lalu belum ada kegiatan internasional," kata Nico dalam keterangan pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan pada Rabu, 1 Oktober 2018.

Advertising
Advertising

<!--more-->

2. Ratna tidak ada di Bandung

Selain itu, kejanggalan lainnya adalah lokasi Ratna saat kejadian tersebut berlangsung. Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, Nico mengatakan pada 21 September 2018 Ratna tengah berada di Rumah Sakit Bina Estetika, Menteng, Jakarta Pusat. Dalam buku tamu RS itu, Ratna terdaftar menjadi pasien sejak 21 September 2018 pukul 17.00.

"Ada dua perbedaan keterangan yang beredar di media sosial dengan hasil pengecekan, yang beredar (Ratna) disebut di Bandung pada malam hari, sementara Ibu Ratna ada di rumah sakit pada jam 17.00 WIB sesuai buku pendaftaran," kata Nico. Menurut Nico, Ratna berada di rumah sakit itu selama 21-24 September 2018.

Nico juga menyebut, berdasarkan keterangan pihak rumah sakit, Ratna telah mendaftar untuk berobat di RS tersebut sehari sebelumnya. "Ibu Ratna Sarumpaet tanggal 20 September sudah melakukan pemesanan terlebih dahulu, artinya datang ke RS sudah direncanakan, bukan tiba-tiba," ucap Nico. Namun, Nico belum mengungkapkan perawatan jenis apa yang dilakukan oleh Ratna di sana

Simak juga: Polisi: 21 September Ratna Sarumpaet di Rumah Sakit Bina Estetika

Nico mengatakan polisi masih menyelidiki kebenaran kasus penganiayaan Ratna Sarumpaet tersebut. Jika terbukti berita itu hoax, polisi bisa menjerat pelaku yang menyebarkan kabar bohong itu dengan hukuman pidana penjara paling lama enam tahun dan atau denda paling banyak Rp 1 miliar.

Berita terkait

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

2 jam lalu

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

Polres Jakarta Utara telah menerima laporan polisi tentang tewasnya siswa tingkat satu di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP)

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

11 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

12 jam lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

13 jam lalu

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

Keluarga korban sempat mendapat perlakuan tidak enak dari pelaku yang seorang polisi berpangkat Bripda. Polres Bogor disebut telah olah TKP.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

1 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

1 hari lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

1 hari lalu

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

Adik tersangka pembunuhan wanita di kasus mayat dalam koper itu sempat melarikan diri usai membantu kakaknya.

Baca Selengkapnya